Tanoto Foundation dan Poltekesos Bandung Kerja Sama Program Pencegahan Stunting
STUNTING adalah masalah Nasional yang berkaitan dengan kualitas Sumber Daya Manusia, sehingga menjadi sangat penting untuk dicegah dan ditangani secepatnya.
Masalah stunting bukanlah masalah kesehatan dan gizi semata, banyak faktor yang memengaruhi terjadinya stunting pada anak balita, di antaranya adalah perilaku masyarakat yang berkaitan dengan pola asuh, pola makan dan kesehatan lingkungan.
Oleh karena sifatnya yang multidimensional tersebut, maka penanganan untuk pencegahan dan pengurangan stunting hanya bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi semua pemangku kepentingan yang lain seperti masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media.
Mereka semua juga mempunyai peran yang sangat penting, sehingga target percepatan penurunan prevalensi stunting yang ditetapkan 14% pada tahun 2024 akan tercapai.
Salah satu upaya untuk percepatan penurunan prevalensi stunting diperlukan perubahan perilaku masyarakat ke arah yang positif.
Dalam upaya perubahan perilaku tersebut, salah satu pemangku kepentingan adalah Perguruan Tinggi dengan para Akademisi yang mampu memahami masalah secara utuh, baik teoritis maupun praktis.
Perguruan tinggi yang memiliki kewajiban menyelenggarakan Tri Dharma bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat merupakan pemangku kepentingan yang strategis dalam upaya perubahan perilaku pencegahan stunting.
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang Pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
Melanjutkan komitmen tersebut, sejak 2020, Tanoto Foundation dan Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung bekerja sama dalam mengembangkan modul perubahan perilaku pencegahan stunting berdasarkan hasil penelitian dan bertujuan diterapkan melalui fungsi pendidikan dan pengabdian masyarakat.
Kerja sama dengan Poltekesos telah menghasilkan kurikulum, panduan pelaksanaan praktikum pekerja sosial, modul pengabdian masyarakat, serta model Aksi Pengubahan Perilaku Cegah Stunting (Aksi Hanting).
Bertepatan dengan Hari Ibu pada 22 Desember 2021, Tanoto Foundation dan Poltekesos Bandung melakukan acara serah terima capaian kerjasama. Capaian yang telah dilakukan selama masa periode pertama kerjasama ini merupakan momentum penting untuk terus memelihara semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi di Poltekesos maupun mempromosikan adanya perubahan perilaku pencegahan stunting di masyarakat sehingga menghasilkan kebijakan terkait percepatan penurunan stunting yang strategis.
Acara serah terima capaian kerja sama diadakan di Kampus Poltekesos, Bandung diisi dengan kuliah umum oleh Sekretaris eksekutif Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs), Nina Sardjunani, dan dihadiri oleh Direktur Poltekesos, Dr. Marjuki, MSc dan Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry.
Direktur Poltekesos, Dr. Marjuki, M.Sc, mengemukakan,“Kerja sama Poltekesos dengan Tanoto Foundation tidak hanya menghasilkan sebuah model perubahan perilaku cegah stunting, tapi merupakan stimulan bagi lahirnya penelitian dan praktikum mahasiswa yang membahas isu pencegahan stunting. Apa yang dihasilkan dari kerja sama ini akan terus berkembang sesuai dengan peran Tri Dharma Perguruan Tinggi kampus kami.”
Sementara itu, Head of ECED Tanoto Foundation, Eddy Henry mengungkapkan bahwa capaian yang telah dilakukan Tanoto Foundation dan Poltekesos Bandung diharapkan dapat menjadi penyemangat dalam upaya melawan stunting di Indonesia.
“Kami di Tanoto Foundation meyakini bahwa peningkatan taraf hidup seseorang dapat dilakukan sejak usia dini. Perubahan perilaku dalam rangka pencegahan stunting adalah salah satunya," jelasnya.
"Dengan adanya kerjasama ini dan capaian-capaian yang kami lakukan, diharapkan dapat meningkatkan peran Poltekesos dalam bidang peningkatan sumber daya manusia untuk pencegahan, penanganan stunting, dan perbaikan pola pengasuhan anak usia dini.” tutur Eddy. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Mahasiswa Gunakan Pinjol untuk Biaya Kuliah, Muhadjir: Kampus Bisa Bantu Subsidi Bunga
Pemerintah tak Merevisi Permendikbud 2/2024, Sebut Perguruan Tinggi Tax Spender
Rektor Universitas Airlangga Sebut Mencari Dana Tidak Termasuk dalam Misi Perguruan Tinggi
Muhadjir Effendy Sebut Wisuda Bisa jadi Ajang Kampus untuk Cari Duit
Empat Siswa asal Banyumas Tembus Perguruan Tinggi Top Luar Negeri
Undana Gelar International Education Fair 2024
Peningkatan Kualitas SDM Cermin Pembangunan Berkelanjutan
Bahas Kerja Sama Ketenagakerjaan, Menaker Ida Fauziyah-Dubes Tiongkok Duduk Bareng
Oasis Central Sudirman Diharapkan Gerakkan Perekonomian Nasional melalui FDI
Perluas Pasar, Manufaktur Furnitur Metal Jalin Kerja Sama OEM 20 Brand Ternama
Kerja Sama Ketenagakerjaan antara Indonesia dan Albania Dimulai
Menaker Ida Fauziah dan Dubes Swis Membahas soal Peluang Kerja Sama Ketenagakerjaan
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap