Bank Indonesia Waspadai Anomali Dolar AS, Tahan BI Rate 5,75
![Bank Indonesia Waspadai Anomali Dolar AS, Tahan BI Rate 5,75%](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/da18fd5be3f128af5a5a97838540b879.jpg)
BANK Indonesia (BI) melihat adanya anomali pada kinerja mata uang dolar AS, dimana dengan berbagai kendala seperti isu plafon utang AS dan ekspektasi tingkat suku bunga AS Fed Fund Rate (FFR) yang telah berada di puncak, namun indeks dolar DXY tetap perkasa. Karena itu, BI memutuskan untuk menahan BI Rate di angka 5,75%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan salah satu yang menjadi isu memang adalah ketidakpastian keuangan global yang masih berlanjut.
"Dengan yang terjadi di AS terkait plafon utang, ada anomali. Kenapa FFR sudah di puncak, terjadi debt ceiling tapi indeks dolar DXY tetap kuat di kisaran 102-104. Ini harus kami lihat masih ada ketidakpastian geopoilitik dan juga di beberapa negara lain. Beruntung arus dana asing (net inflow) Indonesia masih masuk," kata Perry, di Jakarta, Kamis (25/5).
Baca juga : Pasar Menanti Keputusan BI Rates Pekan Ini
Tekanan depresiasi nilai tukar terjadi di seluruh dunia tidak hanya rupiah. Sehingga Bank Indonesia menyatakan fokus kebijakan tingkat suku bunga BI rate tetap untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Supaya imported inflation tetap rendah dan dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan bisa dimitigasi," kata Perry.
Baca juga : Kadin: Jika AS Gagal Bayar, Dunia bakal Alami Guncangan Ekonomi
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (25/5) bertengger di kisaran 14.948 per dolar AS, bergerak tipis dari Rabu (24/5) di kisaran 14.952 per dolar AS.
Bank Indonesia masih meyakini suku bunga The Fed udah mencapai puncak dan melihat kemungkinan tidak naik di bulan Juni. Tetapi anomali yang terjadi yaitu inflasi AS turunnya sangat lambat, dan kemudian suku bunga AS masih akan berada di ketinggian untuk waktu yang lebih lama.
"Ini agak berbeda dengan analis yang memperkirakan kemungkinan FFR akan turun di akhir tahun," kata Perry.
Kedua, berlanjutnya negosiasi plafon utang, dimana sejarah mengatakan perdebatan akan terseleaikan atau terjadi kompormi antara pemerintahan dan DPR Amerika.
"Tapi kompromi itu apakah dengan penurunan expenditure atau belanja modal. Ini harus kami lihat lebih jauh negosiasi yang kemungkinan akan sampai Juni," kata Perry. (Z-4)
Terkini Lainnya
BI Putuskan Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25%
Aprindo: Iuran Tapera bisa Menurunkan Daya Beli Masyarakat
BI Diperkirakan Tahan BI Rate Hingga Akhir Tahun
Kenaikan BI Rate pada April Berbuah Manis
BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%
Tekanan Mereda, BI Disarankan Tahan Suku Bunga Acuan
Menakar Outlook Tengah Tahun Perekonomian Global
Stabilitas Transisi Kekuasaan Kunci Penting Hadapi Gejolak Ekonomi Global
Microsoft Corporation Umumkan Investasi Sebesar US$ 1,7 Miliar ke Indonesia
BSI Cetak Laba Rp1,71 Triliun pada Kuartal Pertama 2024
CoRE Beri Catatan Ekonomi Indonesia di Awal Tahun
Risiko Ekonomi Meningkat, Pemerintah Diminta Hati-Hati Kelola Anggaran
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap