visitaaponce.com

Sri Mulyani Nilai Ekonomi Indonesia 2023 Tumbuh Berkualitas

Sri Mulyani Nilai Ekonomi Indonesia 2023 Tumbuh Berkualitas
Menteri Keuangan Sri Mulyani.(Antara/Muhammad Adimaja)

PEREKONOMIAN Indonesia dinilai masih relatif kuat meski berada di tengah tekanan global. Hal itu ditunjukkan dengan kinerja pertumbuhan 2023 yang tercatat di angka 5,05%. Capaian tersebut tak terlepas dari respons kebijakan pemerintah dari perkembangan perekonomian di paruh kedua tahun lalu.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menanggapi laporan kinerja pertumbuhan ekonomi 2023 yang telah dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). "Meski tahun 2023 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat signifikan, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik ditopang oleh aktivitas permintaan domestik yang masih kuat, khususnya aktivitas konsumsi dan investasi," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (7/2).

Sri Mulyani menilai ekonomi Indonesia juga tumbuh berkualitas di 2023. Itu tercermin dari penurunan pengangguran dan kemiskinan. Pemulihan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja yang mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) menjadi 5,32% pada Agustus 2023 atau turun sebesar 0,54% dibanding Agustus 2022.

Baca juga : Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023

Aktivitas ekonomi yang menguat juga telah mendorong penurunan tingkat kemiskinan dari 9,54% (Maret 2022) menjadi 9,36% di 2023. Selain itu, konsumsi masyarakat masih menjadi kontributor utama dalam perekonomian nasional. Tercatat angka pertumbuhannya mencapai 4,82% pada 2023. "Daya beli masyarakat yang tetap terjaga dengan tingkat inflasi yang terkendali menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga konsumsi masyarakat," kata Sri Mulyani.

Konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) melonjak tinggi atau tumbuh 18,11% pada triwulan IV 2023 dan 9,83% sepanjang 2023. Hal itu terkait erat dengan penyelenggaraan Pemilu 2024.  

Sedangkan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) pada triwulan IV 2023 kembali tumbuh positif sebesar 2,81% setelah sempat terkontraksi pada triwulan sebelumnya. Dengan demikian, konsumsi pemerintah sepanjang 2023 tumbuh sebesar 2,95%.

Baca juga : Daya Beli Masyarakat Menurun, Pertumbuhan Ekonomi Nasional Anjlok 4,94%

"Paket kebijakan pemerintah dan penyerapan belanja negara yang optimal mampu mendorong konsumsi pemerintah pada triwulan IV dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Penyerapan belanja negara yang optimal juga berkontribusi mendorong aktivitas ekonomi regional," jelas Sri Mulyani.

Sementara itu, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tercatat sebesar 5,02% pada triwulan IV 2023 dan 4,4% secara tahunan dibandingkan 2022 yang tumbuh 3,9%. Percepatan penyelesaian Proyek Strategis Nasional, aktivitas belanja modal pemerintah, hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjaga kinerja positif investasi. 

Sektor swasta juga turut andil mendorong investasi di 2023 ditunjukkan dengan realisasi PMA dan PMDN yang mampu tumbuh mencapai dua digit masing-masing 13,7% dan 22,1%. Kondisi infrastruktur yang semakin meningkat, kinerja ekonomi makro yang sangat baik, serta stabilitas sosial politik yang terjaga menjadi faktor krusial untuk menjaga keyakinan pelaku usaha untuk berinvestasi.

Baca juga : Menkeu: Persepsi Dunia pada Ekonomi Indonesia Cukup Baik

Ekspor riil pada triwulan IV 2023 tumbuh 1,64% dan 1,32% secara tahunan. Pertumbuhan positif ekspor 2023 terutama didorong oleh meningkatnya ekspor barang migas dan ekspor jasa seiring dengan peningkatan jumlah wisman.

Meskipun dihadapkan dengan perlambatan perekonomian dunia dan tren moderasi harga komoditas, volume ekspor nonmigas tumbuh 8,43% sepanjang 2023. Pertumbuhan tersebut salah satunya berasal dari peningkatan volume ekspor besi dan baja, terutama volume ekspor feronikel yang tumbuh mencapai 47,6%.

Selain itu, peningkatan volume ekspor terjadi pada kendaraan dan bagiannya serta bahan bakar mineral. Di sisi lain, impor barang pada triwulan IV 2023 masih terkontraksi sebesar 0,15% dan sebesar 1,65% secara tahunan. (Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat