visitaaponce.com

Rekomendasi untuk Investor saat Ekonomi Global Diperkirakan Melambat

Rekomendasi untuk Investor saat Ekonomi Global Diperkirakan Melambat
Ajang tahunan World of Wealth (WOW) yang ke-19 digelar Standard Chartered, Selasa (8/3). (Dokumentasi pribadi.)

PERTUMBUHAN perekonomian global diperkirakan melambat. Karenanya, Standard Chartered pada tahun ini akan menerapkan dan merekomendasikan kepada para investor untuk membangun fondasi yang aman atau SAFE. Apa itu SAFE?

Head of Wealth Management, Standard Chartered Indonesia, Meru Arumdalu, menjelaskan fondasi pertama ialah secure your yield (amankan imbal hasil Anda) yaitu tingkat imbal hasil saat ini menjadi salah satu peluang besar di 2023. "Fokus harus ditujukan pada obligasi overweight, seperti obligasi pemerintah dan/atau korporasi yang berkualitas, dibandingkan dengan ekuitas dan uang tunai," ujar Meru dalam ajang tahunan World of Wealth (WOW) yang ke-19 digelar Standard Chartered, Selasa (8/3). 

Kedua, allocate to long-term value (mengalokasikan investasi kepada nilai jangka panjang). Ini fokus pada tingkat imbal hasil harus diimbangi dengan eksposur ke nilai jangka panjang yang terlihat di pasar ekuitas dan obligasi Asia (di luar Jepang). Di kawasan Asia di luar Jepang, investasi bisa ditujukan pada ekuitas Tiongkok yang overweight mengingat valuasinya yang murah serta katalis positif. Kelas aset menarik lain ialah obligasi Asia USD.

Baca juga: IHSG Pagi Ini Dibuka Melemah

Ketiga, fortify against further surprises (antisipasi kejutan lebih lanjut). Ada kemungkinan resesi di Amerika Serikat berarti investor harus siap menghadapi kejutan yang tidak menguntungkan dan obligasi pemerintah berkualitas tinggi dapat menjadi salah satu mitigasi tersebut. Asuransi, uang tunai, dan emas juga merupakan penjaga portofolio utama.

Keempat, expand beyond the traditional (keluar dari pendekatan tradisional). Dengan asumsi bahwa kenaikan yang tidak normal dalam korelasi antara obligasi dan saham tidak akan bertahan hingga akhir 2023, permintaan untuk aset yang relatif tidak berkorelasi kemungkinan besar akan terus berlanjut. Strategi alternatif, seperti strategi alternatif likuid dan kelas aset privat, dapat membantu.

Baca juga: Jokowi Izinkan Orang Asing dengan Jabatan Tertentu Kerja di IKN Selama 10 Tahun

Konsumsi dan investasi

Pada acara yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kolaborasi dan sinergi semua pihak sangat penting dalam menghadapi berbagai risiko dan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% di 2023. Ini terutama karena pemerintah melihat masih ada ruang untuk mendorong konsumsi dan investasi yang bersumber dari tabungan rumah tangga (menengah atas) dan korporasi yang meningkat signifikan di masa pandemi tetapi belum dioptimalkan kembali untuk ekspansi dan belanja pascapenghentian PPKM saat ini. 

"Target investasi penanaman modal untuk mencapai target Rp1400 triliun di 2023 dan Rp1650 triliun di 2024," jelas Airlangga. Dalam jangka menengah panjang, lanjut Airlangga, pemerintah akan terus mendorong kebijakan ekonomi transformatif. Kebijakan tersebut di antaranya hilirisasi SDA, transisi energi, pengembangan SDM, dan pembangunan infrastruktur, termasuk Ibu Kota Negara (IKN).

Baca juga: Dolar Melonjak Usai Powell Isyaratkan Suku Bunga Lebih Tinggi

World of Wealth 2023 dipersembahkan untuk para nasabah Priority & Priority Private Standard Chartered guna memberikan rujukan dan informasi terkini untuk memperluas wawasan nasabah dalam membuat keputusan investasi, pengelolaan kekayaan, dan arahan kebijakan perusahaan milik para nasabah. Pentingnya kesadaran masyarakat dalam melakukan investasi pada aspek berkelanjutan menjadi salah satu faktor pemilihan tema Accelerating to Blue and Green. 

Apabila sudah banyak masyarakat yang kini lebih peka terhadap pentingnya green economy, Standard Chartered juga bermaksud untuk lebih memperkenalkan aspek blue economy, yang khususnya sangat berpotensial di Indonesia dengan 65% total luas negara berupa lautan. Manfaat dari pengembangan blue economy ialah kelestarian keanekaragaman hayati laut dan ekosistem laut dan pesisir, serta mata pencaharian yang berkelanjutan, terutama bagi masyarakat pesisir.

Lebih lanjut, para nasabah juga mendapatkan pandangan berharga dari ekonom Standard Chartered, analis politik independen kenamaan, serta perwakilan berbagai manajer investasi terkemuka dan para pelaku bisnis ternama. Mereka berbagi pandangan terkait proyeksi perkembangan di bidang ekonomi dan politik, tren perkembangan green and blue investment, serta peluang-peluang bisnis dan investasi yang menarik di tahun ini. Head of Consumer Private and Business Banking Standard Chartered Indonesia, Jeffrey Tan, mengatakan melalui ajang ini, pihaknya berharap untuk menyampaikan infomasi seputar tren pasar dan bisnis terkini yang akan membantu para klien kami melewati masa-masa yang tidak pasti. 

Selain pembahasan mengenai ekonomi biru dan hijau, salah satu topik pembahasan dalam acara kali ini ialah mengenai legacy planning sebagai bagian dari kegiatan investasi. Merujuk pada laporan Wealth Expectancy Report 2022, sebanyak 65% investor lebih aktif mengelola kekayaan mereka dan mengubah strategi investasi mereka, mengingat tantangan ekonomi saat ini. Laporan ini merupakan hasil survei terhadap lebih dari 14,000 responden (termasuk sekitar 1.500 investor dari Indonesia) di 14 pasar pertumbuhan di seluruh Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Di Indonesia, sebanyak 93% dari responden mengaku telah menetapkan tujuan investasi baru selama 18 bulan terakhir, dan hanya 7% mengatakan bahwa mereka belum melakukan hal tersebut.

Laporan Wealth Expectancy Report ini juga kembali menitikberatkan pentingnya investasi pada aspek berkelanjutan (sustainable investment). Sekitar setengah dari investor yang disurvei memegang beberapa bentuk investasi ESG dengan 52% mengharapkan untuk meningkatkan investasi berkelanjutan mereka di 2023. Semakin jelas bahwa orang ingin memberikan dampak pada isu-isu berkelanjutan yang paling penting bagi mereka. Di Indonesia, angka ini bahkan lebih tinggi mencapai 61% dari orang yang disurvei berharap untuk berinvestasi lebih banyak lagi dalam aspek ESG pada 2023. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat