Imbal Hasil Tinggi AS Picu Potensi Penambahan Beban untuk Indonesia
![Imbal Hasil Tinggi AS Picu Potensi Penambahan Beban untuk Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/249fe09a90c9b038aea5da6e9458293d.jpg)
TINGGINYA imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (US Treasury) berpotensi menambah beban biaya bagi Indonesia di pasar portofolio dunia. Sebab, mau tak mau pasar bakal mengharapkan imbal yang jauh lebih tinggi dari lembaran surat utang negara lain.
"Tentu saja kalau tinggi terus pasti market akan berekspektasi bahwa nex issuance, rate-nya relatif lebih tinggi, menjadi lebih mahal," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam taklimat media di Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/9).
Itu menurutnya terjadi secara alamiah. Ketika surat utang dari negara seperti AS memiliki tingkat kupon yang tinggi, para investor otomatis akan mengharapkan tingkat kupon yang jauh lebih tinggi dari portofolio negara lain.
Baca juga: Investasi Obligasi Vs Emas Minim Risiko. Mana yang Lebih Cuan?
Hal itu bakal membuat negara-negara berkembang, seperti Indonesia akan merogoh kocek lebih mahal agar investor mau membeli obligasi yang ditawarkan. Kenaikan kupon yang ditawarkan, kata Andry, akan banyak ditemui pada obligasi berdenominasi valuta asing (valas).
"Itu terutama untuk yang valas. Tapi ke depan kalau sentimennya turun, maka cost of borrowing-nya juga akan relatif lebih turun," jelasnya.
Baca juga: Gaji ASN Naik di 2024, Pagu Anggaran Kemenkeu Naik Rp3,7 Triliun
Di kesempatan yang sama, Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Riko Amir mengatakan, pemerintah terus mencermati perkembangan pasar global. Bila itu dinilai cukup memberatkan, maka besaran dari obligasi yang diterbitkan akan diperkecil, begitu pun sebaliknya.
"Kita itu punya fleksibilitas dalam pembiayaan. Itu pengelolaan utang yang terus kita lakukan. Pemerintah bisa melakukan pengadaan pembiayaan tersebut dengan memperhatikan dari sisi waktu issuance-nya, kemudian dari sisi besarannya dan juga dari sisi instrumen apa yang kita keluarkan," jelasnya.
Hal tersebut, kata Riko, sedianya telah dilakukan pemerintah pada triwulan II dan III tahun ini yang memperkecil besaran penerbitan obligasi. Itu karena lembaga pengelola keuangan negara menyadari pelaku pasar obligasi dunia mengharapkan yield tinggi akibat pengaruh arah kebijakan The Federal Reserve (The Fed).
Selain terus melihat perkembangan pasar uang, fleksibilitas pembiayaan pemerintah juga dapat dilakukan melalui mekanisme pembiayaan non utang. Itu sedianya dapat berasal dari sisa anggaran lebih (SAL), dana investasi pemerintah, hingga Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN.
"Pada saat laporan semester I 2023, kita melakukan optimalisasi pembiayaan non utang. Target pembiayaan utang kita turunkan, sehingga resultanya sudah ditambahkan untuk penerbitan di triwulan III," pungkas Riko. (Mir/Z-7)
Terkini Lainnya
Utang Jatuh Tempo Jumbo Tahun Depan, Pemerintah Harapkan Investor Reinvestasi
Indonesia Sangat Siap Jadi Pesaing di Industri Kendaraan Listrik Global
Kunker di 2 Perusahaan, Pj Gubernur Jateng Cek Kondisi Ketenagakerjaan dan Perkembangan Usaha
3 Tahun Berturut-turut, Sucor AM Terima Penghargaan dari The Asset
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Family Office Harus Didukung Kepastian Hukum dan Keamanan Data
Uang Rp1 Triliun PT Taspen Diputar ke 3 Jenis Investasi Fiktif
KPK Dalami Investasi Sukuk yang Dilakukan PT Taspen
SKK Migas Kejar Kenaikan Investasi Hulu hingga 17%
BKPM: Indonesia Negara Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Terintegrasi
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah Tepat Waktu
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap