visitaaponce.com

Produktivitas Pertanian Terjaga

Produktivitas Pertanian Terjaga
Area persawahan yang menjadi pendukung produksi beras dari dalam negeri.(Dok.Kementan)

BADAN Pusat Statistik (BPS) menegaskan secara matematis produksi beras dari dalam negeri untuk tahun ini mencukupi, bahkan surplus. Hal itu disampaikan Kepala BPS Margo Yuwono saat rapat de­ngar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/12) lalu.

“Konsumsi beras nasional setiap bulannya stabil di angka 2,5 juta ton sepanjang tahun sehingga produksi beras nasional masih surplus 1,7 juta ton setiap tahunnya,” ungkap Margo.

Hal itu terlihat dari produksi padi nasional yang memiliki pola tanam dan pola panen relatif sama dari tahun ke tahun.

Baca juga : Stok Beras April 10,15 Juta Ton, IRRI-Akademisi Apresiasi Survei Kementan-BPS

Menurut dia, produksi beras mencapai puncaknya sebesar 4,5 juta-5,5 juta ton per bulan pada Maret-April serta mencapai produksi terendah 1 juta ton pada Desember dan Januari setiap tahunnya.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menambahkan secara terperinci berdasarkan data faktual dari pengamatan 6.000 petugas BPS di 229 ribu lebih titik di seluruh Indonesia per Oktober 2022, luas panen beras mencapai 790 ribu hektare (ha).

“Dari angka tersebut, diperkirakan bakal memproduksi 4,21 juta ton gabah kering gi­ling. Dari 4,21 juta ton tersebut, kalau dikonversikan akan menjadi beras 2,43 juta ton,” terang dia kepada Media Indonesia, Sabtu (10/12).

Baca juga : BPS : KSA Metode Terbaik Dimiliki Indonesia untuk Hitung Produksi Beras

Secara total, selama 2022 atau dari Januari-Desember 2022, luas panen beras diperkirakan mencapai 10,53 juta ha. Dari luas panen tersebut, produksi gabah kering giling akan mencapai 55,36 juta ton dan ketika dikonversikan menjadi beras akan setara dengan 31,90 juta ton beras.

“Dari sini, apabila dilihat berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022, kami perkirakan kalau seandainya konsumsi beras di Indonesia 30,20 juta ton, lalu kita kurangi 31,90 juta ton (produksi beras), maka akan surplus beras 1,70 juta ton selama Januari-Desember 2022,” tuturnya.

Meski surplus, Habibullah menambahkan permasalahan yang terjadi dari sisi surplus produksi beras ialah tidak semua daerah di Indonesia yang mengalaminya. Artinya, surplus beras hanya terjadi pada beberapa wilayah Indonesia.

Baca juga : Stok Padi Capai 1,5 Juta Ton, BPTP Pastikan Wilayah Jawa Barat Aman

“Persoalannya sekarang persebaran berasnya saja yang berada hanya di beberapa lokasi, seperti di Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, Aceh, dan Nusa Tenggara Barat,” jelas dia.

Dia juga melanjutkan surplus beras tahun ini hanya terjadi pada Maret, April, dan Juni 2022. “Januari-Februari kita defisit. Maret, April, dan Juni ini surplus lantaran memasuki masa panen. Ketika September-November, kita juga negatif karena tidak memasuki masa panen,” tuturnya.

Meski surplus hanya terjadi di tiga bulan itu, Habibullah memastikan surplus beras tersebut dapat dipastikan terjadi secara matematis atau berdasarkan perhitungan BPS.

Baca juga : Stok Beras Hingga Akhir Tahun 2022 Melimpah, Siapa Bilang Menipis?

Stok beras aman

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan saat ini pihaknya dengan beberapa daerah melakukan panen raya, salah satunya di kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, membuat stok beras aman sehingga tidak perlu impor.

“Semua sudah panen, semua sudah kelebihan stok (beras), terus pertanyaannya impor untuk apa?” katanya di sela melakukan panen raya padi sawah seluas 4.000 hektare di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Ladongi, Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, November lalu.

Baca juga : Kementan Pastikan Produksi Beras Naik, Stok Beras Aman Hingga 2022

Mentan menyampaikan saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah mempunyai stok pangan cukup. Dengan kondisi tersebut, Indonesia tidak perlu impor beras.

“Oleh karena itu, kalau tadi pertanyaannya masih perlukah impor? Saya kira kita enggak, gilalah untuk mengatakan masih perlu impor, sementara panen rakyat, siapa nanti yang beli,” ujar dia.

Ia menerangkan kondisi stok beras yang aman dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meski begitu, ia meng­ajak agar dalam membeli beras petani tidak dipersoalkan jika harganya lumayan mahal.

Baca juga : Stok Beras dan Jagung Melimpah, Bulog: Ketahanan Pangan Aman

“Dan kalau memang buatan dari Indonesia dari rakyat Indonesia, mungkin agak lebih mahal dikit enggak papa juga, itu kata Presiden. Membantu rakyatlah, kira-kira begitu,” ujar Mentan.

Dia menyampaikan saat ini lumbung beras di Indonesia juga bertambah dari sembilan provinsi kini menjadi 15 provinsi. Mentan juga menyebut Sulawesi Tenggara akan menjadi bagian dari lumbung pangan di kawasan timur Indonesia.

Di sisi lain, lanjut Mentan, saat ini daerah sortir atau daerah merah sudah tidak banyak lagi karena hanya ada beberapa daerah di Papua dan Riau. Itu lantaran di Provinsi Riau lebih banyak mengembangkan tanaman sawit dan karet.

“Nah, sekarang daerah sortir kita seperti itu. Daerah kuning­ itu sudah bisa swasembada, tetapi belum berkontribusi, kira-kira ada 10 sampai 11 daerah. Artinya, dia sendiri sudah bisa, tapi belum kontribusi pada surplus kita. Tetapi daerah surplus kita sudah di atas 15 (provinsi), sekarang dari 34 daerah (provinsi),” ungkap Syahrul. (Ant/S3-25)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat