visitaaponce.com

Ketegangan di Timur Tengah Membebani Pasar Keuangan

Ketegangan di Timur Tengah Membebani Pasar Keuangan
Grafik harga saham di New York Stock Exchange(Michael M. Santiago / Getty Images / AFP)

Saham-saham Wall Street anjlok pada Jumat (12/4) lalu meskipun pendapatan bank solid karena harga minyak dan emas melonjak di tengah kekhawatiran mengenai potensi meluasnya konflik di Timur Tengah.

Setelah menghabiskan seluruh sesi di zona merah, Dow Jones Industrial Average berakhir turun 1,2%, atau 475 poin, pada 37,983.24.

“Meningkatnya ketidakpastian geopolitik menjelang akhir pekan berkontribusi terhadap aksi jual hari ini,” kata Briefing.com, seperti dilansir AFP.

Baca juga : BI: Ekonomi Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia

Pengamat pasar mengutip kekhawatiran mengenai serangan yang akan segera terjadi terhadap Israel oleh Iran sebagai balasan atas serangan di Damaskus – sebuah kemungkinan yang juga dikemukakan oleh Presiden Joe Biden, yang mendesak Iran agar tidak melakukan tindakan tersebut.

Harga minyak melonjak lebih dari 2% pada puncak sesi sebelum sedikit mereda pada Jumat. Emas juga mendapatkan keuntungan dari statusnya sebagai investasi safe-haven, menembus level US$2,400 per ounce.

Perhatian investor terfokus pada awal musim pendapatan perusahaan pada Jumat setelah data ekonomi yang dirilis awal pekan ini sebagian besar menepikan kemungkinan bahwa Federal Reserve (bank sentral AS) akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Juni.

Baca juga : Brunei Darussalam dan Laos Bergabung dalam Konektivitas Pembayaran ASEAN

Pasar ekuitas mengambil kalibrasi ulang ekspektasi penurunan suku bunga seiring dengan data yang menunjukkan perekonomian AS dalam kondisi sehat, yang meningkatkan harapan bahwa perusahaan akan melaporkan pendapatan yang kuat.

Pada awal tahun ini, pasar telah memperkirakan enam kali pemotongan suku bunga oleh The Fed pada tahun 2024, namun kini mereka memperkirakan hanya akan melakukan dua kali pemotongan suku bunga.

JPMorgan Chase, Wells Fargo, dan Citigroup semuanya melaporkan hasil pendapatan yang lebih baik dari perkiraan untuk kuartal pertama. Namun, saham JPMorgan Chase, yang meningkat pesat tahun ini, merosot 6,5%, sementara dua bank lainnya turun lebih rendah.

Baca juga : Stabilitas Jasa Keuangan Terjaga, Perkembangan Geopolitik Perlu Dicermati

Meredupnya harapan penurunan suku bunga AS terus mendukung dolar, yang melonjak ke level tertinggi dalam 34 tahun di atas 153 yen. (AFP/M-3)

Berikut angka-angka penting Jumat pukul 20.30 GMT (Sabtu dini hari WIB) :

New York - Dow: Turun 1,2%  pada 37.983,24 (penutupan)

Baca juga : Manufaktur AS Naik untuk Pertama Kali sejak September 2022

New York - S&P 500: Turun 1,5% pada 5.123,41 (penutupan)

New York - Nasdaq Composite: Turun 1,6% pada 16.175,09 (penutupan)

London - FTSE 100: Naik 0,9% pada 7.995,58 (penutupan)

Paris - CAC 40: Turun 0,2% pada 8.010,32 (penutupan)

Frankfurt - DAX: Turun 0,1% pada 17.930,32 (penutupan)

EURO STOXX 50: Turun 0,2%  pada 4.955,01 (penutupan)

Tokyo - Nikkei 225: Naik 0,2% pada 39.523,55 (penutupan)

Hong Kong - Indeks Hang Seng: Turun 2,2% pada 16.721,69 (penutupan)

Shanghai - Komposit: Turun 0,5%  pada 3.019,47 (penutupan)

Dolar/yen: Turun pada 153,24 yen dari 153,27 yen pada hari Kamis

Euro/dolar: Turun pada US$1,0645 dari US$1,0726

Pound/dolar: Turun pada US$1,2449 dari US$1,2553

Euro/pound: Naik menjadi 85,48 pence dari 85,44 pence

Minyak Mentah Brent North Sea: Naik 0,8%  menjadi US$90,45 per barel

West Texas Intermediate: Naik 0,8%  menjadi US$85,66 per barel

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat