visitaaponce.com

Penderita Hipertensi di Kanada dan Peru paling Rendah

Penderita Hipertensi di Kanada dan Peru paling Rendah
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah masyarakat sebelum memberikan vaksin Sinovac di pusat vaksinasi di Banda Aceh.(AFP/Chaideer Mahyuddin.)

KANADA dan Peru memiliki proporsi tekanan darah tinggi (hipertensi) terendah di antara orang dewasa pada 2019. Sekitar 1 dari 4 orang yang hidup dengan kondisi tersebut.

Itu merupakan teman tim internasional dari Non-Communicable Disease Risk Factor Collaboration (NCD-RisC) yang menganalisis data dari lebih dari 1.200 penelitian nasional yang mencakup hampir setiap negara di dunia. Dalam analisis yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet tersebut juga dijelaskan bahwa Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Swiss, Spanyol, dan Inggris memiliki tingkat hipertensi terendah pada wanita--kurang dari 24%. 

Eritrea, Bangladesh, Ethiopia, dan Kepulauan Solomon memiliki tingkat terendah pada pria kurang dari 25%.
Di ujung lain, lebih dari separuh wanita di Paraguay dan Tuvalu menderita hipertensi. Lebih dari setengah pria di Argentina, Paraguay, dan Tajikistan juga memiliki kondisi tersebut.

Penulis penelitian mengatakan itu menunjukkan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan diagnosis tekanan darah tinggi dan akses ke pengobatan. Kurang dari satu dari empat wanita dan satu dari lima pria secara global dirawat karena kondisi mereka itu.

Robert Storey, profesor Kardiologi di University of Sheffield, mengatakan covid-19 telah mengalihkan perhatian pemerintah dari realitas hipertensi. "Pandemi penyakit kardiovaskular kurang mendapat perhatian dalam 18 bulan terakhir tetapi mencerminkan tren dunia dalam pilihan gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi lemak tinggi, gula, garam, dan alkohol, gaya hidup sedentary dengan menghindari olahraga, dan merokok," kata Storey yang tidak terlibat dalam studi, Rabu (25/8).

Baca juga: Jumlah Orang dengan Hipertensi Naik Dua Kali Lipat

"Sangat penting bahwa praktik terbaik dalam kebijakan pemerintah diadopsi oleh semua negara untuk menghindari bom waktu berupa penyakit jantung dan stroke." (AFP/OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat