visitaaponce.com

Pemahaman yang Sama Tentukan Keberhasilan Revitalisasi Pendidikan Vokasi

Pemahaman yang Sama Tentukan Keberhasilan Revitalisasi Pendidikan Vokasi
Siswa belajar merakit panel surya di instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di SMK NU Ma’arif, Kudus, Jawa Tengah.(Antara)

PROGRAM Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (PVPV) diluncurkan di Jakarta, pada Rabu, 22 Februari 2023, sebagai amanat dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022.

Deputi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Modernisasi Beragama Kemenko PMK, Warsito mengatakan sosialisasi PVPV diperlukan untuk menyamakan persepsi pemangku kepentingan di pusat dan daerah. Selain itu, sosialisasi ini penting untuk bisa meningkatkan kesadaran dalam penyebaran pesan-pesan utama dari strategi nasional vokasi.

"Partisipasi aktif peserta dari perwakilan 37 provinsi diharapkan menghasilkan gagasan dan kemudian dan juga membangun komitmen bersama dan aksi nyata secara gotong royong dalam menyiapkan SDM unggul melalui kerja sama antar pemangku kepentingan yang mendukung revitalisasi pendidikan vokasi dan pendidikan vokasi yang kolaboratif dan efektif," katanya.

Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, meliputi program pendidikan diploma yang setara dengan program pendidikan akademik. 

Dalam peluncuran PVPV tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengingatkan pemerintah daerah untuk membentuk Tim Koordinasi Daerah Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (TKDV). Hal itu sebagaimana diamanatkan oleh Perpres 68/2022.

"Pemerintah daerah diharapkan segera membentuk TKDV guna menyelaraskan program pendidikan dan pelatihan vokasi di daerah bersama dengan Kadin daerah," katanya.

Nantinya, kata Airlangga, Perpres 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi akan menjadi payung kerja sama sekolah-sekolah dengan pihak swasta, terutama revitalisasi ini untuk pendidikan SMK karena pendidikan SMK dekat dengan dunia usaha.

"Beberapa program sudah dilakukan seperti Kemendikbudristek yang mempersiapkan matching fund. Matching Fund telah terlaksana sekitar Rp10 triliun dari pihak swasta, dan pemerintah dari Kemendikbud-Ristek matching fund nya sebesar 30%," bebernya.

Besarnya kucuran dana tersebut, kata Airlangga, menunjukkan bahwa swasta tertarik untuk bekerja sama menggunakan skema matching fund.

"Saya berharap kedepan para lulusan SMK karena sekarang dalam pendidikannya melakukan magang di industri, sehingga diharapkan saat lulus nanti sudah siap bekerja," tegasnya.

"Kita punya dua trek, dari pendidikan bukan hanya dari segi teori, tetapi juga kerja lapangan dan praktek industri menjadi bagian utama dari pendidikan ditambah pendidiknya juga ada teknisi dari industri yang menjadi pengajar," imbuh Airlangga. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat