Isu Gagal Bayar AS, Dunia Usaha tak Ambil Pusing
![Isu Gagal Bayar AS, Dunia Usaha tak Ambil Pusing](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/0ae06626b92ee4e3584fab9ac810fc8e.jpg)
DUNIA usaha tak ambil pusing ihwal isu gagal bayar Amerika Serikat. Sebab, itu dinilai sebagai drama dua partai di Negeri Paman Sam yang akhirnya ceritanya telah diketahui. Dus, tak ada kekhawatiran berlebih dari hal tersebut.
Demikian benang merah pesan yang disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani kepada Media Indonesia, Sabtu (27/5).
"Itu drama seperti itu setiap tahun, kita bosan juga melihatnya. Mereka (Republik dan Demokrat) saling sandera dan ujung-ujungnya konsensus," ujarnya.
Baca juga: Partai Republik Melambatkan Pembicaraan Krisis Utang Amerika Serikat
Hariyadi menilai, parlemen AS yang saat ini diketuai oleh pihak Republik juga tak menginginkan negaranya kolaps. Gagal bayar Negeri Paman Sam pasti akan dicegah melalui kesepakatan Gedung Putih dan parlemen.
Karena itu, dunia usaha tak begitu mengkhawatirkan persoalan tersebut. Pada akhirnya, kata Hariyadi, penaikan plafon utang akan disetujui dan ancaman jatuhnya perekonomian AS bakal terpendam.
Baca juga: Kadin: Jika AS Gagal Bayar, Dunia bakal Alami Guncangan Ekonomi
Terlebih dolar AS saat ini serupa dengan komoditas yang diperdagangkan di dunia. Banyak negara yang menggunakan bertransaksi menggunakan dolar AS meski tak melibatkan Negeri Paman Sam. Itu, menurut Hariyadi, yang membuat ekonomi AS bakal tetap kuat.
"Tren sekarang ini kan banyak negara mau meninggalkan dolar, tapi selama banyak negara di dunia ini menggunakan dolar AS sebagai alat tukar atau transaksi, mereka akan tetap survive," jelas Hariyadi.
"Secara teori ini pun sebenarnya sudah tidak masuk akal karena porsi utang mereka terhadap PDB itu sudah jauh lebih besar," lanjutnya.
Hariyadi meyakini dan menegaskan isu gagal bayar AS tak akan berdampak signifikan. Menurutnya itu hanya isu tahunan yang berulang dan selalu berakhir dengan kondisi yang baik.
"Jadi kami tidak ada kekhawatiran mengenai hal itu. Ini kan heboh karena isunya dimainkan oleh trading pasar valas dan pasar modal, hanya spekulasi," pungkas Hariyadi. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Rp16.500, Batas Maksimal Toleransi Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Mantan Gubernur BI Nilai Fluktuasi Rupiah Wajar
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Rupiah Dibuka Melemah di level Rp16.370 per Dolar AS pada Selasa 2 Juli 2024
Rupiah Menguat Dipengaruhi Inflasi Turun
Peminjam Nakal, iGrow Siap Lakukan Upaya Hukum
Pengamat: Akar Gagal Bayar, Informasi Pinjol tidak Simetris dan Credit Scoring masih Lemah
Perusahaan Properti yang Berpotensi Bangkrut Bertambah di Tiongkok, Selain Country Garden
Gagal Bayar Utang, Erick Usulkan Opsi PKPU Waskita Karya
Fakta dan Kronologi Dicabutnya Izin Asuransi Kresna Life
Eksekusi Jaminan Fidusia Tidak Melanggar Jika Tak Ada Kekerasan
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap