Kasus Stunting di Daerah Sentra Sawit Masih Tinggi
![Kasus Stunting di Daerah Sentra Sawit Masih Tinggi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/d5eac0449f916ad93fcd00b8ceb46792.jpeg)
PENANGANAN stunting di daerah sawit menjadi perhatian pemerintah, karena angka stunting dan kemiskinan ekstrem di daerah tersebut masih tinggi.
Salah satu daerah yang banyak perkebunan sawit yakni Pekanbaru, Riau yang memiliki 12.714 hektare.
Sekretaris Daerah Indra Pomi Nasution mengatakan upaya penanganan stunting sudah dilakukan dengan maksimal dan terus menurunkan angka stunting sesuai target nasional.
"Bukan hanya sekolah negeri yang mendapatkan insentif termasuk guru swasta, guru ngaji, ustad untuk kemajuan pendidikan di kota Pekanbaru. Termasuk anak stunting yang diberi insentif ke pengelola posyandu," kata Indra di Kantor Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (6/4).
Berdasarkan data dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 mencatat angka stunting di Pekanbaru mencapai 16,8%. Angka tersebut terbilang cukup baik karena masih di bawah angka rata-rata Provinsi Riau yakni 17%.
"Stunting tidak terpisahkan dari pendidikan. Terdapat 318 anak stunting di Pekanbaru yang juga dibiayai dari Baznas dan CSR lain," ujarnya.
Baca juga: Masih Ada Daerah Bohongi Data Stunting
Sementara itu Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy menyebut problem stunting dan kemiskinan ekstrem tinggi di wilayahnya. Dia menyebut kedua persoalan ini justru terjadi di wilayah-wilayah sentra sawit.
Kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya keragaman asupan makanan di wilayah-wilayah sawit tersebut.
“Makan nasi lauknya mi instan,” katanya.
Berdasarkan hasil SSGI 2022 angka prevalensi stunting di Provinsi Sumatra Barat mengalami kenaikan menjadi 25,2%.
"Strategi yang kita lakukan dengan memastikan apakah pelaksanaan 8 aksi konvergensi tersebut sudah optimal dilakukan pada masing-masing daerah yang masih tinggi angka stuntingnya," ujarnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap masing-masing kabupaten/kota melaporkan tentang kondisi sarana-prasarana yang dimiliki terutama berkaitan dengan intervensi spesifik yang sangat mendesak yakni pengadaan alat timbang di masing-masing Posyandu serta alat Ultrasonografi (USG) di masing-masing Puskesmas.
Selain itu, perlunya penataan ulang bantuan-bantuan yang berkaitan dengan intervensi sensitif yaitu berkaitan dengan sanitasi, pengadaan air minum dan air bersih dalam upaya penghapusan kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting.
“Saya mohon bupati dan wali kota dapat mengusulkan kebutuhan sanitasi air bersih dan air minum kepada pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dengan kajian yang akurat terkait wilayah mana saja yang betul-betul membutuhkan bantuan tersebut,” jelasnya. (A-2)
Terkini Lainnya
Harga Referensi CPO pada Juli Menguat
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pencurian Sawit harus Diatasi Demi Jaga Iklim Investasi
Patroli Ditingkatkan, Pencurian Sawit di Kalimantan Tengah Menurun
Gelar Sunatan Massal Sebagai Bentuk Bhakti Sosial dan Pemberdayaan Komunitas
Operasi Modifikasi Cuaca Dilakukan Selama 8 Hari untuk Cegah Karhutla di Riau
HANI 2024, PJ Gubernur Riau Terima Penghargaan dari BNN
448 Haji Indragiri Hilir Kloter BTH-04 Pulang Melalui Jalur Laut
Polres Meranti Cari Pelaku yang Buang Bayi Perempuan
Sumatra Black Out, PLN Klaim 100 Persen Listrik Pelanggan di Riau Telah Pulih
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap