Saham Sektor Teknologi Bangkit, Kenapa
![Saham Sektor Teknologi Bangkit, Kenapa?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/bdeb42987bd22c2d0dec60de307e899e.jpg)
HINGGA penutupan pasar modal, Rabu (6/3), saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Bukalapak.com Tbk (BUKA) masing-masing melonjak +17,46% di level harga Rp74 per saham dan +7,89% di level harga Rp164 per saham.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia memandang bahwa kenaikan hari ini, khususnya, GOTO mungkin disebabkan oleh antisipasi rebound teknis pascapenurunan harga besar-besaran sejak konferensi jarak jauh baru-baru ini pada 28 Februari 2024 untuk GOTO. "Kami berpendapat bahwa kenaikan harga secara tiba-tiba hari ini ialah respons normal dan hanya rebound teknis belaka," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christopher Rusli, Rabu (6/3).
Secara operasional, GoTo berada dalam posisi yang baik karena manajemen mengindikasikan EBITDA yang disesuaikan secara positif untuk kuartal IV 2023 dan melampaui panduan EBITDA yang disesuaikan pada setahun penuh 2023. "Ini pertanda baik karena mereka mampu mencapai target sebelum TikTok mengakuisisi Tokopedia," kata Christopher.
Baca juga : ITSEC Asia Bersiap IPO Incar Dana Segar Rp110,96 Miliar
Di sisi lain, emiten BUKA tidak memiliki berita signifikan yang berdampak positif atau negatif terhadap harga sahamnya. Mirae Asset Sekuritas Indonesia memandang melonjaknya saham BUKA hanyalah rebound teknis.
Kapitalisasi pasar BUKA saat ini sebesar Rp16,9 triliun. Ini lebih rendah dari cadangan kasnya sebesar Rp19,7 triliun pada September 2023, tidak termasuk bisnis mereka saat ini.
"Secara keseluruhan, meski terjadi kenaikan harga saham yang signifikan, menurut kami hal ini bukan merupakan perubahan besar bagi sektor teknologi. Namun ini hanya respons yang diharapkan setelah terjadi penurunan harga yang signifikan selama beberapa hari terakhir," kata Christopher.
Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren berpendapat setelah mengalami penurunan harga saham sekitar -30% dalam 2 bulan terakhir, kapitalisasi pasar BUKA telah turun ke level terendah semenjak IPO.
"18,3% lebih rendah dibandingkan posisi kas bersih (net cash) perusahaan per September 2013 yakni sebesar Rp19,17 triliun. Dari aspek flow, indikator Bandar Detector menunjukkan bahwa BUKA diakumulasi dalam jumlah besar sejak awal Oktober 2023 hingga 5 Februari 2024," kata Edi.
Pengamat pasar modal Hasan Zein Mahmud menangkap ada reorientasi pengelolaan bisnis pada GOTO. Manajemen mulai berusaha sungguh-sungguh menciptakan laba. Pengurangan aktivitas bakar duit dan upaya penghematan di beberapa lini cukup menunjukkan reorientasi itu. (Z-2)
Terkini Lainnya
Anara Airport Hotel Perluas Fasilitas dengan Tiga Ruang Pertemuan Baru
Nongsa Digital Park Yakin Capai Target Investasi Rp40 Triliun
Teknologi Blockchain Tawarkan Transparansi dan Keamanan
Dibanderol Rp3.9 jutaan, Ini Spesifikasi OPPO A3 Pro 5G
Fokus pada Pengembangan Kecerdasan Buatan sebagai Bentuk Inovasi
Kinerja Sektor Publik Bakal Terdongkrak Jika Terapkan Teknologi AI
Akuisisi atau tidak! GoTo Telah di Jalur Profitabilitas
GOTO Rugi 80 Triliun Usai Lepas Tokopedia, Ekonom: Tidak Berhubungan dengan Kinerja Operasional GOTO
GoTo dan Tiktok Gandeng UGM Ciptakan Talenta Digital
Saham GoTo Terus Turun, Mandiri Capital Masih Simpan Optimisme
GoTo Ungkap Sumber Kerugiannya di Tahun 2022
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap