visitaaponce.com

Waduh, Kepanikan Pasar Keuangan Amerika Gerus Harga Minyak Dunia

Waduh, Kepanikan Pasar Keuangan Amerika Gerus Harga Minyak Dunia
Ilustrasi penurunan harga minyak(Dok. Ant)

HARGA minyak Selasa (14/3) pagi, terpantau melemah dibebani oleh sentimen dari kepanikan di pasar keuangan AS. Meski demikian, kelanjutan kesepakatan ekspor via Laut Hitam serta rencana kunjungan Tiongkok ke Rusia menahan penurunan harga lebih lanjut.

"Kepanikan pasar yang terlihat dari aksi jual aset di AS pada akhir pekan kemarin pasca penutupan tiba-tiba Silicon Valley Bank (SVB) pada Jumat (10/3), yang memicu kekhawatiran akan mendorong terjadinya krisis keuangan baru di AS, terlebih dengan kondisi pasar keuangan AS saat ini dimana Fed telah meningkatkan suku bunga dengan tajam selama setahun terakhir," kata Analis ICDX, Girta Yoga, Selasa (14/3).

Otoritas keuangan AS berusaha mengembalikan kepercayaan investor pada sistem perbankan dengan menyatakan bahwa para nasabah SVB dapat mengakses kembali rekening mereka pada hari Senin (13/3) waktu setempat.

Baca juga : Harga Minyak terjerembab Imbas Keruntuhan SVB

Otoritas keuangan AS juga menyiapkan fasilitas baru untuk memberikan bank akses ke dana darurat, serta kemudahan bagi bank untuk melakukan peminjaman darurat dari Bank Sentral AS The Fed.

Turut membebani pergerakan harga lebih lanjut, perusahaan minyak milik negara Venezuela PDVSA dilaporkan telah memuat minyak mentah dan bahan bakar masing-masing sebesar 1,13 juta barel dan 400 ribu barel untuk dikirimkan ke Kuba menggunakan supertanker berbendera Panama Nolan, ungkap data dari dokumen pengiriman internal PDVSA pada hari Senin (13/3).

Baca juga: Biden Sebut Sistem Perbankan AS Aman Usai Penutupan Silicon Valley Bank

Nolan, dimiliki oleh Thomarose Global Ventures Ltd yang berbasis di Nigeria, dan dimasukkan dalam daftar hitam AS pada November lalu oleh Departemen Keuangan AS dengan tuduhan menjadi bagian dari jaringan penyelundupan minyak internasional yang memfasilitasi perdagangan minyak untuk Hizbullah dan Pasukan Quds Iran.

"Berita tersebut memicu potensi AS menerapkan sanksi lebih lanjut terhadap Venezuela, terutama yang menargetkan sektor perminyakan negara tersebut," kata Girta.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US $76 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level US $72 per barel.

Potensi Krisis Ekonomi

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga minyak merayap lebih rendah pada hari Selasa (14/3) dan mengalami kerugian besar dari sesi sebelumnya karena gejolak di sektor perbankan AS telah meningkatkan kekhawatiran atas potensi krisis ekonomi, dengan fokus sekarang beralih ke lebih banyak isyarat dari data inflasi AS yang akan dirilis hari ini, waktu setempat.

Harga minyak mentah anjlok antara US$2 hingga US $3 pada hari Senin karena pasar khawatir dampak dari jatuhnya Silicon Valley Bank ke ekonomi yang lebih luas, bahkan ketika pemerintah AS melakukan intervensi di sektor tersebut untuk membatasi potensi kejatuhan.

"Tetapi keruntuhan tersebut menyoroti keretakan ekonomi yang berkembang yang disebabkan oleh suku bunga yang tinggi, dan meningkatkan kekhawatiran atas bank lain yang menghadapi skenario serupa. Ini menambah kekhawatiran bahwa potensi resesi dapat sangat mengurangi permintaan minyak tahun ini," kata Ibrahim.

Pasar minyak mentah melihat peningkatan volatilitas karena pasar mempertimbangkan potensi krisis ekonomi terhadap prospek Federal Reserve yang melunakkan retorika hawkish untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Fokus sekarang tepat pada data indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Februari, yang akan dirilis hari ini. Tanda-tanda bahwa inflasi tetap kaku sepanjang bulan memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga, meskipun masih belum jelas bagaimana bank sentral akan memperketat kebijakan lebih lanjut dalam menghadapi lebih banyak kelemahan ekonomi.

"Sebagian pasar mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga," kata Ibrahim. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat