Furnitur Kayu dari Sumber Berkelanjutan Semakin Diminati
![Furnitur Kayu dari Sumber Berkelanjutan Semakin Diminati](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/aec69808aeec199eed5047aed15a0e82.jpeg)
PENINGKATAN proyek bangunan hijau ikut mendorong peningkatan penjualan furnitur ramah lingkungan. Terlebih, dengan dorongan dunia yang mempromosikan bangunan hijau sebagai langkah mengurangi emisi karbon dari negara masing-masing untuk mengurangi kontribusi negatif terhadap perubahan iklim.
Menurut Dewan Bangunan Hijau AS (USGBC), jumlah rumah bersertifikat LEED di AS meningkat dari 167.891 pada 2018 menjadi 232.244 pada akhir 2021, atau tumbuh lebih dari 38% selama periode tersebut.
Pada periode yang sama, pertumbuhan rumah bersertifikat LEED di Kanada lebih dari 155%, meningkat dari 3.036 menjadi 7.750.
Baca juga: Kayu dari Hutan Rakyat Bersertifikat, Pengungkit Kesejahteraan Warga Probolinggo
Pasar furnitur global ramah lingkungan juga diperkirakan tumbuh dari US$46,88 milliar pada 2022 menjadi US$83,76 miliar pada 2030 akibat tingkat pertumbuhan per tahun (CAGR) yang berkembang 8,6% dari 2022 hingga 2030.
Techical Director Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia Hartono Prabowo menyampaikan menurut survei Sustainable Furnishing Council 2021, hampir 97% responden menunjukkan minat membeli perabotan yang aman bagi lingkungan, dengan asumsi gaya dan biaya yang menguntungkan hampir sama.
"Khususnya, perempuan menyatakan minat yang sedikit lebih tinggi untuk membeli furnitur ramah lingkungan (72% perempuan versus 66% pria)," kata Hartono.
Hal itu disampaikan Hartono pada Seminar FSC Sustainable Furniture bertema Aligning designers and furniture industry to support green market, di IFFINA, ICE BSD, Tangsel, Kamis (14/9).
Baca juga: HIKMI Perkuat Soliditas Dukung Industri Mebel dan Kerajinan Nasional
Ia menjelaskan tingkat ramah lingkungan furnitur dapat dinilai dari desain, sumber dan bentuk materi, proses pembuatan, penanganan ketika produk sudah tidak digunakan hingga asal sumber materi furnitur.
"Kayu merupakan salah satu materi bahan bangunan paling ramah lingkungan, karena selain memiliki emisi karbon rendah, pengolahannya hemat energi, kayu pun dapat menyimpan karbon dalam waktu lama."
"Dengan teknologi dan desain tepat, kayu dapat menjadi materi furniture yang tidak saja ramah lingkungan tapi juga kuat, tahan lama, dan ekonomis," tutur Hartono.
FSC sebagai organisasi nirlaba yang mempromosikan pengelolaan hutan bertanggungjawab dan mendorong produk hasil hutan ramah iklim dan lingkungan, memandang upaya itu bisa dicapai melalui dialog dan kolaborasi para pihak baik desainer maupun pelaku usaha furnitur.
“Kami berharap dengan kolaborasi antara desainer dan pelaku usaha furnitur dapat membantu meningkatkan permintaan material kayu bersertifikasi FSC sehingga membantu upaya pengelolaan berkelanjutan bagi para pengelola hutan di dunia dan Indonesia,” pungkas Hartono.
Baca juga: Presiden: Industri Mebel Lokal Harus Cari Mitra dari Luar Negeri
Ketua Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) Ira Samri menambahkan kayu meski sudah diolah tetap menyimpan karbon sepanjang kayu tidak musnah.
Fosil kayu yang terkubur di dalam tanah tetap menyimpan karbon yang diserap selama daur hidupnya sehingga mengurangi gas buang ke atmosfer yang menambah pemanasan global. Daya serap karbon akan semakin tinggi seiring makin banyaknya produk rumah tangga yang menggunakan kayu.
“Desainer mempunyai peran dalam membuat agar produk berkelanjutan dapat diterima dengan baik oleh pasar, karena desain yang baik akan meningkatkan nilai produk."
"Untuk itu desainer harus memahami sifat setiap komponen yang membentuk produk furnitur, salah satu kompenen ini adalah kayu yang bersumber dari hutan yang dikelola berkelanjutan,” tutup Ira. (RO/S-2)
Terkini Lainnya
Miliki Agrowisata, UMSU akan Menjadi Percontohan Kampus Hijau di Indonesia
PosIND Goes Green Bantu Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca
Limbah Fesyen Hantui Dunia, Busana Daur Ulang Semakin Diminati
Runner Up Miss Universe Indonesia Vina Sitorus Sosialisasikan Urban Farming
Tuah Rotan Hasilkan Cuan
Jangan Gunakan Kantong Plastik untuk Bungkus Daging Kurban
Kebakaran Landa Pabrik Mebel Kayu Kuno, Petugas Damkar Butuh Alat Berat
Serat Khusus Tekstil Ramah Lingkungan Dukung Bebas Emisi
Sat Reskrim Polres Simalungun: Truk Muatan Kayu dari Himapsi Sah dan Legal
EUDR Ancam Pukul Ekspor Mebel dan Furnitur RI ke Eropa
Asah Kemampuan Pemuda Kalbar, GMC Gelar Pelatihan Seni Ukir Kayu
Propan Raya Semarakkan Pameran IFMAC and Woodmac 2022
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap