visitaaponce.com

Produksi Alkes Dalam Negeri Kian Berkembang danJangkau Pasar Mancanegara

Produksi Alkes Dalam Negeri Kian Berkembang dan Jangkau Pasar Mancanegara
Acara peresmian Kantor Sekretariat Gakeslab Indonesia Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Jumat (5/5).(Ist)

UPAYA mewujudkan kemandirian melalui produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri semakin menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Selain dipakai untuk memenuhi kebutuhan di seluruh Indonesia, sejumlah alkes buatan anak bangsa juga diekspor ke sejumlah negara.

“Kami berkomitmen mewujudkan permintaan Pemerintah, terutama transformasi dari yang tadinya sebagai importir, sekarang bisa membuat alkes sendiri. Upaya ini sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu," Wakil Ketua Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Indonesia, Ary Gunawan Murtomo dalam keterangan pers, Minggu (7/5)..

Pernyataan tersebut disampaikan ,Ary Gunawan pada peresmian Kantor Sekretariat Gakeslab Indonesia Provinsi DKI Jakarta, baru-baru ini.

Baca juga: Angin Segar bagi Bisnis Alat Kesehatan

"Setidaknya, sekitar 35% produk yang tadi kita impor, sudah kita produksi di dalam negeri. Bahkan beberapa di antaranya juga diekspor, seperti tempat tidur pasien rumah sakit dan stetoskop,” jelas Ary.

Gakelslab adalah perkumpulan perusahaan alkes dan laboratorium yang terdiri dari perusahaan distribusi, produsen alat kesehatan dalam negeri, jasa konsultasi & pelatihan, serta perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan.

Bisa Ubah Mind Set dari Importir Jadi Produsen

Menurut Ary, upaya transformasi mewujudkan kemandirian alkes dalam negeri sempat menemui sejumlah tantangan antara lain, mengubah mind set pengusaha dari yang tadinya importis atau distributor menjadi produsen.

Baca juga: PT Kortex Hibahkan Satu Set Mesin PCR untuk RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta

Namun dengan upaya berbagai pihak, termasuk yang dilakukan Gakeslab Indonesia, tantangan tersebut dapat diatasi.

“Jadi saya yakin, 3-4 tahun lagi ini akan seperti farmasi. Farmasi dulu seperti itu (mayoritas produknya berasal dari impor), sekarang hampir semua sudah lokal. Cuma perlu diatur, clustering," jelasnya.

"Jangan seperti kasus di farmasi, misalnya untuk amoxicillin, semua memproduksi sehingga harganya hancur. Jadi perlu diatur clustering-nya,” kata Ary.

Ketersediaan Bahan Baku

Tantangan lain diungkapkan Ketua Gakeslab Indonesia Provinsi DKI Jakarta, RD Kartono Dwidjosewojo, terutama terkait ketersediaan bahan baku.

“Tidak semua bahan baku yang diperlukan diproduksi di Indonesia. Paling mudah dan paling sederhana, barang-barang untuk pembuatan instrumen bedah itu kan harus dibuat dari stainless steel khusus," jelas Kartno.

Baca juga: Dalam 2 Tahun Terjadi Penurunan Penggunaan Alkes Impor Sebesar 18 Persen

"Nah, stainless steel untuk alat medis di sini belum diproduksi. Kami berharap pemerintah melalui proyek di Morowali juga memproduksi stainless steel medis,” ujar Kartono.

Ia menambahkan, produksi alkes dalam negeri terutama berupa peralatan/perlengkapan alat medis habis pakai, tempat tidur pasien, kursi roda, dan stetoskop. Bahkan, ‘berkat’ pandemi Covid-19, sejumlah alat yang tergolong berteknologi tinggi juga mampu diproduksi, seperti ventilator dan high frecuency nasal cannula.

“Saat ini 40-60 persen alkes kita udah pakai lokal. Tapi barang-barang yang sangat mahal seperti perangkat MRI dan CT Scan masih diimpor,” imbuhnya.

Resmikan Gedung Baru

Pada kesempatan sama, Gakeslab Indonesia Provinsi DKI Jakarta meresmikan kantor Sekretariat baru di Jl. RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Kartono mengungkapkan, keberadaan kantor baru tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh anggota.

Seperti, untuk tempat pelatihan & sosialisasi kebijakan ataupun regulasi, konsultasi antar anggota, rapat bidang-bidang organisasi, rapat dengan pabrikan luar negeri ataupun pabrikan dalam negeri. 

Baca juga: Kolaborasi IRRA-Medtronic akan Sediakan Alat Electrosurgery Canggih Ke Rumah Sakit

“Tidak lupa juga kami terus mendorong dan mengharapkan kerja sama dengan stakeholder, dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kadin DKI Jakarta, HIPMI, HIPPI serta organisasi yang bergerak di bidang kesehatan lainnya." ujar Kartono.

"Sinergitas kita harus terus ditingkatkan untuk mendukung ekonomi nasional, memperkuat ketahanan kesehatan, meningkatakan mutu & kualitas kesehatan di Indonesia. Semoga peresmian kantor ini bermanfaat bagi kita semua,” ucap Kartono pada acara peresmian, Jumat (5/5).

Hal senada disampaikan Ary Gunawan Murtomo mewakili Gakeslab Indonesia.

Baca juga: RUU Kesehatan Diklaim bakal Dorong Kemandirian Farmasi dan Alkes

“Kantor ini akan menjadi sarana komunikasi dan juga pusat training center. Training center itu tidak hanya skill mengenai regulasi, tapi juga skill di dalam bisnis<" terangnya.

"Karena hanya pengusaha yang punya ilmu pengetahuan yang bisa mengubah cara untuk menjadi sukses. Kalau dua hal ini klop (regulasi dan pengembangan bisnis), product development alkes dalam negeri akan semakin berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Ary. 

Ketua Komite Tetap Sosial Kadin Provinsi DKI Jakarta, Saladin Bonaparta, yang juga hadir menegaskan komitmen Kadin DKI Jakarta untuk terus mendukung Gakeslab.

“Kami dari Kadin Provinsi DKI akan terus memfasilitasi dan mendukung semua upaya teman-teman Gakeslab DKI,” pungkasnya. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat