Ketegangan Geopolitik Mendorong Harga Minyak, Saham Global Bervariasi
SAHAM global bervariasi pada Senin, sementara harga minyak naik ketika eskalasi antara Moskow dan Ukraina menimbulkan pertanyaan tentang produksi minyak Rusia.
Harga minyak AS melonjak 1.6% atas berita serangan drone terbaru oleh Kyiv yang menyebabkan kebakaran di kilang minyak Rusia utama, yang merupakan serangan terbaru dalam serangkaian serangan terhadap industri bahan bakar negara tersebut.
Analis juga menunjukkan kenaikan ketegangan geopolitik setelah serangan terpisah terhadap sebuah gedung konser di Moscow, yang diklaim oleh kelompok Negara Islam.
Baca juga : Perang Jatuhkan Saham tetapi Minyak dan Emas Meroket
Presiden Vladimir Putin pada hari Senin mengakui untuk pertama kalinya bahwa "Islamis radikal" berada di balik serangan yang menewaskan 139 orang, namun menyarankan mereka terkait dengan Ukraina dengan cara tertentu.
"Ketegangan meningkat antara Ukraina dan Rusia telah menghentikan reli di pasar saham yang terlihat minggu lalu," kata Russ Mould, direktur investasi di AJ Bell.
"Investor dengan cemas mengawasi perkembangan dari pinggir lapangan, terutama karena harga minyak kembali naik."
Baca juga : Saham Saudi Aramco Sentuh Rekor Tertinggi Baru
Di Wall Street, saham mundur karena reli pasar menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Maris Ogg dari Fiduciary Trust mengatakan awal yang enggan itu tidak mengejutkan, mengingat jadwal yang relatif ringan minggu ini dalam hal berita ekonomi.
"Pasti tidak akan aneh" untuk mengalami konsolidasi setelah puncak minggu lalu," kata Ogg.
Baca juga : Konflik Rusia-Ukraina Picu Kenaikan Harga Komoditas
Sentimen juga terganggu setelah regulator antitrust Uni Eropa mengatakan mereka sedang menyelidiki raksasa teknologi AS Apple, induk Google Alphabet, dan induk Meta Facebook terkait dengan undang-undang digital yang dimaksudkan untuk memastikan persaingan.
Sebelumnya, DAX Frankfurt menambah 0.3% untuk mencatat rekor baru, sementara Paris selesai datar dan Tokyo lebih rendah.
Sementara itu, saham Boeing naik 1.4% setelah perusahaan mengumumkan Senin bahwa CEO Dave Calhoun akan meninggalkan jabatannya saat raksasa penerbangan menghadapi peningkatan pemeriksaan setelah serangkaian insiden keamanan dan masalah manufaktur.
Susannah Streeter di Hargreaves Lansdown mengatakan kenaikan tersebut tidak sebanding dengan penurunan 25% dalam saham Boeing sejak awal tahun.
"Tidak mengherankan jika ada sedikit skeptisisme tentang perubahan ini, mengingat pergantian eksekutif sebelumnya tidak terlihat memberikan perbedaan dan perusahaan tersebut tergelincir ke dalam kekacauan lebih lanjut," katanya. (AFP/Z-3)
Terkini Lainnya
Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
Insiden Tewasnya Presiden Iran Berdampak Minim terhadap Harga Minyak Dunia
Pemprov DKI Jakarta Antisipasi Dampak Perang Iran-Israel
Perang Iran-Israel Diprediksi Panjang, Harga Emas dan Minyak Melejit
Beberapa Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia
Serangan Israel ke Iran Berpotensi Membuat Panik Investor
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
IHSG Ditutup Menguat Lampaui 6.950
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap