Inflasi Inggris Tetap Tinggi, Bank Sentral Diperkirakan Naikkan Suku Bunga
TINGKAT inflasi tahunan Inggris secara tak terduga tetap pada 8,7% pada Mei. Ini menumpuk tekanan pada bank sentral, Bank of England (BoE), dan pemerintah untuk bertindak mengatasi krisis biaya hidup.
Pasar memperkirakan penurunan inflasi dari tingkat April. BoE secara luas diperkirakan menaikkan suku bunga lagi pada Kamis (22/6) untuk memerangi tingkat inflasi yang tertinggi di antara negara-negara G7.
Data terbaru itu merupakan pukulan bagi Perdana Menteri Rishi Sunak. Soalnya, ia menjadikan pemotongan inflasi sebagai prioritas bagi pemerintahan Konservatifnya menjelang pemilihan umum tahun depan.
Baca juga: IndiGo India Cetak Rekor Pemesanan 500 Airbus A320
"Inflasi mengikis tabungan masyarakat dan mendorong kenaikan harga. Pada akhirnya ini membuat mereka lebih miskin," kata Sunak dalam komentar yang disampaikan kepada parlemen menyusul data terbaru. "Tidak pernah mudah untuk membasmi inflasi, tetapi kami akan mengambil keputusan yang sulit dan bertanggung jawab untuk melakukannya."
Pemerintah menolak tuntutan dari guru dan petugas kesehatan negara untuk kenaikan gaji yang mengompensasi tingkat inflasi tinggi. Itu telah menghasilkan aksi mogok selama berbulan-bulan, karena jutaan warga Inggris berjuang dengan harga makanan dan energi yang tinggi.
Baca juga: Biaya Hidup Tinggi, Warga Inggris Beralih Gunakan Microwave
Indeks harga konsumen Inggris diperkirakan mendingin menjadi 8,4% pada bulan lalu. "Sementara itu, inflasi inti, yang menghapus biaya makanan dan energi, tiba-tiba melonjak menjadi 7,1% pada Mei," kata Kantor Statistik Nasional (ONS), Rabu (21/6).
"Inflasi inti naik lagi ke tingkat tertinggi dalam lebih dari 30 tahun," kata Sarah Coles, kepala keuangan pribadi di Hargreaves Lansdown. "Biaya energi yang lebih rendah pada akhirnya akan berpengaruh pada harga barang dan kita akan melihat rasa sakit di supermarket sedikit mereda dalam beberapa bulan mendatang."
Baca juga: Ubah Prediksi Kontraksi, IMF Perkirakan Pemulihan Ekonomi Inggris
"Namun, dalam banyak kasus, ini tidak akan menurunkan harga. Hanya, harga barang akan menjadi lebih lambat untuk lebih mahal," tambahnya.
"Inflasi bulan lalu karena biaya tiket pesawat naik lebih dari setahun yang lalu," kata kepala ekonom ONS Grant Fitzner. "Kenaikan harga mobil bekas, acara musik live, dan gim komputer juga berkontribusi terhadap inflasi yang tetap tinggi," tambahnya. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Gara-gara Selebrasi tidak Pantas, Bellingham Disanksi UEFA
Kenalan dengan Keir Starmer, Perdana Menteri Baru Inggris Pengganti Rishi Sunak
Unggul di Exit Pool, Keir Starmer jadi PM Baru Inggris, Putus Dominasi Partai Konservatif
Elkan Baggott Masuk Skuad Ipswich Town untuk Liga Inggris Musim 2024/2025
Kalahkan Petenis Meksiko, Raducanu Akui Termotivasi Timnas Inggris di Piala Eropa 2024
50 Rekomendasi Film Action yang Dibintangi Jason Statham
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
Bank Indonesia: Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 US$140,2 Miliar
Buat Malu Keluarga Cendana, Alasan Soedrajad Djiwandono Dipecat Jadi Gubernur BI
BI: Proyek Nexus Lancarkan Sistem Pembayaran Antarnegara
Rupiah Diprediksi Tidak Stabil Hingga Akhir Tahun
Kembali Jabat Dewan Gubernur Senior, Destry Diharapkan Dukung Kinerja BI Tetap Optimal
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap