visitaaponce.com

Serpong Masih Jadi Incaran Kaum Muda untuk Hunian, Jaya Real Property Kembangkan Serpong Jaya

Serpong Masih Jadi Incaran Kaum Muda untuk Hunian, Jaya Real Property Kembangkan Serpong Jaya
Serpong Jaya(Dok. Jaya Real property)

KAWASAN Serpong, Tangerang Selatan, Banten, dikenal sebagai kawasan yang  telah berkembang menjadi sentra hunian menengah atas dengan segala fasilitasnya yang komplit. Serpong pun menjadi kiblat kaum urban yang mencari hunian di barat Jakarta. Aksesnya mudah, berlimpah sarana-prasarana, dan letaknya dekat Jakarta baik melalui jalan biasa, tol, maupun kereta.

Kawasan ini menjadi kota modern dengan dibangunnya beberapa proyek kota baru yang terintegrasi dan saling melengkapi. Misalnya, BSD(6.000 ha), Alam Sutera (1.000 ha) dan Graha Raya (350 ha) dengan fasilitas yang tak kalah dengan Jakarta, seperti pusat perbelanjaan, pusat gaya hidup, pusat bisnis, pusat pendidikan dan komersial semuanya ada.

Tak heran bila Serpong yang berbatasan dengan Jakarta Barat dan Selatan, Kabupaten Bogor dan Tangerang, adalah wilayah di megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang pengembangan real estatenya dinilai paling kinclong. Karena ekspektasinya yang tinggi itu, permintaan terhadap properti di Serpong terutama sebagai investasi juga besar, sehingga harga rumahnya cenderung paling tinggi dan menjadi acuan di Jabodetabek dengan kenaikan yang melompat-lompat selama booming properti 2010-2013. 

Baca juga : Dana Rumah Tapera Rp12 Triliun Siap Disalurkan

Boleh jadi saat ini terutama di proyek-proyek kota baru seperti Bintaro Jaya di Pondok Aren, BSD City dan Alam Sutera di Serpong Utara, bahkan township Gading Serpong yang lokasinya sudah masuk di Kabupaten Tangerang, tidak ditawarkan lagi rumah seharga dibawah Rp1 miliar. 

Head of Advisory Services Colliers International Indonesia, Monica Koesnovagril menyebut harga tanah di Serpong saat ini berkisar antara Rp12 juta hingga Rp25 juta per meter persegi (/m2) untuk rumah tapak. 

Baca juga : Anwa Residence Puri Luncurkan Rumah Bergaya Modern Clasic Tropical di Jakarta Barat

Secara umum, klaster perumahan di kota baru yang memiliki akses langsung menuju jalan tol, menawarkan rumah dengan harga yang lebih tinggi. Menurutnya, pengembangan hunian kelas atas dengan segala macam fasilitasnya itu mendongkrak harga tanah di kawasan Serpong.

“Mempertimbangkan beberapa aspek seperti aksesibilitas yang sudah cukup memadai, antara lain akses tol untuk mobil, dan akses transportasi umum seperti commuter line, kemudian jarak Tangerang Selatan terhadap Jakarta, dan fasilitas kawasan yang sudah komperhensif, maka harga tersebut masih “reasonable”,” ujar Monica.

Ia mengakui Serpong dengan segala kelebihannya merupakan kawasan yang pertumbuhannya sangat cepat.

“Dulu adanya jalan tol JORR W2 kawasan ini semakin diincar karena semakin mudah diakses dari Jakarta Barat. Sekarang titik terjauh tol menuju Serpong bertambah sampai Legok Tangerang, menyusul rampungnya konstruksi Jalan Tol Serpong-Balaraja seksi 1A. Ini membuat captive market Serpong menjadi lebih luas,” jelasnya.

Pasar akan terus bergerak mencari celah dengan harga lebih kompetitif. Ini yang terjadi di Serpong. Kian tingginya harga tanah di Serpong Utara (BSD City dan Alam Sutera) dan kawasan sekitarnya mendorong pengembangan perumahan melebar ke kawasan-kawasan yang harga tanahnya lebih terjangkau. Saat ini yang makin berkembang yaitu di perbatasan Serpong-Pamulang mencakup Jalan Raya Siliwangi menerus sampai Jalan Raya Puspitek-Jalan Muncul. Koridor ini lokasinya cukup dekat dengan BSD City.

Perkembangan kawasan di koridor jalan tersebut terdorong dari perkembangan wilayah Bintaro, Ciputat dan Pamulang yang harga rumahnya juga sudah tinggi. Beberapa perumahan di Ciputat harga rumah satu lantai mulai Rp1 miliaran, bahkan di area Bintaro lebih tinggi lagi. Sementara di Pamulang seperti Cendana Residence di Jalan Benda Raya, harga rumah dua lantai seken tembus Rp2 miliaran.

Menampung permintaan dari kaum muda dengan penghasilan tak terbatas, pengembang besar PT Jaya Real Property, Tbk. mengembangkan perumahan menengah atas Serpong Jaya (32 hektar) di jalur utama Pamulang-Puspitek, Serpong. Ini adalah proyek hunian ketiga PT Jaya Real Property di Tangerang Selatan, setelah Bintaro Jaya di Pondok Aren dan Graha Raya di Pondok Kacang. Serpong Jaya berupaya mengakomodir permintaan masyarakat terhadap hunian dua lantai kekinian, nyaman, kualitas bangunan yahud, kemana-mana gampang, namun harga masih logis.

Adalah Nora, tipe terbaru rumah dua lantai di Serpong Jaya menjawab pakem-pakem memilih rumah tinggal tersebut. Diluncurkan untuk melengkapi lima tipe sebelumnya di klaster The Garden, lokasi Nora hanya sejengkal dari gerbang utama kawasan.

“Kami mencermati tren kebutuhan hunian menengah ke atas yang terus bergerak dinamis khususnya pasca pandemi di segmen milenial, baik single maupun pasangan keluarga muda. Karena itu produk ini dihadirkan dengan banyak value lebih, bukan hanya tempat tinggal tapi juga berbagai fasilitas dan kemudahan akses untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh penghuninya, namun dengan harga yang terjangkau di pusat kota Tangerang Selatan,” ujar Maulana Farizil Qudsi, Marketing Manager Serpong Jaya, dalam keterangan tertulis, Selasa (15/8).

Moderen tropis skandinavian diplot sebagai core design rumah Nora karena gaya ringan skandinavian tak pernah gagal memenuhi selera banyak orang, terutama kalangan muda yang mendambakan hunian clean look dengan banyak bukaan lebar berupa jendela kaca, dan dimensi ruang compact namun tetap lapang dihuni. 

Dibanderol hanya Rp900 jutaan, rumah tingkat tipe Nora dihadirkan terbatas hanya 28 unit. Rumah ini lebar depannya 5 meter dengan panjang 12 meter, memiliki 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi dengan luas bangunan 65 m2. Bagian carport-nya bisa menampung satu mobil dan di bagian belakang terdapat space area yang bisa dioptimalkan sebagai service area yang terpisah dari ruang utama.

Rumah Tipe Nora mengutamakan fungsi hunian untuk memenuhi berbagai kebutuhan penghuni yang optimal. Layout ruangan dirancang detil, dari bagian pintu utama akan terhubung ruang keluarga, ruang makan, dan area dapur bersih yang luas dan nyaman. Semua rumah menghadap ke jalan lingkungan RoW 8 meter. Selokan, kabel listrik dan telepon, serta jaringan pipa air bersih dirancang di dalam tanah sehingga lingkungan perumahan rapi.

Maulana menjelaskan, Serpong Jaya dirancang sebagai tempat tinggal untuk semua kalangan. Huniannya multisegmen. Selain Nora di segmen rumah menengah atas, kini perumahan juga memasarkan klaster The Hills (8.000 m2), hunian premium dilengkapi piranti smart home untuk kalangan lebih mapan. Lingkungannya ekslusif, berbetuk klaster dijaga satpam 24 jam, dengan jumlah rumah yang sangat terbatas, 36 unit. 

Tipe rumahnya hanya dua: 72/77 (6x12 meter) dan 84/93 (7x12 meter). Keduanya rumah dua lantai bergaya modern simpel dengan bentuk-bentuk geometris berupa garis-garis vertikal horizontal, dilengkapi bukaan besar berupa jendela kaca. Harganya berkisar Rp1,5-1,8 miliar per unit. Developer sudah menyediakan rumah contoh di lokasi proyek yang bisa disambangi langsung.

Serpong Jaya dikembangkan sejak 2013 dan sudah memasarkan 1.100 unit rumah. Total ada 1.071 unit rumah yang sudah dibangun, sekitar 725 unit diantaranya telah dihuni. 

Strategi pemasaran Serpong Jaya dengan menawarkan rumah menengah mendapat respon pasar cukup bagus. Paling banyak peminatnya rumah di bawah Rp1 miliar. 

Maulana menyebut, ada dua pola konsumen yang terbentuk saat memutuskan membeli rumah di perumahannya, yaitu product sensitivity dan price sensitivity. Kriteria product sensitivity, mereka akan mencari properti dengan brand terbaik, sedangkan mereka yang price sensitivity cenderung melihat dari sisi harga. 

“Serpong Jaya memenuhi dua kriteria tersebut. Tinggal di sekitar Pamulang-Raya Puspiptek, orang masih bisa belanja dan menyekolahkan anaknya di BSD atau Gading Serpong,” lugasnya.

Selain harga rumah dua lantai tiga kamar tipe Nora cukup terjangkau keluarga muda, fasilitasnya bisa nebeng kota-kota baru di sekitarnya, lokasinya juga mudah dijangkau dari berbagai pusat bisnis dan perkantoran Jakarta juga menjadi daya tarik  lain. 

Maulana mengatakan, dari Serpong Jaya ke gerbang tol Serpong dan Stasiun Rawabuntu sekitar 5 km. Karena itu penghuni memiliki altrenatif transportasi, menggunakan kendaraan melalui jalan tol atau menumpang kereta api. 

Berkat Tol JORR ruas Ulujami (Jakarta Selatan) - Kembangan (Jakarta Barat) konsumen Serpong Jaya tidak hanya dari Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, tapi juga dari Jakarta Barat, melalui exit Tol BSD City - Jalan Raya Victor - Jalan Raya Puspitek. Sementara dari wilayah Jakarta Timur-Depok-Bogor (Jawa Barat), Serpong Jaya paling cepat diakses melalui Tol Serpong-Cinere yang masuk ke dalam jaringan Tol JORR 2.

Sejak April 2021 lalu sudah tersambung seksi 1 Pamulang-Serpong (6,5 km). Jika jalan tol ini sudah tersambung sepenuhnya dengan main road Tol Cinere-Jagorawi, maka akan menambah alternatif dari/dan menuju akses ke Serpong Jaya. Sedangkan dari Jakarta Pusat paling efektif naik kereta dari stasiun Dukuh Atas atau Tanah Abang, dan turun di stasiun Rawabuntu. Jarak dari stasiun ke Serpong Jaya sekitar 5 menit dengan ojek online.
 
“Banyak pembeli kami yang kesehariannya bekerja di Jakarta. Mereka memilih tinggal di Serpong Jaya karena aksesnya bagus, daerah sekitarnya sudah ramai, padat dan hidup. Menuju kemana-mana juga mudah, baik menggunakan kereta melalui stasiun Rawabuntu (trayek Serpong-Tanah Abang) atau Tol Jakarta-Serpong. Dari Puri Indah (Jakarta Barat) ke Serpong Jaya hanya setengah jam,” terang Maulana.
 
Cara bayar sangat mudah. Uang muka atau down payment (DP) 0 persen serta free BPHTB dan AJB. Pengembang bekerjasama dengan sejumlah bank penyalur KPR, mulai dari CIMB Niaga, BRI, Mandiri, BSI, BTN, BNI dan BCA. Cicilan KPR-nya cukup ringan. Untuk jangka waktu 20 tahun, angsurannya mulai Rp6 jutaan per bulan.
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat