visitaaponce.com

Tiongkok Tetapkan Target Ambisius Ekonomi Tumbuh 5 pada 2024

Tiongkok Tetapkan Target Ambisius Ekonomi Tumbuh 5% pada 2024
Bagan yang menunjukkan pertumbuhan PDB Tiongkok selama 20 tahun dibandingkan dengan negara-negara tertentu.(AFP/Nicholas Shearman)

TIONGKOK pada Selasa (5/3) menetapkan target pertumbuhan sekitar lima persen untuk 2024. Ini tujuan ambisius yang diakui oleh para pemimpin negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu sebagai tantangan untuk dipenuhi.

Perdana Menteri Li Qiang secara resmi mengumumkan sasaran pertumbuhan tersebut. Pengumuman bersamaan dengan keseluruhan anggaran dan kebijakan utama pemerintah untuk 2024, ketika Kongres Rakyat Nasional (NPC) tahunan Tiongkok dimulai pada Selasa.

Di hadapan ribuan delegasi, Li memperingatkan bahwa mencapai target tahun ini tidak akan mudah. "Fondasi bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang berkelanjutan tidak cukup kuat," katanya.

Baca juga : Ekonomi Tiongkok Khawatir terkait Pengangguran Anak Muda

NPC tahun lalu menunjuk Presiden Xi Jinping untuk masa jabatan ketiga yang bersejarah. Ini mengukuhkan kekuasaannya sebagai pemimpin Tiongkok paling kuat sejak Mao Zedong.

Setahun kemudian, ribuan delegasi yang menghadiri pertemuan tersebut harus menghadapi serangkaian tantangan ekonomi dan keamanan, termasuk krisis sektor properti yang berkepanjangan, melonjaknya pengangguran kaum muda, dan perlambatan global yang telah memukul permintaan barang-barang Tiongkok.

Risiko dan bahaya

Target lima persen sejalan dengan pertumbuhan tahun lalu. Namun ini masih jauh dari pertumbuhan dua digit yang selama bertahun-tahun mendorong pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Baca juga : Aktivitas Pabrik Tiongkok Susut selama Empat Bulan Berturut-turut

"Kami tidak menganggap target pertumbuhan lima persen sebagai sesuatu yang konservatif. Kami sebenarnya menganggapnya ambisius," kata Wang Tao, Kepala Ekonom Tiongkok di UBS, kepada AFP.

"Pasar properti terus turun dan belum mencapai titik terendah, sehingga memberikan tekanan pada perekonomian," tambahnya. Hal tersebut akan memiliki dampak negatif terhadap keuangan dan belanja pemerintah daerah, serta kekayaan rumah tangga, dan belanja konsumen."

Li dalam pidatonya memperingatkan bahwa masih ada risiko dan bahaya tersembunyi yang masih ada dalam perekonomian. Investor telah menyerukan tindakan yang lebih besar dari negara untuk menopang perekonomian yang lesu.

Namun Beijing selama bertahun-tahun enggan menghadapi tekanan terhadap perekonomiannya dengan memberikan dana talangan (bailout) dalam jumlah besar, karena takut akan membebani kas negara yang rentan. Para analis tidak melihat ada alasan untuk berpikir bahwa hal tersebut akan segera berubah.

Laporan anggaran terpisah mengindikasikan belanja militer Tiongkok--kedua setelah Amerika Serikat--akan meningkat sebesar 7,2%. Tiongkok berjanji untuk bersikap tegas terhadap Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya, dan berjanji untuk menentang dengan tegas segala upaya untuk mengamankan kemerdekaan pulau tersebut. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat