visitaaponce.com

Media Sosial Beri Ruang Berekspresi Bebas Tapi Miliki Batasan

Media Sosial Beri Ruang Berekspresi Bebas Tapi Miliki Batasan
Program Literasi Digital Sektor Pendidikan Wilayah Jawa Barat bagi Siswa SD di Wilayah Selatan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.(Ist)

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar program literasi digital nasional.

Kali ini literasi digital menyasar sektor pendidikan wilayah Jawa Barat bagi pada siswa sekolah dasar (SD) di Wilayah Selatan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (12/4) yang dimulai pukul 08.30 – 10.30 WIB. Program ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta warga Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Indeks Literasi Digital di Indonesia pada angka 3,49

Ini lantaran menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5.

Baca juga: Kemenkominfo Ajak Siswa SD di Kabupaten Bone Beretika di Dunia Digital

Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Pebruari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya.

Hal Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1%.

Kemenkominfo pun bersama Siberkreasi menggelar program #literasidigitalkominfo yang mengusung tema “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial.”

10.000 Siswa Diajak Nonton Bareng

Kegiatan diisi dengan nonton bareng (nobar) dengan total peserta 10.000 siswa itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca juga: Cegah Cyberbullying, 4.000 Siswa SMA Ikuti Gerakan Literasi Digital

Dalam kegiatan tersebut, tampil sebagai narasumber pertama Zahid Asmara, yang merupakan Visual Artist & Sinematografi, membawakan materi terkait etika digital. Menurut Zahid, media sosial memberikan ruang untuk berekspresi bebas tetapi memilik batasan agar tidak kebablasan, ini disebutnya lantaran dalam media sosial terjadi komunikasi dua arah.

“Kita harus tahu bagaimana membedakan mana dunia digital dan maya untuk itu perlu ada arena yang inklusif, toleransi, saling mengisi, dan melengkapi serta membangun komunikasi yan baik,” sebutnya.

Narasumber kedua yang tampil yakni seorang Praktisi Pendidikan, Imam Wicaksono, yang berbicara terkait Keamanan Digital.

Dijelaskannya, jika di dunia maya memiliki ancaman yang banyak, sehingga harus mampu membentengi diri dan hal itu dibarengi dengan aksi nyata.

Empat Bahaya Dunia Maya

Ia pun mencontohkan bahaya di dunia maya, di antaranya kekerasan siber, kecanduan gawai, dan perudungan siber termasuk hoaks serta ujaran kebencian.

Baca juga: Siswa SD di Bogor Diajak Mengenal Literasi Digital Sejak Dini

“Ketika mendapati hoaks kita harus tenang dan bijak agar segala hal dapat kita upayakan dengan baik. Jangan meneruskan berita, jangan sampai menyebar berita yang tidak jelas serta cek sumber beritanya melalui internet," ucap Wicaksono.

"Jangan asal percaya. Selanjutnya laporkan hoaks dengan menggunakan fitur report, fitur blok, dan fitur hide,” jelasnya.

Sedangkan pemateri terakhir yakni Ogund Oddity yang merupakan seorang content creator, tampil membawakan materi budaya digital.

Ia menyebut jika media digital menjadi panggung budaya asing, yang memunculkan tantangan yakni mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, serta menghilangnya budaya Indonesia.

Baca juga: Kuasai Literasi Digital Cegah Plagiarisme

 Karenanya dikatakan Ogund, dalam dunia digital agar menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dan panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.

“Sebarkan hal yang bermanfaat bagi orang lain di dunia digital karena dunia digital sangat bermanfaat. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” pesannya.

Dalam webinar ini hadir pula, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Hartono Anwar, S.Sos., M.Si., sebagai keynote speaker.

Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini dipandu oleh moderator Yudha Hasta.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat