visitaaponce.com

Bagas Adhadirgha HIPMI Siapkan SDM Mumpuni Hadapi Persaingan Global

Bagas Adhadirgha: HIPMI Siapkan SDM Mumpuni Hadapi Persaingan Global 
Tiga calon ketua umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI periode 2022-2025 bertemu dalam sesi debat di Labuan Bajo, NTT.(Ist)

MENJELANG Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke XVII yang akan digelar pada bulan Desember 2022 mendatang, tiga calon yang masuk dalam bursa ketua umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI periode 2022-2025 saling beradu argumentasi .

Tiga calon ketua umum BPP HIPMI mengutarakan visi dan misi dalam acara debat putaran pertama Caketum HIPMI, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini. 

Tiga calon ketua umum BPP HIPMI ini yakni Bagas Adhadirgha yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari sebagai Wakil Ketua Umum BPP HIPMI, dan Anggawira sebagai Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI.

Mengangkat tema "Peran HIPMI mendorong Konektivitas Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata Indonesia", debat dibuka secara bersama oleh Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef Adrianus Nae Soi, pendiri HIPMI Abdul Latief, dan mantan Ketua Umum HIPMI periode 2011-2014, Raja Sapta Oktohari. 

Baca juga: HIPMI Jaya Dorong Pengusaha Muda Ambil Peran dalam Pemulihan Ekonomi 

Kegiatan ini turut dihadiri oleh seluruh jajaran Badan Pengurus Daerah (BPD) dan Badan Pengurus Cabang (BPC) dari seluruh Indonesia. Debat juga menghadirkan beberapa panelis antara lain Drs. Josef Adrianus Nae Soi (Wakil Gubernur NTT), Christofel Liyanto, Prof. DR. I Nengah Dasi Astawa, M.Si Dan Fajar Utomo (staff ahli Kemenparekraf).

Dalam debat terbuka ini, ketiga calon ketua umum ini saling memberikan ide, gagasan dan program terbaik. Calon ketua umum nomor 1, Akbar Himawan Buchari dalam visi dan misinya menyampaikan dalam mendukung program dan kebijakan strategis pemerintah,.

Menurut Akbar, HIPMI memiliki peran penting sebagai salah satu pilar penggerak roda ekonomi dengan menghadirkan kader kader pengusaha muda yang saling terintegrasi satu sama lain dalam bidang transportasi, logistik dan pariwisata.

Akbar menawarkan sebuah program bank data yang dapat mengintegrasikan setiap potensi potensi pengusaha lokal didaerah agar dapat berkolaborasi menghasilkan sebuah peluang bisnis bersama demi kemajuan bersama.

"Kita ke depan tahu untuk suatu ekosistem ekonomi, investasi bisa masuk harus dibutuhkan SDM-SDM unggul. Untuk itu HIPMI sebagai organisasi kader hadir untuk turut serta bersama pemerintah untuk bisa mencetak SDM-SDM yang handal untuk melahirkan industri - industri yang baru," paparnya dalam keterangan pers, Minggu (6/11).

 "Untuk melahirkan UMKM baru sehinggah bisa bermanfaat bagi pembangunan ekonomi nasional. Kedepan kita membuat sebuah program integrasi bisnis yang kuat dengan penguatan kader yang terdata lewat database kita," jelas Akbart.

"Ini yang akan kita lakukan, semua kader - kader HIPMI di setiap level. HIPMI hadir harus bisa membawa tumbuh kembang kader HIPMI kedepan sehinggah bersama melahirkan SDM - SDM yang handal kedepan" ucapnya.

SDM dan Persaingan Global

Sementara Caketum nomor urut 2, Bagas Adhadirga lebih memprioritaskan penyiapan SDM yang mumpuni dalam menghadapi era persaingan global yang semakin ketat dimasa mendatang.

Bagas optimistis bahwa menuju Indonesia Emas di tahun 2040, HIPMI mampu menghasilkan 1 juta pengusaha di masa mendatang.

Kehadiran pengusaha pengusaha muda ini diyakini menjadi solusi dalam menghadapi persaingan global yang akan semakin kompetitif di masa mendatang.

Bagas menyebutkan 64 persen  jumlah penduduk Indonesia di tahun 2030 akan didominasi oleh usia - usia produktif, tentunya dibutuhkan penyiapan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berjiwa entrepreneurship. 

Saat ini, Indonesia hanya memiliki 3,4% jumlah pengusaha, masih tertinggal jauh dari negara negara maju yang telah memiliki jumlah pengusaha lebih dari 10% dari total jumlah penduduk.

Untuk bisa sejajar dengan negara negara berkembang, pertumbuhan jumlah pengusaha di Indonesia jelasnya haruslah mencapai angka ideal diatas 10% sehingga Indonesia mampu terhindar dari salah satu penyebab terjadinya Bencana Demografi, yakni tingginya angka pengangguran.

"Di tahun 2030, jumlah penduduk Indonesia ini 64% adalah usia produktif. Yang terjadi kalau jumlah pengusahanya sedikit akan menimbulkan bencana demografi," jelasnya.

"Gampang aja karena pengusahanya nggak banyak, otomatis lapangan kerjanya berkurang, jadi kalau kita bisa lebih dari sepuluh persen pengusaha Indonesia ini akan bikin Indonesia negara maju di tahun 2045," ujar Bagas.

Dalam visi dan misinya, Bagas memusatkan perhatiannya kepada sejumlah langkah konkrit dengan mendorong lahirnya pengusaha pengusaha muda yang berdaya saing yang selaras dengan salah satu peran HIPMI dalam menjaga dan mendorong konektivitas dan pengembangan pariwisata di Indonesia.

Bagas menyampaikan untuk menekan tingginya angka pengangguran, kementrian Investasi telah melahirkan sebuah program dimana setiap investasi yang masuk kedalam suatu daerah haruslah melibatkan minimal 15% pengusaha lokal, termasuk para pelaku UMKM.

Namun dengan kondisi masih minimnya ketersediaan SDM yang unggul, HIPMI harus mampu menjadi inkubator bagi para pengusaha lokal di daerah daerah agar terjadi peningkatan kualitas dan kapasitas yang unggul melalui berbagai edukasi dan pendampingan. 

Bagas pun menawarkan program 5 C jika kelak terpilih menjadi Ketua Umum HIPMI periode 2022-2025. Program 5 C yakni colaborate, coaching, connect, capital, dan conversion.

Melalui program-program ini, Bagas meyakini para pengusaha lokal 

"industri industri pariwisata membutuhkan SDM yang sudah mengerti tata kelola mengenai hospitality dan ini pun ada sekolahnya, hospitality jadi tidak serta merta orang yang  buka industri pariwisata langsung bisa masuk dan posisi HIPMI adalah posisi yang pro dengan industri lokal dimana kita harus mengafirmasi kebijakan mengenai melibatkan pengusaha lokal minimal 15%," terangnya.

"Dan peran HIPMI adalah sebagai inkubator pengusaha lokal sehinggah saat investasi masuk ke suatu daerah dan sudah melakukan screening SDM - SDM lokal yang berkualitas, dan apabila sudah bisa dikerjasamakan maka langsung di utilisasi, apabila belum maka HIPMI mempunyai suatu program yang namanya Coaching" sambungnya.

Sementara itu, Caketum nomor urut tiga, Anggawira menyebutkan berbicara pariwisata di Indonesia, HIPMI memiliki peran yang strategis yang berfungsi sebagai penyambung kebijakan pemerintah dengan ketersediaan SDM-SDM lokal yang mampu memanfaatkan berbagai program pemerintah dengan efektif dan efisien.

Menurut Angga, tantangan yang tengah dihadapi industri pariwisata di Indonesia adalah keterbatasan SDM SDM yang menjadi subjek dari pariwisata itu sendiri.

Hal ini menjadi sangat penting mengingat pariwisata tidak hanya berbicara soal obyek wisata namun jauh lebih penting adalah kehadiran subyek pariwisata yang mampu mengelola Destinasi wisata di Indonesia dengan baik sehinggah mampu berdampak bagi masyarkat.

"Dan kita ketahui bersama kita punya potensi objek pariwisata yang luar biasa tapi tantangan utamanya itu di sumber daya manusia dan peran HIPMI itu adalah bgmna bisa meningkatkan SDM disektor pariwisata tersebut," tuturnya. (RO/OL-09)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat