Pelaku Industri Mebel dan Kerajian Diminta Manfaatkan Free Trade Agreement
SEKRETARIS Direktorat Jenderal (Ditjen) Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag), Ari Satria melakukan kunjungan ke PT. Global Kriya Nusantara di Bandung, Rabu (26/7).
Kunjungan Ari Satria dalam upaya mengetahui sejauh mana pemanfaatan hasil perjanjian perdagangan internasional atau Free Trade Agreement (FTA) oleh pelaku usaha atau perusahaan binaan FTA Center Bandung untuk meningkatkan ekspor ke negara yang sudah ada kerja sama FTA dengan Indonesia seperti ASEAN FTA, ACFTA, AKFTA, AIFTA, AANZFTA, AJCEP, AHFTA, RCEP dan D-8.
Ari Satria mengucapkan terima kasih dan bersyukur berkesempatan bisa mengunjungi PT. Global Kriya Nusantara Bandung yang merupakan anggota Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Baca juga: Hasilkan Perdagangan yang Lebih Baik, Indonesia dan Selandia Baru akan Amandemen AANZFTA
"Terima kasih kepada Pak Sobur, Pak Safari dan teman-teman yang telah menerima kunjungan saya dan tim," katanya.
Sekretaris Eksekutif Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Bandung & Priangan, Emy Setyowati, mengatakan kunjungan ini merupakan contoh dari jenis usaha industri kreatif yang paling stategis yang dapat memanfaatkan sejumlah perjanjian FTA untuk memperluas jangkauan pasar ekspor ke negara yang sudah memiliki perjanjianperdagangan dengan negara-negara yang sudah bersepakat untuk melaksanakan PTA/FTA/CEPA.
Perbaikan Daya Saing Ekspor
“Ada dua keunggulan dari perjanjian perdagangan internasional ini. Pertama, perbaikan daya saing ekspor negara anggota dengan mendiversifikasi mitra pemasoknya melalui jaringan perdagangan yanglebih besar dan impor barang setengah jadi yang lebih murah dari negara mitra,” tutur Emy.
Baca juga: Kamboja Setujui RUU Perjanjian Perdagangan Jasa ASEAN
Misalnya, katanya, perjanjian perdagangan baru-baru ini seperti IECEPA memperluas mitra integrasi perdagangan Indonesia jauh di luar Asia, memungkinkan Indonesia untuk mengambil keuntungan dari pengurangan tarif, baik dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) maupun dengan EFTA untuk menarik perusahaan pengekspor ke produksi di Indonesia dan ekspor ke mitra di luar ASEAN.
Kedua, melalui kemitraan dengan perusahaan asing yang dapat mentransfer pengetahuan dan teknologiyang diperlukan untuk melakukan lompatan ke produksi dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Contohnya dalam kerja sama capacity building, Jepang akan memberi bantuan teknis di sejumlah sektor, energi, industri manufaktur, agribusiness, perikanan, pelatihan & keterampilan tenaga kerja,promosi ekspor dan UKM.
Baca juga: HIMKI Fokuskan Penguasaan Desain dan Teknologi untuk Capai Target Ekspor USD 5 Miliar
Pengembangan kemampun produsen (supplier) Indonesia melalui kerja sama Manufacturing IndustryDevelopment Center (MIDEC).
MIDEC merupakan kompensasi Jepang bagi akses pasar dan mekanisme User Specific Duty Free Scheme (USDFS) yang diberikan Indonesia. Indonesia memberikan pembebasan bea masuk bagi produk bahan baku buatan Jepang untuk digunakan dlm proses produksi industri Jepang yang beroperasi di Indonesia otomotif & komponen, alat litrik & elektronik, mesin konstruksi, peralatan sektor energi (alat berat utk migas & tenaga listrik)
Masuknya Indonesia ke dalam kesepakatan perdagangan ini juga akan memastikan keselarasan dengan standar nasional mulai dari hak karyawan hingga perlindungan lingkungan.
Baca juga: Genjot Pertumbuhan Industri Mebel dan Kerajinan, ASMINDO bakal Gelar Lagi IFFINA
Baik IECEPA maupun IACEPA mewajibkan Indonesia untuk mematuhi standar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).
ILO mencatat bahwa ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memodernisasi undang-undang ketenagakerjaan dan sistem hubungan industrialnya.
Standar kualitas produk, manufaktur, dan hak karyawan yang dijamin dalam perjanjian ini akan memungkinkan Indonesia menjadi pusat manufaktur dan berkembang sebagai basis ekspor. Upaya tersebut akan mampu membawa Indonesia berperan lebih besar dalam GVC dan RVC.
Pemanfaatan RCEP secara optimal diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan berkesinambungan, serta terciptanya lapangan kerja dan sumber baru pertumbuhan ekonomi. (RO/S-4).
Terkini Lainnya
Ini Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Industri
Baru disahkan, Ini Dampak Perpres Industri Gim
Kadin Respons Positif Practice Leaders Sebagai Panduan Berinvestasi
Milestone Setengah Abad Murinda Iron Steel, Komitmen pada Kualitas dan Inovasi
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Liga Esports Nasional Digulirkan Lagi, Memperebutkan Hadiah Rp3,2 Miliar
EUDR Ancam Pukul Ekspor Mebel dan Furnitur RI ke Eropa
Dorong Ekspor Indonesia melalui Pameran Mebel dan Kerajinan Berkualitas Internasional
Bina Karya Gandeng Asmindo Garap Usaha Mebel dan Kerajinan Dukung Pembangunan IKN
HIKMI dan Kemenperin Bahas SDM Industri Mebel dan Kerajinan Nasional
Produk Mebel dan Kerajinan Indonesia Sasar Amerika Utara
Genjot Pertumbuhan Industri Mebel dan Kerajinan, ASMINDO bakal Gelar Lagi IFFINA
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap