visitaaponce.com

Ekspansi Strategis Si Raja KPR dalam Menghadapi Tantangan Transformasi Keuangan

Ekspansi Strategis 'Si Raja' KPR dalam Menghadapi Tantangan Transformasi Keuangan
Petugas melayani nasabah Bank BTN saat acara Akad Massal KPR BTN di perumahan Puri Delta Tigaraksa, Tangerang, Banten, Selasa (8/8/2023)(MI/Dwi Apriani)

SETIAP orang memiliki mimpi untuk memiliki rumah sendiri. Tidak terkecuali Khairudi Nur, seorang guru di wilayah Bekasi. 

Sayangnya untuk menggapai mimpi itu tidaklah mudah. Permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) yang diajukannya ke beberapa bank selalu ditolak. Namun penolakan itu tidak mematahkan semangatnya. 

“Memang tidak mudah, namun ada juga bank yang memang memfasilitasi kredit dengan tenor yang bisa disesuaikan dengan kemampuan kita mencicil, misalnya seperti bank BTN, memang kalau mau KPR masyarakat harus ingat BTN!” tutur Khairudi saat ditemui beberapa waktu lalu. 

Baca juga : Strategi BTN Permudah Akses Rumah Bersubsidi

Khairudin mengaku sangat ingin membeli rumah, meski harus kredit. Pasalnya biaya mencicil rumah sama seperti biaya mengontrak. 

Pria berusia 29 tahun itu bangga mampu membeli rumah. Meski rumah yang ia  beli hanya rumah bersubsidi yang terletak di pinggiran kota. 

“Saya rasa tidak ada kerugiannya apabila ditempati, minimal kita sudah memiliki rumah, meski cuma rumah bersubsidi, toh sekarang kualitasnya semakin baik, syukur bisa bayar lunas di depan, kalau tidak mampu minimal nyicil,” tambahnya. 

Baca juga : BTN Dukung Rencana Skema KPR 35 Tahun

Cerita Khairudi bisa saja terjadi pada sebagian besar masyarakat yang memimpikan punya rumah namun memiliki segala keterbatasan. Mereka yang memiliki kemampuan finansial untuk membayar cicilan rumah, namun ketidakpastian terkait persetujuan KPR membuat sebagian orang memilih alternatif lain seperti menabung atau mencari solusi properti tanpa melibatkan perbankan. 

Penting untuk memahami bahwa penolakan KPR bukanlah akhir dari segalanya. Masyarakat perlu menyadari bahwa setiap penolakan memberikan kesempatan untuk belajar dan mencari alternatif pembiayaan sebab kini pemerintah memiliki ekosistem pembiayaan perumahan salah satunya lewat perbankan. 

Hal ini dilakukan lantaran pemerintah terus melakukan berbagai upaya dalam mengentaskan kesenjangan angka kebutuhan rumah (backlog)  ketersediaan hunian yang layak dan terjangkau untuk masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Sosial Ekonomi (Susenas) 2023 tercatat bahwa angka backlog kepemilikan rumah sepanjang tahun 2023 turun menjadi 9,9 juta unit dari tahun sebelumnya yaitu 10,5 juta unit. 

Baca juga : Sukuk untuk Pembiayaan Tapera Diluncurkan

Pembiayaan yang fleksibel ini sebetulnya telah dirancang oleh bank BTN untuk membantu masyarakat memiliki rumah. Tak sedikit orang lari ke bank BTN untuk mewujudkan keinginan memiliki rumah lewat KPR. Karena BTN memiliki fasilitas kredit rumah untuk komersial dan subsidi baik dengan skema konvensional maupun syariah. 

Di usianya yang memasuki 74 tahun, bank BTN telah mewujudkan impian sekitar 5,6 juta masyarakat Indonesia beserta keluarganya memiliki hunian yang layak dengan nilai pembiayaan sekitar Rp470 triliun.  

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan bahwa perjalanan panjang BTN dalam membantu pemenuhan kebutuhan rumah di Indonesia menjadi sumber kekuatan untuk terus mendukung sektor perumahan dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian. Bank BTN terus menunjukkan komitmennya yang kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara dengan menjadi bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) terbesar di Indonesia. 

Baca juga : Laba BTN Syariah Capai Rp281,21 Miliar di Semester I 2023

“Bank BTN memiliki momentum yang sangat baik untuk terus bertumbuh pesat dan berkelanjutan dalam membantu masyarakat Indonesia menggapai mimpi mereka untuk memiliki rumah. Tentunya, banyak pelajaran yang kami petik dalam membangun ekosistem perumahan selama ini. Hal ini menjadi bekal untuk perbaikan dalam mencapai aspirasi menjadi bank penyalur KPR terbaik di Asia Tenggara,” ujar Nixon dalam perayaan HUT KPR Bank BTN belum lama ini. 

Meskipun telah mencapai usia 74 tahun, BTN tetap mempertahankan peran utamanya dalam menyalurkan kredit rumah. Dengan performa yang luar biasa, BTN menjadi satu-satunya bank yang menyumbang kontribusi KPR terbesar, mencapai 47% atau sekitar Rp 44,70 triliun dari total kredit BTN senilai Rp 93,68 triliun pada Desember 2023.

Baca juga : Program THR Lebaran di Rumah Baru, bank bjb Beri Hadiah Diskon hingga Voucher Belanja

Di era tahun Naga Kayu ini, BTN berambisi untuk meraih pertumbuhan KPR yang cemerlang. Bank BTN menetapkan target pertumbuhan KPR double digit, sekitar 10% hingga 11% pada 2024.

“Peluang pertumbuhan KPR masih sangat besar, terutama mengingat backlog perumahan yang mencapai sekitar 12,7 juta. Potensi pasar KPR untuk terus tumbuh sangat signifikan," ungkap Nixon.

BTN juga berkomitmen untuk tetap menjadi pemain utama dalam pembiayaan KPR subsidi tahun ini, dengan menargetkan penyaluran sekitar 85% dari total kuota yang dialokasikan oleh Pemerintah. Dengan demikian, market share BTN diharapkan tetap terjaga pada level tersebut.

Baca juga : Mengurangi Backlog Lewat Creative Financing

BTN memiliki alasan untuk merasa percaya diri. Kinerja kredit rumah pada tahun sebelumnya patut diapresiasi. Pertumbuhan kredit rumah untuk sektor komersial mencapai 32,8%, mencapai Rp19,07 triliun pada akhir 2023 dibandingkan dengan Rp14,36 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, kredit rumah subsidi juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,3%, mencapai Rp26,63 triliun pada akhir tahun lalu dibandingkan dengan Rp24,33 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. BTN berhasil mempertahankan posisinya sebagai bank penyedia rumah subsidi terbesar untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.

Membangun Peradaban dengan Perluasan Bisnis Core

Baca juga : Taktik Tepat Tekan Backlog

Nixon melanjutkan, Banyak peradaban telah bermula dari rumah-rumah yang mendapatkan dukungan keuangan dari BTN, dan ekonomi keluarga MBR diprediksi akan mengalami kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Generasi emas yang telah berkontribusi besar terhadap kemajuan bangsa Indonesia juga berasal dari tempat tinggal yang mendapat dukungan finansial dari BTN.

“Banyak tokoh yang pada masa awal membangun karir memiliki rumah pertama dibiayai oleh BTN. Dari tokoh-tokoh ini lahir anak-anak yang juga berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa,” jelasnya.

Awalnya, BTN menitikberatkan perhatian pada pembiayaan rumah pertama, namun kini perusahaan telah mengambil langkah lebih lanjut dengan menerapkan strategi Beyond KPR selama dua tahun terakhir. Strategi ini memungkinkan BTN untuk menggali potensi pembiayaan melalui penjualan lintas produk kepada nasabah captive, seperti Kredit Ringan Tanpa Agunan (KRING), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga : Lima Juta Rumah Tersalurkan Selama 46 Tahun

Nixon menyatakan bahwa BTN telah berhasil menerapkan beberapa perubahan dalam beberapa tahun terakhir, yang telah membawa peningkatan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, pada tahun 2021, perusahaan berhasil mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan mengoptimalkan kontribusi program KPR subsidi dan meningkatkan kinerja KPR Non Subsidi melalui kerjasama dengan Developer Agen Properti. BTN juga aktif mengembangkan skema KPR yang ditujukan untuk generasi milenial.

Kini, pada 2024, BTN mengalami transformasi dengan memperluas cakupan bisnisnya dan menyediakan solusi keuangan yang terintegrasi. Perusahaan ini mempercepat adopsi digital banking dan melakukan digitalisasi proses secara besar-besaran untuk mendukung perkembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan sebagai sumber pertumbuhan baru.

Dengan berbagai perubahan tersebut, Nixon menyampaikan optimisme bahwa BTN akan berhasil mewujudkan visinya menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada 2025 mendatang. 

Baca juga : Kredit Moncer, BTN Catat Laba Tumbuh 15 Persen pada 2023

“Tahun mendatang diharapkan menjadi titik transformasi BTN menjadi One Stop Financial Solution dalam Ekosistem Perumahan. Dalam fase ini, BTN akan fokus pada peningkatan pendapatan berbasis layanan dan transaksi, terutama di bidang wealth management, digital banking, dan bisnis korporat,” tambah dia.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah Redjalam mengakui bahwa BTN sedang menghadapi tantangan besar dalam mencapai kesuksesan dalam penyaluran KPR. Tantangan ini berkaitan dengan peran dan mandat pemerintah yang memberikan tugas kepada BTN sebagai agen perubahan dan penyedia rumah untuk semua lapisan masyarakat, terutama Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

“Meskipun BTN sebagai perusahaan publik memiliki tujuan mencapai pertumbuhan laba dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham, namun di sisi lain, bank ini juga diharapkan untuk menjalankan misi pemerintah dalam membantu masyarakat memperoleh pembiayaan rumah yang terjangkau,” kata dia.

Baca juga : 74 Tahun BTN Berhasil Mendukung 4 Juta Lebih Masyarakat MBR Punya Rumah

Secara keseluruhan, Piter berpendapat bahwa Bank BTN dihadapkan pada tugas yang rumit untuk mencapai keseimbangan antara visi bisnis dan misi sosial. Meskipun tantangan ini sulit, namun berhasil menyelesaikannya akan memberikan identitas yang unik dan penuh kebanggaan bagi para bankir Bank BTN. (Z-10)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat