Pertumbuhan Sektor Jasa Amerika Serikat Lebih Lambat pada Juli
![Pertumbuhan Sektor Jasa Amerika Serikat Lebih Lambat pada Juli](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/e7921213c8e7bcd451ac5b30a1cc9863.jpg)
AKTIVITAS sektor jasa Amerika Serikat (AS) berkembang lebih lambat pada Juli terkait pesanan baru dan penurunan lapangan kerja. Ini memperkuat tanda-tanda ekonomi sedang mendingin.
Saat sektor manufaktur yang sensitif terhadap suku bunga merosot sejak bank sentral AS dengan cepat menaikkan suku bunga selama setahun terakhir untuk mengatasi inflasi yang membandel, sektor jasa telah menunjukkan ketahanan. Indeks layanan Institute for Supply Management (ISM) turun menjadi 52,7% pada Juli atau melemah dari Juni tetapi masih nyaman di atas angka 50 poin yang menunjukkan pertumbuhan di sektor utama.
"Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan tingkat pertumbuhan aktivitas bisnis, pesanan baru, dan lapangan kerja, serta waktu pengiriman yang lebih cepat," kata ketua survei ISM Anthony Nieves, Kamis (3/8/2023). Indeks aktivitas bisnis turun tipis 2,1 poin persentase menjadi 57,1%, sedangkan indeks pesanan baru turun 0,5 poin menjadi 55%.
Baca juga: Saudi Perpanjang Pengurangan Produksi Minyak hingga September
"Kami mempertahankan pendekatan hati-hati, meskipun inflasi tampaknya mereda," kata seorang responden survei. "Lingkungan bisnis secara keseluruhan telah stabil, tetapi pasar tenaga kerja yang ketat menciptakan masalah yang berkelanjutan," tambah responden tersebut.
Pada Kamis, laporan terpisah menunjukkan bahwa klaim pengangguran terus cenderung lebih rendah selama rata-rata empat minggu. Pebisnis enggan memangkas tenaga kerja mereka setelah kesulitan mempekerjakan dan mempertahankan staf selama pandemi.
Baca juga: Perekrutan Pekerja Swasta AS pada Juli Lebih Panas daripada Perkiraan
Untuk saat ini, angka inflasi yang lebih rendah bisa menjadi tanda bahwa ekonomi AS dapat mencapai pendaratan lunak. Ini berarti kondisi kenaikan harga terkendali tanpa resesi besar-besaran, kata Thomas Barkin, presiden Federal Reserve Bank of Richmond, dalam pidatonya pada Kamis. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Citibank Serukan Pentingnya Pendidikan untuk Dukung Perekonomian
Pendidikan Berkualitas Unsur Penting Peningkatan Ekonomi
Industri FMCG Punya Potensi Pasar Besar di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Wapres Inginkan Industri Asuransi Syariah Terus Bertumbuh
Menkeu: Perkuat Sinergi Tingkatkan Investasi Hijau
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Bisa Ditingkatkan di Atas 5%
Ditarget Investasi Rp8 Miliar, Sorong Sasar Perdagangan dan Jasa
Bea Cukai Tegur Perusahaan Jasa Titipan tidak Patuhi Ketentuan
Bupati Bojonegoro Periode 2018-2023 Raih Tanda Kehormatan dari Presiden Jokowi
Ekonomi Vietnam Kuartal Pertama Tumbuh Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir
Teknologi Transformasi Logistik, Startup ini Rilis Fitur Mutakhir
Jualan Barang dari Mancanegara dengan Manfaatkan Jastip
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap