visitaaponce.com

Gilang Dirga Ingin Main Film di Hollywood

Gilang Dirga Ingin Main Film di Hollywood
Gilang Dirga berambisi mewujudkan mimpinya untuk tampil di film Hollywood, seperti aktor Indonesia lainnya.(Youtube)

GILANG Dirga berambisi untuk bermain film di Hollywood. Hal ini dia yakini akan terwujud suatu hari nanti dan telah menjadi mimpi yang harus dia wujudkan.

Pria yang kini berusia 34 tahun tersebut mengatakan mimpinya tersebut tentu bukan hal yang tidak mungkin. Berkaca dari beberapa aktor Indonesia yang sudah mencicipi film di Hollywood, mimpinya mungkin saja terwujud.

“Cita-cita gue main film di luar (negeri) itu sampai sekarang masih ada. Bahkan gue mencoba untuk menggaet beberapa agensi di sana. Karena kan yang mau main di film Hollywood dari seluruh dunia kan. Pemain film kita juga seperti Iko (Uwais), Joe Taslim, dan Kang Yayan (Ruhiyan) itu menjadi salah satu pentolan yang membuat gue berpikir oh udah ada nih (yang main film di Hollywood), jadi ini bukan hanya sekadar mimpi, bisa aja ke sana,” ungkapnya saat diwawancarai Wendi Cagur dalam konten Om Wen.

Baca juga: Ini Kisah Gilang Dirga Turunkan Berat Badan untuk Star Syndrome

Kendati demikian, dia menyadari bahwa saat ini pola pikir Hollywood saat ini masih memandang bahwa aktor Indonesia yang dapat menjajaki karor di negeri paman sam tersebut hanya untuk aktor yang jago dalam hal beladiri.

Untuk bermain di film drama atau lainnya itu mungkin masih membutuhkan waktu yang panjang untuk membuat Hollywood mau melirik aktor Indonesia. Namun, hal itu bukan halangan bagi Gilang. “Sampai sekarang mimpi gue enggak pernah pupus soal itu (bermain film di Hollywood),” tegas Gilang.

Baca juga: Pertanyaan Menarik Rhoma Irama untuk Irfan Hakim, Ramzi, Gilang

Keteguhan diri yang dimiliki oleh Gilang juga berasal dari pengalamannya semasa kecil. Dia bercerita bahwa sedari kecil dia sering mengikuti berbagai lomba seperti bernyanyi, membaca puisi, dan bermain teater.

Ketika dia memenangkan lomba tersebut, dia sering berceloteh kepada temannya untuk meminta tanda tangan dari dia, karena ketika dia menjadi terkenal teman-temannya pasti akan sulit untuk mendapatkan tanda tangannya.

“Dari becandaan itu alhamdulillah terwujud dan gue merasa berarti bukan enggak mungkin dong ketika gue bilang gue akan ke Hollywood suatu hari nanti gue akan ke sana karena puncak dunia entertainment di dunia ini kan Hollywood. Jadi gue enggak takut untuk bermimpi. Mimpi itu gratis kok,” tuturnya.

Gilang juga dikenal piawai dalam hal menirukan seseorang atau impersonate. Namun, dia merasa bahwa hal itu dia lakukan masih sebatas untuk menghibur saja.

Menurutnya masih banyak sosok di Indonesia yang jauh lebih piawai dalam hal impersonate dibandingkan dirinya. Sayangnya sosok-sosok itu tidak mendapatkan panggung untuk menjadi terkenal.

“Gue melakukan impersonate untuk kebutuhan televisi. Ada yang bagus seperti Kristo Imanuel tapi dia banyak referensinya dari luar negeri. Dia melakukan itu karena dia juga punya passion untuk impersonate orang. Gue juga ada passion itu tapi kebutuhannya untuk menghibur,” tegas Gilang.

“Sehingga gue cari referensinya orang Indonesia seperti tokoh politik Indonesia salah satunya. Di satu sisi referensi gue juga bukan murni untuk impersonate tapi ada kebutuhan tadi. Jadi ketika dibilang gue ekspert di bidang impersonate, gue enggak berani bilang gue ekspert, kalau di atas rata-rata enggak apa-apa. Karena fluktuatif juga. Kadang gue niruin ini oke tapi di lain hari enggak,” sambungnya.

Mengidolakan Sang Ayah

Gilang mengatakan bahwa sosok ayahnya menjadi idola dia sedari kecil. Ayahnya yang merupakan reporter TVRI menurut dia telah banyak mengajarkan banyak hal, khususnya mengenai industri hiburan.

Bahkan, Gilang merasa bahwa dia dapat meminimalisir pemborosan kata dari ayahnya. Hal itu dia dapatkan sedari SD dan dia sudah mampu mengarang cerita dengan baik.

“Gue mengidolakan bokap banget. Gue banyak belajar soal dunia industri dari dia karena dia kan di TVRI. Beliau dulu reporter, sekaligus nulis dan yang voice over juga bokap dulu. Gue tahu bahwa redaksi itu enggak boleh panjang lebar dari bokap. Jadi enggak boleh pemborosan kata dan lainnya. Gue tahu itu sejak SD. Jadi ketika gue mengarang cerita akhirnya gue bisa meminimalisir pemborosan kata. Itu juga gue pakai pas jadi penyiar radio,” pungkasnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat