visitaaponce.com

Uni Eropa Teken Impor Gas dengan Mesir dan Israel

Uni Eropa Teken Impor Gas dengan Mesir dan Israel
Presiden Abdel Fattah al-Sisi (tengah) bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) di istana kepresidenan Mesir.(AFP/Kepresidenan Mesir.)

ISRAEL dan Mesir berencana meningkatkan ekspor gas ke Eropa di bawah perjanjian yang ditandatangani selama kunjungan Kairo, Rabu (15/6), oleh Presiden Komisi Eropa. Ini sebagai upaya blok itu untuk menghentikan diri dari ketergantungan terhadap gas Rusia.
 
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menjanjikan bantuan senilai 100 juta euro (US$104 juta) untuk ketahanan pangan di Mesir. Pasalnya, Mesir juga kewalahan karena kekurangan biji-bijian akibat perang Ukraina.

"Perang Rusia melawan Ukraina telah mengekspose ketergantungan Eropa pada bahan bakar fosil Rusia dan kami ingin menghilangkan ketergantungan ini," tutur von der Leyen mengatakan pada konferensi pers bersama dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. "Kami ingin melakukan diversifikasi ke pemasok yang dapat dipercaya. Mesir ialah mitra yang dapat dipercaya."

Dia telah bersumpah pada Selasa, selama kunjungan ke Israel, untuk menghadapi Rusia. Ini karena penggunaan bahan bakar fosil digunakan untuk Rusia dapat 'memeras' negara-negara Eropa.

Nota kesepahaman tentang ekspor gas antara Mesir, Israel, dan Uni Eropa ditandatangani di Forum Gas Mediterania Timur, kata kementerian perminyakan Mesir. Di bawah kesepakatan penting senilai US$15 miliar pada 2020, Israel telah mengekspor gas dari ladang lepas pantai ke Mesir. Gas tersebut dicairkan dan dikirim ke negara-negara Eropa.

Baca juga: Uni Eropa Mantap Impor Gas Israel akibat Perang Rusia-Ukraina

Namun peningkatan yang signifikan dalam ekspor gas dari Israel melalui Mesir akan membutuhkan investasi infrastruktur jangka panjang yang besar. Von der Leyen juga mengatakan Mesir memiliki tenaga matahari dan angin sebagai energi masa depan yang berlimpah. 

Ketahanan pangan 

Von der Leyen menjanjikan bantuan segera sebesar 100 juta euro untuk mendukung ketahanan pangan di Mesir. Negara berpenduduk terbesar di dunia Arab ini mengandalkan Rusia dan Ukraina untuk lebih dari 80% gandumnya.

"Sangat penting bahwa di sini kita berdiri bersama secara global untuk mengelola krisis ketahanan pangan. Kita menemukan solusi adil untuk semua orang bahwa kita melihat distribusi biji-bijian, misalnya, di seluruh dunia, dan bahwa kita benar-benar memiliki penekanan pada negara-negara yang rentan," kata von der Leyen.

Dia juga menjanjikan tiga miliar euro dalam program pertanian dan nutrisi, air, dan sanitasi selama tahun-tahun berikutnya di wilayah ini. "Uni Eropa sangat tertarik untuk berinvestasi dalam produksi pangan lokal," katanya.

"Sangat penting bagi kita agar di daerah produksi pangan ditingkatkan dan ditingkatkan, sehingga ketergantungan dari daerah lain berkurang," katanya. "Seiring waktu, ini akan memastikan pasokan makanan berkualitas dan terjangkau yang stabil untuk semua. Mesir akan menjadi jantung dari perubahan besar ini."

Sisi mengatakan kunjungan resmi pertama von der Leyen dibangun di atas momentum intens baru-baru ini dari hubungan Mesir dengan UE. Selama kunjungannya ke Israel, von der Leyen menuduh Moskow sengaja memotong pasokan gas ke negara-negara Eropa sebagai pembalasan atas dukungan pihaknya ke Ukraina. 

"Ini langkah maju yang besar dalam pasokan energi ke Eropa, tetapi juga bagi Mesir untuk menjadi pusat energi regional," katanya di Kairo. Mesir akan menjadi tuan rumah konferensi iklim COP27 PBB di Sharm el-Sheikh pada November.

Pada Rabu, von der Leyen melakukan perjalanan ke Yordania. Dia bertemu dengan Raja Abdullah II dan menyebut Yordania mitra penting bagi UE dalam komentarnya di Twitter. "Anda memiliki peran penting untuk dimainkan dalam stabilitas dan kemakmuran kawasan ini," katanya. (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat