visitaaponce.com

Menteri Bahlil bakal Bereskan 90 Investasi Mangkrak di 2024

Menteri Bahlil bakal Bereskan 90% Investasi Mangkrak di 2024
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, RI Bahlil Lahadalia.(MI/Ramdani)

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bakal menyelesaikan 90% investasi mangkrak hingga tahun depan.

Di 2019, pihaknya menemukan ada invetasi mngkrak sebesar Rp708 triliun. Hingga Oktober 2022, Bahlil telah merealisasikan Rp600 triliun atau 80% dari investasi mangkrak tersebut.

"Sampai akhir tahun ini sekitar 87% bisa terealisasi. Saya targetkan di 2024 itu 90% selesai, kalau 100% punya Tuhan," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (15/5).

Baca juga: Kebijakan Investasi Indonesia Mengarah ke Industri Hijau

Ia menjelaskan sebagian besar permasalahan investasi mangkrak yang masih belum dibereskan disebabkan kondisi pandemi covid-19 sejak 2020 dan pembebasan lahan tanah dari warga yang memakan waktu tidak cepat.

"Memang masalahnya soal covid-19, lalu pembebasan tanah yang belum selesai karena itu terkait warga. Kalau tanah di hutan bisa kita selesaikan, tapi tanah warga tidak bisa serampangan kita lakukan," jelasnya

Baca juga: Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,07%, Didorong IKN dan Pemilu 2024

Bahlil mencontohkan proyek investasi mangkrak yang tengah diselesaikan pihaknya ialah pembangunan pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, dengan menggandeng perusahaan asal Korea Selatan, PT Lotte Chemical Indonesia (LCI). Proyek dengan nilai investasi US$4 miliar atau sekitar Rp60 triliun (kurs Rp14.817) itu ditargetkan rampung pada akhir 2025.

"Lotte coba kalian ke Cilegon, itu progresnya sudah 60%. Pabrik petrokimia terbesar di Indonesia itu dulu mangkrak enam tahun, sekarang sudah hampir selesai," urainya.

Sebelumnya, diberitakan Media Indonesia pada Januari 2022, proyek pabrik petrokimia di Cilegon itu sempat dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking di Desember 2018. Namun, karena terkendala lahan dan dihadapkan dengan kondisi pandemi, proyek itu mandek dijalankan. Sehingga, pada tahun lalu baru mulai dijalankan kembali.

Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas produksi ethylene sejumlah satu juta ton per tahun, propylene sebanyak 520 ribu ton per tahun dan bisa hasilkan 250 ribu ton polypropylene per tahun.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat