visitaaponce.com

Perusahaan Properti yang Berpotensi Bangkrut Bertambah di Tiongkok, Selain Country Garden

Perusahaan Properti yang Berpotensi Bangkrut Bertambah di Tiongkok, Selain Country Garden
Salah satu proyek properti milik Country Garden di Nanjing.(AFP)

RAKSASA properti yang gagal bayar di Tiongkok semakin bertambah. Dari 50 perusahaan developer swasta terbesar di Tiongkok berdasarkan penerbitan obligasi dollar, 34 perusahaan diantaranya telah mengalami tunggakan utang luar negeri.

Hingga per 1 September kemarin, dari 34 developer yang gagal bayar, terbesar masih dipegang oleh Country Garden Holdings Co. yang dimana harus kembali membayar obligasi dalam dan luar negeri sebesar US$1,48 miliar, baik untuk bunga maupun untuk pokok pada bulan September.

Obligasi yang sudah masuk ke dalam kategori junk bond, saat ini diperdagangan di kisaran rata-rata US$67 sen. Di Tiongkok, setidaknya untuk saat ini, jarang sekali ada emiten swasta yang dimana 70%- 80% perusahaan tersebut gagal membayar dalam waktu yang singkat.

Baca juga : Ekonomi Terus Melemah, Investor Berbondong-bondong Kabur dari Tiongkok

Saat ini perhatian pelaku pasar dan investor akan tertuju kepada Country Garden, developer teratas yang harus membayar kewajiban yang akan berakhir pada tanggal 5 – 6 September. Apabila hingga tanggal tersebut mereka belum membayar, maka Country Garden dapat dinyatakan default.

Hal ini yang kami khawatir karena akan memberikan gelombang yang lebih besar kepada pasar. Bahkan mampu menimbulkan dampak yang lebih buruk daripada yang terjadi pada China Evergrande Group pada tahun 2021,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Selasa (5/9).

Baca juga : Pasar Tunggu Data Cadangan Devisa RI, Neraca Dagang Tiongkok, dan Data Pengangguran AS

Sebab Country Garden merupakan pemilik proyek 4x lebih banyak dari pada yang lain. Country Garden juga merupakan perusahaan konstruksi dengan utang terbesar di dunia dengan kewajiban hingga US$187 miliar.

Apabila memang perusahaan tersebut gagal bayar, maka yang akan diperhatikan selanjutnya adalah, kepercayaan yang sudah payah dibangun akan kembali hancur dengan sendirinya. Gelombang kekhawatiran akan jauh lebih besar, yang akan membuat pemulihan Tiongkok kehilangan momentumnya.

 

Seazen Group Ltd dan Agile Group Holdings Ltd

Selain Country Garden, Seazen Group Ltd dan Agile Group Holdings Ltd adalah pihak berikutnya yang harus diperhatikan. Seazen Group memiliki pembayaran obligasi sebesar US$104 juta dan Agile Group Holdings memiliki US$222 juta yang akan akan jatuh tempo pada akhir tahun nanti.

Sejauh ini kami cukup khawatir dengan situasi dan kondisi yang ada saat ini, meski Pemerintah Tiongkok kembali mengeluarkan stimulus. Pemerintah Tiongkok memutuskan agar uang muka minimum nasional akan ditetapkan agar seragam sebesar 20% untuk pembeli pertama dan 30% untuk pembeli kedua.

Pembeli rumah untuk pertama kalinya dapat menegosiasikan kembali tingkat suku bunga pinjaman dengan perbankan mereka. Tidak hanya, persyaratan untuk membeli rumah di kota tingkat 1 seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzen telah diturunkan agar dapat lebih banyak masyarakat yang mengadopsi kebijakan baru tersebut.

Sejauh ini stimulus yang diberikan Tiongkok telah membuahkan hasil. Para saham developer naik hingga 8,7%, meski dikhawatirkan ini akan berlangsung singkat.

Pekan ini akan menjadi point yang penting, dengan harapan Country Garden dapat mengatasi hal tersebut, karena dampakya akan jauh lebih besar setidaknya untuk saat ini. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat