visitaaponce.com

Ramadan dan Lebaran, Permintaan Pinjaman Diprediksi Naik hingga 50

Ramadan dan Lebaran, Permintaan Pinjaman Diprediksi Naik hingga 50%
Ilustrasi pinjaman(Dok.Freepik)

ASOSIASI Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (Afpi) mengamini tren peningkatan permintaan pembiayaan di periode Ramadan dan Lebaran. Itu selaras dengan bertambahnya kebutuhan, baik untuk produksi maupun konsumsi pada periode tersebut.

"Merujuk data-data dimasa lalu. Akan terjadi peningkatan permintaan dana pinjaman untuk berbagai keperluan bervariasi hingga 30-50%," ujar Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Afpi Kuseryansyah kepada Media Indonesia, Minggu (24/3).

Umumnya, lanjut dia, peningkatan permintaan pembiayaan itu naik sebelum Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan cair. Dana yang diterima, kata Kuseryansyah, banyak dijadikan oleh debitur sebagai dana cadangan untuk keperluan Lebaran.

Baca juga : Bank Mandiri Salurkan Fasilitas Channeling Rp1 Triliun ke Kredivo

Bagi pelaku Usah Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dana pembiayaan diperlukan untuk pengadaan stok barang dagangan guna memenuhi permintaan tinggi di masa Lebaran dan pasca-Lebaran. Dana tersebut juga digunakan terkait berbagai keperluan, termasuk persediaan stok.

"Pada sisi lain, peningkatan pencairan pinjaman akan berujung pada peningkatan kredit macet jika tidak diikuti dengan kehati-hatian dan pengetatan kredit asesmen di masa tersebut," kata Kuseryansyah.

Untuk itu, imbuhnya, penyelenggara fintech P2P lending biasanya akan menerapkan kebijakan manajemen risiko tersendiri, termasuk menganalisa kualitas pinjaman berdasarkan data musim Lebaran di tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga : Gagal Bayar P2P Lending Fintech, OJK Mesti Tingkatkan Pengawasan

"Penyelenggara P2P Lending tentunya telah menyiapkan langkah-langkah pra dan pasca-Lebaran. Karena itulah, sekalipun permintaan pencairan pinjaman tinggi, tetapi approval rate-nya lebih rendah, sehingga pertumbuhan pinjaman akan naik di sekitar 20-30%. Setelah Lebaran monitoring sekaligus mengingatkan peminjam perlu lebih intensif dilakukan," pungkas Kuseryansyah.

Sebelumnya diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti perusahaan pembiayaan untuk tetap berhati-hati menyalurkan pinjaman, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Sebab, permintaan pembiayaan di periode tersebut tercatat selalu meningkat dalam lima tahun terakhir.

Hal itu disampaikan Anggota Dewan Komisioner merangkap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Baca juga : Pengusaha Sarung di Tegal Ini Bagikan THR untuk Karyawan Senilai Rp3,1 Miliar

"Berkenaan dengan adanya tren peningkatan penyaluran tersebut, kami mengingatkan perusahaan pembiayaan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga piutang tersebut tidak diikuti dengan kenaikan risiko kredit," ujarnya.

Tren kenaikan permintaan pembiayaan tersebut, kata Agusman, terjadi pada pembiayaan multiguna untuk kendaraan bermotor dan pembiayaan berupa beli sekarang bayar nanti (buy now pay later/BNPL).

Hal itu menurutnya sejalan dengan tren kebutuhan masyarakat yang meningkat menyambut Ramadan dan Idul Fitri. Besar kemungkinan masyarakat membutuhkan pembiayaan untuk membeli barang-barang kebutuhan hingga tiket transportasi untuk mudik. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat