visitaaponce.com

Bulog Sulit Serap Gabah Petani, HPP jadi Kambing Hitam

Bulog Sulit Serap Gabah Petani, HPP jadi Kambing Hitam
Petani Aceh sedang memanen padi di sawah.(MI/Amiruddin A.R)

PERUM BULOG mengaku kesulitan menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani karena terbentur peraturan harga pembelian pemerintah (HPP).

Saat ini, HPP untuk GKP ditetapkan sebesar Rp4.450 per kilogram. Namun, pada kenyataannya, harga komoditas tersebut sudah di atas itu. Akhirnya, Bulog tidak bisa menyerap karena petani lebih memilih menjual gabah mereka kepada swasta dengan harga lebih tinggi.

"Itu soal peraturan saja. Kita membeli kan ada batasan harganya. Itu belum berubah. Pak Menko Ekonomi yang menetukan," dalih Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/10).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun mengamini pernyataan Budi Waseso. Ia mengakui harga GKP di tingkat petani saat ini sedang tinggi. Namun, menurutnya hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah karena itu adalah berkah bagi para pelaku usaha tani.

"Selama ini harga gabah cukup bagus. Saya harus berpihak pada petani saya dong. Harga bagus kan kita harus biarkan," ujar Syahrul.

Berbeda halnya jika harga GKP sedang turun. Dalam kondisi itu, Bulog sebisa mungkin harus menyerap secara cepat demi menghindarkan para petani dari kerugian.

"Kalau harga sedang turun, baru respons harus dilakukan," tuturnya.

Kendati demikian, pemerintah tetap akan mengupayakan agar Bulog bisa membeli GKP petani. Syahrul akan mengidentifikasi daerah-daerah yang masih memiliki stok tinggi untuk kemudian diserap perseroan.

"Satu minggu ini saya mulai stok opname, tentukan di mana yang masih banyak, nanti Bulog akan datang," tandasnya. (OL-13)

Baca Juga: Mentan Tegaskan Pasokan Beras Aman Sepanjang 2022

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat