visitaaponce.com

Produksi CPO pada 2023 Diprediksi Naik 7,15

Produksi CPO pada 2023 Diprediksi Naik 7,15%
Karyawan memasukkan tanda buah segar kelapa sawit ke mesin untuk pengolahan CPO di salah satu pabrik minyak kelapa sawit.(Antara/Syifa Yulinnas)

PRODUKSI minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada 2023 diperkirakan mencapai 50,07 juta ton atau naik sebesar 7,15% dari 2022 sebesar 46,73 juta ton. Produksi palm kernel oil (PKO) mencapai 4,77 juta ton atau naik 5,66% dari tahun sebelumnya sebesar 4,52 juta ton.

Kenaikan produksi dari 2022 kemungkinan disebabkan berbagai hal, antara lain, harga minyak sawit menjelang akhir 2021 dan sepanjang 2022 relatif tinggi. Ini mendorong pelaku usaha untuk mengelola kebunnya dengan baik, termasuk pemberian pupuk, dan perluasan areal tertanam menghasilkan di 2023.

"Hal ini sesuai dengan data Kementerian Pertanian yang menyebutkan dalam periode 2017-2020 ada kenaikan luas tanaman sekitar 2017-2020 sebesar 540 ribu hektare dan memperkirakan di 2023 saja akan ada penambahan terjadi areal TM seluas 260 ribu hektare dari 12,342 juta hektare di 2022 menjadi 12,602 juta hektare di 2023," ujar Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dikutip dari siaran pers, Rabu (28/2).

Baca juga : Konsumsi Kelapa Sawit pada 2024 Diperkirakan Naik

Kemudian El Nino yang diperkirakan melanda Indonesia ternyata tidak berpengaruh terhadap produksi tanaman, karena melanda di sebagian besar Indonesia bagian selatan. Sementara konsumsi dalam negeri menunjukkan kenaikan dari 21,24 juta ton pada 2022 menjadi 23,13 juta ton atau kenaikan sekitar 8,90%. 

Implementasi kebijakan biodiesel (B35) yang secara efektif dilakukan pada Juli 2022 telah meningkatkan konsumsi minyak sawit sebesar 17,68%. Detailnya, konsumsi dari 9,048 juta ton pada 2022 menjadi 10,65 juta ton di 2023. "Dengan implementasi B35, konsumsi biodiesel selama 2023 telah mencapai 10,30 juta ton dan telah melampaui konsumsi untuk pangan dalam negeri," jelas Mukti.

Ekspor produk CPO dan PKO mengalami penurunan 2,38% dari 33,15 juta ton di 2022 menjadi 32,21 juta ton di 2023. Sedangkan ekspor untuk biodiesel dan oleokimia mengalami kenaikan masing-masing sebesar 29 ribu ton dan 395 ribu ton.

Baca juga : Tiongkok Minta Tambah Impor CPO, Gapki: Stok Kita Banyak

Penurunan ekspor yang besar terjadi untuk tujuan Uni Eropa yakni 11,6%% dari 4,13 juta ton di 2022 menjadi 3,70 juta ton di 2023. Sebaliknya ekspor untuk tujuan Afrika naik sebesar 33% dari 3.183 ribu ton menjadi 4.232 ribu ton, Tiongkok naik 23% dari 6.280 ribu ton menjadi 7.736 ribu ton, India naik 8% dari 5.536 ribu ton menjadi 5.966 ribu ton, dan Amerika Serikat naik 10% dari 2.276 ribu ton menjadi 2.512 ribu ton.

Turunnya harga rata-rata kelapa sawit selama 2023 dibanding 2022 di pasar Ciff Rotterdam sebesar 28,7%. Rata-rata harga pada 2023 ialah US$964 per ton atau jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya dengan rata-rata US$1.352 per ton. Ini menyebabkan penurunan nilai ekspor kelapa sawit Indonesia yang cukup signifikan dari US$39,07 miliar pada 2022 menjadi US$30,32 miliar pada 2023.

"Dengan stok awal pada 2023 sebesar 3,69 juta ton, stok akhir produk CPO dan PKO Indonesia pada 2023 diperkirakan mencapai 3,14 juta ton," pungkas Mukti. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat