Dampak dan Biaya dari Kejahatan Lingkungan Naik 5-7 Persen Setiap Tahun
![Dampak dan Biaya dari Kejahatan Lingkungan Naik 5-7 Persen Setiap Tahun](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/03/4e79c24df2884947e809ef7fb94f8c70.jpg)
TINDAK kejahatan lingkungan diprediksi terus meningkat dengan tidak mengenal batas negara atau borderless. Ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam PPATK 3rd Legal Forum, Kamis (31/3).
Kejahatan lingkungan yang dimaksud seperti pembalakan liar atau illegal logging, illegal fishing dan pertambangan tanpa izin atau illegal mining.
"Yang cukup mengkhawatirkan dampak dan biaya dari kejahatan lingkungan ini setiap tahun naik 5-7%, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi," kata perempuan yang karib disapa Mbak Ani.
Kejahatan lingkungan yang terjadi, menurutnya, tidak hanya dilakukan oleh oknum di satu wilayah atau negara saja. Misalnya, aktivitas illegal loging dilakukan di negara A, lalu penadahnya atau orang yang menerima barang-barang curian itu berada di negara B dan di negara C dan terjadi pencucian uang.
"Kejahatan ini tidak ada batas negara atau borderless," kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Dia berujar, kegiatan yang merusak lingkungan itu menghasilkan uang dengan jumlah besar lewat money laundry atau pencucian uang yang dilakukan pengusaha atau oknum tidak bertanggung jawab.
Tentu hal tersebut menyebabkan kerugian bagi negara.
"Jadi sebuah kerugian negara tidak hanya dari sisi keuangan saja, tapi dari kerusakan lingkungan karena begitu besarnya kerusakan yang diakibatkan dari kejahatan lingkungan," sebutnya.
Baca juga: PPATK: Pajak Karbon Rawan Pencucian Uang dan Korupsi
Mbak Ani pun menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mengawasi kejahatan lingkungan ini, seperti forum kerja sama Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF).
FATF merupakan forum antarnegara yang menetapkan standar global rezim antipencucian uang dan pendanaan terorisme, serta hal-hal lain yang mengancam sistem keuangan internasional.
"FATF menyampaikan bahwa para pelaku kejahatan lingkungan mencuci hasil kejahatan mereka melalui sektor keuangan. Sektor keuangan itu bisa formal dan informal," pungkasnya.(OL-5)
Terkini Lainnya
Dukung Pembangunan Nasional, Bank Tanah Tata Pemanfaatan Lahan di Penajam Panser Utara
Kawasan Danau Toba Diterjang Bencana, Setop Eksploitasi Sumber Daya Alam
Brasil Berencana Perluas Lahan Pertanian sampai 60%
Mengenal Reboisasi, Pengertian, serta Tujuan dan Manfaat
Pertarungan Menyelamatkan Hutan Carpathian dengan Penebang Pohon
Polda Sumut Gerebek Aksi Penebangan Liar yang Buat Gundul 700 Hektare Hutan Mangrove
Pelaku Penguasaan Lahan dan Illegal Logging di Hutan Negara Pangandaran Ditangkap
KLHK Bongkar Jaringan Kayu Ilegal Berau-Surabaya
1 Orang Menjadi Tersangka Kasus Illegal Logging di Kalimantan Tengah
KLHK Tangkap Dua Pelaku Perambah Hutan Taman Nasional Tesso Nilo
Tangani Pembalakan Liar di Kalteng, Kombes Pol Kurniadi Raih Presisi Award
DPR Minta KLHK Tindak Tegas Pelanggaran di Kawasan Hutan Indonesia
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap