visitaaponce.com

Pikirkan Nasib MBT, BTN Usul Skema Pembiayaan KPR Bersubsidi Baru

Pikirkan Nasib MBT, BTN Usul Skema Pembiayaan KPR Bersubsidi Baru
Pembiayaan KPR bersubsidi(MI/Widjajadi)

Ceruk pasar pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Masyarakat Berpenghasilan Tanggung (MBT) di atas Rp8 juta perbulan masih belum serius tergarap. Untuk itu, Bank Tabungan Negara (BTN) mendorong skema baru pembiayaan rumah bersubsidi juga diperuntukan bagi para MBT.

Seperti yang diketahui, saat ini pembiayaan KPR bersubsidi hanya diperuntukan bagi para Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di bawah Rp8 juta. Sehingga bagi pekerja dengan penghasilan Rp8 juta hingga Rp12-Rp15 juta diduga masih kesulitan memperoleh bantuan pembiayaan kepemilikan rumah. 

“Definisi MBR kan di bawah Rp8 juta, nah sekarang kita usulkan ditinjau ulang, mumpung pemerintahannya baru, supaya diperlebar hingga Rp12-15 juta. Supaya MBT bisa masuk ke kategori MBR,” jelas Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam pemaparan kinerja hingga Maret 2024 di Jakarta. 

Baca juga : Mendorong Economic Engine Diharapkan Bantu Mengurangi 12,7 Juta Backlog Sektor Perumahan 

Menurut Nixon, dengan usulan ini pihaknya ingin adanya perluasan manfaat pembiayaan rumah dirasakan masyarat. Selain itu, ada juga kelonggaran kebebasan harga bagi pengembang. 

Usulan tentang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bisa diperluas 

“Definisi MBR kita ingin dikaji ulang. Jadi PPN DTP tidak hanya dirasakan MBR, MBT ini potensinya besar, banyak yang belum punya rumah. Income mereka Rp8 juta lebih Rp1.000 kan sudah tidak masuk dalam kategori MBR,” kata dia. 

Baca juga : BTN: Permintaan KPR Nonsubsidi Naik di Kuartal Pertama 2024

Selain itu, kata Nixon, dengan perluasan manfaat ini dirinya yakin pengembang juga akan lebih tertarik membangun rumah bersubsidi lebih bagus dan layak huni. 

“Developer bisa jadi lebih tertarik bangun tipe 36-40 membuat rumah subsidi juga nantinya,” tambah Nixon. 

Pembiayaan KPR Tumbuh Dua Digit

BTN mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam kredit dan pembiayaan perumahan pada kuartal I 2024. Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengungkapkan bahwa total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp292,7 triliun, menandai kenaikan sebesar 10,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca juga : Dukung Penyediaan 3 Juta Rumah, REI Sebut Sanggup Sediakan 1,5 Juta di Perkotaan

Dikutip dari Antara, Nixon menyoroti bahwa sebagian besar kredit dan pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan masih dialokasikan untuk sektor perumahan, mencapai sekitar 85 persen dari total. Di antara jenis kredit tersebut, penyaluran KPR subsidi dan non-subsidi mengalami pertumbuhan yang positif. KPR rumah bersubsidi meningkat sebesar 12,3% menjadi Rp167 triliun, sementara KPR non-subsidi naik 11,2% menjadi Rp98,8 triliun.

Strategi perusahaan untuk meningkatkan penyaluran KPR non-subsidi ke segmen menengah ke atas juga mulai memberikan hasil yang baik. Terdapat lonjakan signifikan dalam penyaluran KPR dengan ticket size di atas Rp750 juta, yang mencapai 176,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan keseluruhan kredit dan pembiayaan BTN pada kuartal I 2024 mencapai 14,8%, mencapai total Rp344,2 triliun. Hal ini didorong tidak hanya oleh kredit perumahan, tetapi juga oleh kredit bermargin tinggi seperti KUR, KRING, dan KAR.

Meskipun demikian, BTN berusaha untuk menyesuaikan pertumbuhan kredit agar kembali ke level yang lebih stabil, khususnya mengingat kondisi suku bunga acuan yang mungkin meningkat di masa mendatang. Nixon menyatakan bahwa penurunan pertumbuhan kredit menjadi prioritas perusahaan untuk mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang tidak pasti. (Ant/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat