visitaaponce.com

Bank Sentral Inggris Bekukan Suku Bunga Ikuti The Fed

Bank Sentral Inggris Bekukan Suku Bunga Ikuti The Fed
Seorang pejalan kaki dengan payung berjalan di dekat gedung Bank of England (kiri) dan gedung bursa efek (kanan).(AFP/Henry Nicholls.)

BANK of England pada Kamis (2/11) mempertahankan suku bunga utamanya sebesar 5,25%. Keputusan ini sehari setelah Federal Reserve juga membekukan biaya pinjaman karena penurunan inflasi global.

BoE telah mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan kebijakan moneter bank sentral sebelumnya pada September. Kebijakan menghentikan penaikan suku bunga ini sudah 14 kali berturut-turut.

Namun, tingkat suku bunga di Inggris masih merupakan yang tertinggi dalam lebih dari 15 tahun. Inflasi tahunan negara tersebut pun merupakan yang tertinggi di antara negara-negara kaya G7.

Terlalu dini memangkas suku bunga 

Gubernur Andrew Bailey mengatakan terlalu dini untuk memikirkan pemotongan suku bunga. Bailey bergabung dengan lima pembuat kebijakan dalam pemungutan suara untuk jeda.

Baca juga: Laba Bank ING Tumbuh Lebih dari Dua Kali Lipat

Namun, tiga lainnya menyerukan penaikan menjadi 5,5%. "Kami mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan ini. Namun kami akan mengawasi dengan cermat untuk melihat diperlukan penaikan suku bunga lebih lanjut atau tidak," tambah Bailey dalam suatu pernyataan.

Hal ini terjadi bahkan ketika BoE pada Kamis memperkirakan perekonomian Inggris akan datar tahun depan. Perkiraan ini turun dari prediksi pada Agustus yang memperkirakan pertumbuhan sekitar 0,5% pada 2024. Pengumuman terbaru BoE muncul di tengah krisis biaya hidup yang berkepanjangan di Inggris karena harga minyak menguat akibat perang Israel-Hamas. 

Baca juga: Shell Umumkan Laba Naik Didorong Lonjakan Harga Minyak

Pada Rabu, Federal Reserve mempertahankan suku bunga AS pada level tertinggi dalam 22 tahun untuk pertemuan kedua berturut-turut seiring dengan upayanya untuk memperlambat inflasi yang sangat tinggi tanpa merusak perekonomian AS yang kuat. Dalam keputusan yang diperkirakan secara luas, The Fed mempertahankan suku bunga pinjaman acuan antara 5,25% dan 5,50%.

Bank Sentral Eropa pekan lalu membiarkan biaya pinjaman zona euro tidak berubah setelah menaikkannya dalam 10 pertemuan sebelumnya. "Beberapa bank sentral mencapai titik mereka mungkin berharap suku bunga akan mencapai puncaknya. Namun mereka secara bersamaan khawatir bahwa inflasi yang tinggi dapat memaksa mereka untuk mengambil tindakan lebih lanjut," kata analis Rabobank Jane Foley kepada AFP.

BoE mulai menaikkan suku bunga utamanya dari rekor terendah sebesar 0,1% pada akhir 2021, ketika inflasi mulai naik lebih tinggi karena perekonomian perlahan-lahan keluar dari lockdown akibat covid-19. Inflasi Inggris kemudian naik ke puncaknya dalam 41 tahun terakhir sebesar 11,1% pada Oktober 2022 dipicu oleh melonjaknya harga energi setelah invasi Ukraina oleh produsen minyak dan gas utama Rusia.

Sejak itu inflasi turun menjadi 6,7%, tetapi tetap lebih tinggi dibandingkan inflasi di negara tetangga, yakni Prancis, Jepang, dan Amerika Serikat. Angka ini juga lebih dari tiga kali lipat dari target BoE sebesar dua persen.

Warga Inggris masih berjuang untuk membayar tagihan dan negara tersebut telah dirusak oleh pemogokan besar-besaran yang dilakukan oleh para pekerja di sektor publik dan swasta selama berbulan-bulan. Penaikan suku bunga telah memperburuk situasi karena bank ritel juga menaikkan biaya pembayaran kembali hipotek dan pinjaman lain. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat