visitaaponce.com

Ekonomi Indonesia masih Berpotensi Terdampak Kondisi Global

Ekonomi Indonesia masih Berpotensi Terdampak Kondisi Global
Ilustrasi: aktivitas perdagangan(MI/Usman Iskandar )

PEREKONOMIAN Indonesia dinilai masih akan terkena dampak ketidakpastian dunia di tahun depan. Hal itu berpotensi menahan laju pertumbuhan sulit untuk melewati angka 5% di 2024.

"Kami melihatnya memang peluang untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan 2024 di batas bawah, berada di bawah 5% itu bisa terjadi. Namun di batas atas kami kira pertumbuhan ekonomi masih akan berada di angka 5,0%," ujar periset dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet saat dihubungi, Kamis (21/12).

"Jadi secara umum kami menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 berada di kisaran 4,9% sampai dengan 5%, atau sedikit berbeda dari batas bawah dan batas atas pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan oleh Bank Indonesia," lanjutnya.

Baca juga: Suku Bunga AS Diyakini Turun pada Semester II 2024

Yusuf mengatakan, ketidakpastian global masih relatif cukup tinggi pada 2024. Hal itu salah satunya terlihat dari konflik geopolitik Rusia-Ukraina dan Hamas-Israel yang urung mereda di penghujung 2023. Kondisi itu akan memberi dampak terhadap keputusan maupun kebijakan perekonomian global.

Kebijakan itu bakal memengaruhi banyak negara emerging market, termasuk Indonesia. Belum lagi, Indonesia juga bakal menggelar pesta demokrasi lima tahunan di 2024. Secara histori, pemilu kerap menghambat arus investasi lantaran penanam modal memilih untuk wait and see sembari mencermati perkembangan terkini.

Baca juga: BI Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat di 2024

Sebab investor menilai tahun politik berkaitan erat dengan ketidakpastian kebijakan. "Ketika unsur ketidakpastian itu meningkat, maka dari sisi investasi umumnya investor akan mencari atau menempatkan asetnya pada instrumen yang sifatnya safe haven," terang Yusuf.

Dengan kata lain, ada potensi pelarian modal dari negara-negara emerging market. Karenanya, risiko ketidakpastian ekonomi global dinilai masih akan merembes ke dalam negeri, baik secara langsung maupun tak langsung.

Namun Indonesia dinilai beruntung lantaran porsi konsumsi rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) cukup besar. Itu menurut Yusuf dapat mempertahankan angka pertumbuhan dari kemungnan terjun bebas.

"Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap stabil, namun punya kecenderungan melemah marginal, disebabkan oleh faktor harga komoditas yang relatif akan mulai melandai atau tidak setinggi di tahun ini ataupun dua tahun lalu," jelas Yusuf.

"Konsumsi barang-barang tahan lama seperti kendaraan ataupun properti juga berpotensi tertekan akibat tren ataupun kondisi suku bunga yang tinggi saat ini," tutur Yusuf.

Sedangkan pengeluaran konsumsi di tahun politik dipandang akan memberikan dampak terbatas terhadap konsumsi rumah tangga secara keseluruhan. Sementara kondisi pertumbuhan yang stabil juga akan dialami oleh komponen investasi atau PMTB.

"Dari sisi tren kelanjutan investasi sebenarnya beberapa investasi seperti di industri logam dasar itu masih akan melanjutkan tren positif yang terjadi di dua tahun terakhir, namun secara umum kondisi perekonomian global yang tidak begitu menentu juga pasti akan ikut memengaruhi dinamika dari pertumbuhan investasi secara umum," pungkas Yusuf. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat