visitaaponce.com

Pemerintah Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,3 di 2023

Pemerintah Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,3% di 2023
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto(Ist )

PEMERINTAH optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini akan mencapai 5,3%. Itu salah satunya dilandasi oleh solidnya realisasi pertumbuhan di triwulan I dan II yang konsisten berada di atas 5%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, selain modal realisasi pertumbuhan tersebut, dia meyakini bakal ada pertumbuhan signifikan dari konsumsi pemerintah pada triwulan III 2023.

"Pertumbuhan tetap kita targetkan 5,3%. Pengungkitnya itu di triwulan III, kita akan lihat seberapa jauh bisa kita genjot, itu akan kita tingkatkan. Salah satu pengungkit di triwulan III adalah belanja pemerintah, terutama K/L besar seperti infrastruktur, program padat karya, pertanian akan terus didorong, karena itu multiplier effect-nya jelas," ujarnya dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (7/8).

Baca juga: Ekonomi Triwulan Kedua 2023 Tumbuh 5,17%

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan II 2023 konsumsi pemerintah mencatatkan pertumbuhan 10,62% secara tahunan (year on year/yoy). Dengan pertumbuhan itu, konsumsi pemerintah memberikan distribusi sebesar 7,51% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Konsumsi pemerintah yang naik itu didorong oleh peningkatan realisasi belanja pada tiga bulan kedua tahun ini. Komponen pengeluaran tersebut tercatat memiliki porsi 0,73% dari realisasi pertumbuhan triwulan II 2023 yang tercatat 5,17%.

Baca juga: Anies Ingin Pertumbuhan Ekonomi Terasa di Masyarakat

Hal lain yang juga akan didorong untuk mendongkrak pertumbuhan di triwulan III dan IV tahun ini ialah melalui ekspor. Komoditas-komoditas unggulan yang mulai menunjukkan normalisasi harga bakal tetap diandalkan melalui peningkatan volume ekspor.

"Dengan harga normal, artinya yang kita genjot adalah volume dan tentu kita melihat juga terkait dengan produk yang menjadi andalan sektor manufaktur, apakah itu kimia, besi dan baja. Besi dan baja pun sudah bisa mendongkrak ekspor Indonesia," terang Airlangga.

Upaya meningkatkan volume ekspor itu dilakukan lantaran data BPS menunjukkan ekspor mengalami pertumbuhan negatif di triwulan II 2023, yakni -2,75% (yoy). Namun distribusi dari ekspor terhadap PDB Indonesia terbilang masih cukup tinggi, yaitu 20,25%. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat