Jaga Harimau Sumatra, Masyarakat Adat Pasaman Barat Bentuk Community Patrol
BAGI masyarakat Pasaman Barat, Sumatra Barat, harimau sumatra bukanlah satwa yang harus dimusuhi. Bukan pula satwa liar yang harus dimasukkan dalam kandang rumahan. Bagi mereka, keberadaan harimau berarti kelestarian hutan.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) Ardi Andono bahkan mengaku takjub dengan sikap warga Pasaman Barat.
Di banyak wilayah, harimau adalah momok dan biang konflik antara satwa dan manusia. Satwa langka itu dianggap sebagai musuh yang keberadaannya tidak diizinkan. Ketakutan dan kekhawatiran atas sifat buas harimau mendorong mereka untuk kasar pada harimau, bahkan berlaku sadistis.
Baca juga: Cinta Harimau tidak Berarti Memelihara sang Raja Rimba di Rumah
"Ini sangat menarik, karena mereka meminta harimau tersebut dilepasliarkan di areal ini (semula) kembali. Di mana biasanya di tempat lain, harimau ini ditolak, tetapi di sini, berbeda sekali. Bahkan mereka meminta kita untuk melepaskan di lokasi ini," ujar Ardi.
Satwa liar dan manusia bisa dengan adem menjalani kehidupan masing-masing, tanpa saling menganggu. Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengungkap harimau sumatra merupakan satwa yang dihormati dan dijaga keberadaannya secara kearifan lokal.
"Tentunya kepada seluruh masyarakat yang ada di sekitar hutan ini mari kita saling menjaga. Sehingga habitat di sana akan terjaga sehingga para satwa, binatang, atau harimau yang ada di sana enak tinggal di hutan. Dan tidak terjadi lagi keluar dari hutan," tegas Hamsuardi.
Pasaman Barat membuktikannya. Harmoni kehidupan antara masyarakat dan alam liar bisa terwujud. Tentu ada rahasia di balik kesadaran masyarakat Pasaman Barat atas keberadaan harimau.
Baca juga: Ini 3 Penyebab Harimau ke Luar Hutan
"Di sana sampai hari ini, sejak kita lahir dan sebelumnya juga, kita belum pernah mendengar ada konflik dengan harimau. Rahasianya cuma satu. Kita tidak pernah menganggu mereka. Masyarakat Simpang Godang, saya belum pernah mendengar niatnya untuk menjerat harimau. Jadi tak ada konflik antara harimau dan masyarakat," lanjutnya.
Bahkan para pemangku kepentingan di Pasaman Barat sepakat untuk menandatangani Piagam Kesepakatan Bersama Para Pihak Untuk Kelestarian Harimau Sumatera di Kabupaten Pasaman Barat pada 29 Juli 2021, bertepatan dengan Global Tiger Day. Piagam itu menjadi merupakan langkah maju bagi pelestarian harimau sumatra.
Baca juga: BKSDA Sumbar Lepasliarkan Seekor Harimau Sumatera di Kawasan Hutan Lindung Pasaman Barat
Semangat pelestarian itu kemudian mewujud dalam program community patrol. Program itu melibatkan masyarakat adat dan tokoh muda setempat yang akan berpatroli di lokasi tersebut sebagai upaya pemantauan pascapelepasliaran.
"Kami akan membentuk tim community patrol untuk transfer knowledge antara petugas dan masyarakat yang terlatih bagaimana nanti mengatasi konflik harimau juga bagaimana melakukan patroli di dalam hutan. Selain itu mungkin nanti kita juga mengajarkan mereka bagaimana memasang kamera trap, menganalisa posisi harimau," terang Ardi.
Baca juga: Dua Harimau Sumatra di Ragunan Sempat Terpapar Covid-19
Keberadaan community patrol nantinya juga dilembagakan melalui surat keputusan wali nagari setempat.
"Jadi secara filosofi, hanya ada masyarakat yang sehat, hanya ada masyarakat yang memiliki kepedulian yang tinggi yang bisa menyelamatkan harimau ini," tegas Ardi.
Untuk tahap pertama, ada 10 warga yang diikutsertakan dalam pelatihan. Mereka akan dilatih untuk bisa melakukan patroli ke dalam hutan, menanggani konflik ketika harimau turun gunung, hingga memasang kamera-jebak. Selain fungsi pemantauan harimau, mereka juga bisa menjalankan tugas lain seperti menghalau pemburu liar dan pembalak liar. Tentunya semua dalam pendampingan tim BKSDA Sumbar.
"Kita tidak akan meninggalkan mereka begitu saja, tapi kita akan terus-menerus supervisi mereka," ujar Ardi.
Baca juga: Terus Diburu, Populasi Harimau dan Gajah Sumatra Mengkhawatirkan
Namun bagaimanapun baik rancangan konsep dan teknis, tentu tidak bisa berjalan tanpa pendanaan yang memadai. Pada tahap ini, pihak swasta bersedia untuk mengalokasikan dana bagi kegiatan community patrol.
"Jadi untuk pendanaan ini, PT PMS sebagai buffer yang ada di kawasan Hutan Danau Laut Tinggal ini. Dia akan men-support sepenuhnya, menyiapkan dana CSR untuk kegiatan community patrol," ujar Ardi. (X-15)
Terkini Lainnya
Kasus Jenazah Dicor, Otak Pembunuhan Ditangkap di Padang Sumbar
Keputusan KPU Memasukkan Nama Eks Napi Korupsi di Pileg Ulang Sumbar Dipertanyakan
BI Sumbar Dorong Peningkatan Transaksi melalui KPPD
LPSK Proses Permohonan Perlindungan Enam Saksi Kasus Tewasnya Afif
Saksi Kasus Bocah Tewas Diduga Dianiaya Polisi Datangi LPSK
Kasus Tawuran, Polda Sumbar Yakin Afif Maulana Tewas bukan akibat Disiksa
Bobby Nasution Akui Medan Zoo Krisis Pakan, Investor Diharap Masuk Tahun Depan
Pekerja Perkebunan Tewas Diterkam Harimau Sumatra di Riau
BRIN: Analisis DNA Sampel Rambut Harimau di Sukabumi Diduga Harimau Jawa yang Disebut Telah Punah
Harimau Sumatra yang Serang Warga Langkat Ditangkap Petugas Gabungan
Tim Gabungan Diterjunkan Respons Konflik Harimau-Manusia di Lampung Barat
Harimau Terkam Anak 2 Tahun yang Sedang Tertidur di Siak Riau
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap