visitaaponce.com

ESDM Gas Bumi Jadi Modal Menuju Energi Terbarukan

ESDM: Gas Bumi Jadi Modal Menuju Energi Terbarukan
Ilustrasi petugas memeriksa saluran pipa gas.(Antara)

KEMENTERIAN Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa gas bumi menjadi modal penting dalam suksesnya percepatan transisi energi nasional.

Faktor ini disebabkan oleh sifat dari gas yang memiliki operasional yang dianggap mudah dan memiliki emisi yang jauh lebih rendah dari energi fosil.

"Dalam transisi energi, gas bumi menjadi modal untuk tinggal landas menuju energi terbarukan," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangannya, Rabu (22/2).

Baca juga: PLN-Malaysia Jajaki Kerja Sama Pengembangan EBT

Berdasarkan data Kementerian ESDM pada Agustus 2022, potensi gas bumi Indonesia cukup menjanjikan, dengan cadangan sebesar 41,62 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF). 

Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia juga diperkirakan mengalami surplus gas hingga 1.715 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd). Kementerian ESDM memilih gas agar lebih dominan, sebagai modal menuju energi terbarukan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi atau dikenal Lemigas, menegaskan bahwa studi pengembangan komoditas gas mutlak terus dilakukan.

Kepala Lemigas Ariana Soemanto menyebut pihaknya banyak melakukan kajian dan pengujian di lapangan migas maupun laboratorium, terkait dengan teknologi pemanfaatan gas. "Hal ini guna mempercepat transisi energi nasional," tutur Ariana.

Baca juga: Sumber Daya Berlimbah, PGE jadi Motor Pemanfaatan Geotermal

Adapun kegiatan pengujian dan studi bertujuan meningkatkan produksi gas dari lapangan migas. Hal itu ditempuh dengan merancang infrastruktur fasilitas produksi gas dan pemanfaatan gas untuk berbagai sektor, baik sektor rumah tangga, industri, transportasi maupun komersial.

Kegiatan tersebut, lanjut Ariana, dimaksudkan untuk memberikan solusi kepada pemerintah dan sektor industri migas terkait dengan evaluasi mutu dari gas di hulu dan hilir migas.

"Ini termasuk melakukan reduksi emisi dengan pemanfaatan gas suar, penyelidikan kegagalan fasilitas produksi migas karena korosi serta pencegahannya dengan pengujian material," imbuhnya.(OL-11)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat