visitaaponce.com

Petani Program CSA Kementan Berpartisipasi di Penas Petani dan Nelayan, Padang

Petani Program CSA Kementan Berpartisipasi di Penas Petani dan Nelayan, Padang
Gubernur Sumbar, Mahyeldi (kiri), dan Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi.(Ist)

SEJUMLAH petani dan penyuluh dari lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) pada 24 kabupaten dari 10 provinsi berperan aktif pada Pekan Nasional Petani dan Nelayan (Penas) XVI 2023 di Kota Padang, Sumatera Barat.

Penas XVI 2023 digelar Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA). 

Petani dan penyuluh lokasi CSA dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) menjadi bagian dari 28 ribu petani, penyuluh, dan stakeholders sektor pertanian dari seluruh Indonesia. 

Baca juga: Temu Usaha Agribisnis Penas 2023 Hasilkan Sejumlah Transaksi Bisnis

Penas Padang dibuka Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto via daring, Sabtu [10/6] lalu.

Hadir secara offline Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang didampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi di Pangkalan Udara (Lanud) Sutan Sjahrir di Kota Padang.

Penas Harus Jadi Bagian Jaga Ketahanan Pangan

Dalam arahannya usai pembukaan Penas, Mentan Syahrul menegaskan bahwa Penas XVI 2023 harus menjadi bagian strategis dari upaya konsolidasi bersama dalam menjaga ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan.

“Ini adalah bagian-bagian untuk mengkonsolidasi, kekuatan dan potensi pertanian, didalam menjaga ketahanan pangan nasional kita," katanya.

Baca juga: El Nino akan Berdampak ke Hasil Pertanian, Kementan Siapkan Langkah Antisipasi

Dampak fenomena iklim El Nino, kata Mentan, berpotensi memberi ancaman kekeringan yang cukup parah terhadap pertanian.

Selain itu, ketegangan politik di berbagai belahan dunia turut memberi tantangan bagi pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan. 

“Acara Penas harus menjadi puncak komunikasi emosional kita. Bukan hanya konsepsi atau idealisme saja. Besok ada El Nino. Besok ada warning terhadap krisis pangan dunia, karena cuaca ekstrim, serangan hama dimana mana," kata Mentan Syahrul.

Ajang Silaturahmi Petani dan Nelayan Indonesia

Kepala BPPSDMP, Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Penas XVI 2023 merupakan ajang silaturahmi akbar pertani dan nelayan seluruh Indonesia dan juga forum inovasi dan teknologi pertanian.

Baca juga: Penas Petani Nelayan XVI, SMK PPN Gandeng Petani Milenial Kalimantan

“Pada Penas XVI 2023 akan ada berbagai macam acara para petani dan nelayan untuk unjuk gigi menampilkan berbagai macam inovasi teknologi," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, petani tidak hanya akan menampilkan teknologi inovasinya, juga ada produk-produk pertaniannya, baik dalam bentuk natural maupun olahan bahkan Smart Farming sudah muncul di Penas XVI 2023.

Penas merupakan forum pertemuan yang berlangsung sejak 1971, dan menjadi bagian yang strategis dalam upaya membangun kesepahaman diantara berbagai pemangku kepentingan sektor pertanian maupun perikanan.

Program CSA SIMURP

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan sektor pertanian tergolong rentan terhadap perubahan iklim, pemanasan global, efek rumah kaca, banjir, kekeringan dan peningkatan permukaan laut.

Baca juga: Penas XVI di Padang, Petani Apresiasi Presiden Jokowi dan Mentan

"Pertanian Cerdas Iklim atau CSA pada Program SIMURP menerapkan pertanian ramah lingkungan, hemat air dan berkelanjutan untuk meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas, dan pendapatan petani sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan petani," katanya lagi.

SIMURP, kata Kapusluh Bustanul, berupaya membuka cara pandang bagaimana bertani cerdas iklim yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan berbagai kegiatan.

"Dari kegiatan CSA diharapkan dapat dilakukan edukasi kepada petani yang bergabung dalam kelompok tani, sehingga dapat segera bertani secara cerdas iklim dan  efisien menggunakan air," kata Kapusluh Bustanul AC.

Petani, katanya lagi, diajak dan didorong mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik, menggunakan bibit varietas unggul dan tahan hama, menggunakan pestisida nabati, dan lain sebagainya.

Baca juga: PENAS XVI di Padang, Mentan Apresiasi Peran Petani

”Intinya, kita mulai berorientasi ke pertanian cerdas iklim dengan mengembalikan kesuburan tanah. Utamanya, untuk menghasilkan produktivitas padi yang tinggi dan sehat tanpa merusak kesuburan lahan," kata Bustanul.

Kegiatan Program SIMURP tersebar pada 24 kabupaten di 10 provinsi yang merupakan daerah irigasi maupun rawa yakni Provinsi Sumatera Utara (Sumut) di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai; Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan (Sumsel).

Pulau Jawa meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang di Jawa Barat [Jabar]; tujuh kabupaten di Jawa Tengah [Jateng] yakni Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo, Grobogan, Demak, Kebumen, Brebes; dan Kabupaten Jember di Jawa Timur.

Sementara di Kalimantan hanya Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah [Kalteng]; wilayah Sulawesi di Kabupaten Takalar, Bone, Pangkep, Pinrang; Konawe di Sulawesi Selatan (Sulsel); Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara (Sultra); Kabupaten Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nagekeo di Nusa Tenggara Timur (NTT). (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat