visitaaponce.com

Ekonom Puji Kinerja Cemerlang Bahlil Cetak Investasi Tembus Rekor Rp1.207 Triliun

Ekonom Puji Kinerja Cemerlang Bahlil Cetak Investasi Tembus Rekor Rp1.207 Triliun
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia(ANTARA/Fikri Yusuf)

WAKIL Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memuji kinerja cemerlang Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, meski di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak mudah, namun berhasil mencapai target investasi jumbo.

Menurut data Kementerian Investasi, realisasi investasi triwulan IV dan Januari-Desember 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun, secara year on year (yoy) tumbuh 34%. Angka itu dinilai sebuah prestasi bersejarah. 

“Iya, target investasi terlampaui di tengah ekonomi global yang masih terancam resesi. Ini menggambarkan kinerja pemerintah dalam menarik minat investor membuahkan hasil sesuai target,” ujar Eko, Sabtu (28/1).

Baca juga: Pengamat: Perlu Langkah Konkret Buat Pelaku Usaha Tidak Khawatir

Secara keseluruhan, total penyerapan tenaga kerja dari investasi tersebut mencapai 1.305.001 orang.

Eko mendorong dengan jumlah investasi yang fantastis tersebut dapat menyerap tenaga kerja lebih besar lagi ke depan, dari padat modal dapat bergeser ke padat karya.

“Dengan penyerapan tenaga kerja tersebut, sebenarnya masih kurang ideal. Ini karena kalau di komparasi dengan capaian pertumbuhan ekonomi maka 1% pertumbuhan ekonomi hanya mampu menyerap 260 ribu tenaga kerja, padahal idealnya bisa mencapai 400 ribu tenaga kerja,” ulasnya.

Sebelumnya, Bahlil mengatakan, pada awalnya, banyak yang pesimistis dengan target yang diminta Presiden Jokowi. Namun, berdasarkan realisasi investasi triwulan IV dan Januari-Desember 2022, target investasi akhirnya bisa dicapai, bahkan pertumbuhannya jadi yang terbesar sepanjang sejarah.

"Alhamdulillah kita mampu realisasi Rp1.207,2 triliun, secara year on year (yoy) tumbuh 34%. Ini pertumbuhan investasi terbesar sepanjang republik ini ada," kata Bahlil.

Bahlil, yang juga mantan Ketua Umum HIPMI, mengatakan realisasi investasi terus mengalami pertumbuhan, pada kuartal keempat 2022 meningkat sebesar 2,3% dan secara year on year tumbuh sebesar 30,3%.

“Selama kuartal ke-4, Alhamdulillah, kita mampu mencatat pertumbuhan investasi sebesar Rp314,8 triliun secara Q and Q (Quarter and Quarter) antara perbandingan kuartal ketiga dan kuartal ke-4 itu tumbuh 2,3%,” ucapnya.

“Tapi, secara year on year, itu tumbuh sekitar 30,3%, jadi bayangkan pertumbuhan investasi kita itu sebesar 30,3% dikaitkan dengan tahun kemarin (2021),” imbuhnya.

Masih pada kuartal keempat, Bahlil menyebutkan penyerapan tenaga kerja dari investasi tersebut mencapai 339.870 tenaga kerja.

“Penyerapan tenaga kerja yang kita lakukan pada kuartal keempat itu adalah sebesar 339.879 orang, ini di luar UMKM, di luar hulu migas dan di luar sektor keuangan,” beber Bahlil.

Selain itu, Bahlil menuturkan Penanaman Modal Asing (PMA) sebagai salah penunjang pertumbuhan ekonomi nasional termasuk yang tertinggi yakni mencapai 55,6% atau Rp175,2 triliun, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 44,4% atau  Rp139,6 Triliun. 

“PMA kita, FDI kita 55,6% ini tumbuhnya cukup besar sekali ini salah satu negara yang pertumbuhan PMA-nya tertinggi, di mana Q and Q yaitu tumbuh 3,7% tetapi secara dibandingkan dengan 2021 itu sebesar 43,3% ini adalah program kerja kita semua yang tidak main-main,” jelasnya.

Bahlil bersyukur kondisi politik dalam negeri cukup stabil dan kondusif sehingga investor yang masuk merasa aman. 

“Karena saya bersyukur kepada rakyat Indonesia juga bisa menjaga stabilitas opini politik yang tidak terlalu berlebihan sehingga investasi kita bagus,” tuturnya.

Diketahui, Singapura menjadi negara dengan total investasi terbanyak, yaitu US$13,3 miliar, Tiongkok sebesar US$8,2 miliar, Hong Kong US$5,5 miliar, Jepang US$3,6 miliar, dan Malaysia US$3,3 miliar.

Sementara investasi di luar Jawa adalah Rp636,3 triliun atau 52,7%, sedangkan di Jawa adalah Rp570,9 triliun atau 47,3%. (RO/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat