visitaaponce.com

Cegah Amputasi, Tangani Luka Diabetes dengan Tepat

Cegah Amputasi, Tangani Luka Diabetes dengan Tepat
dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K) sedang menangani pasien diabetes di Heartology Cardiovascular Center, Jakarta.(Ist)

SETIAP tahun, angka penyandang diabetes terus bertambah dan diperkirakan jumlahnya akan mencapai lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2030.

Diabetes merupakan salah satu faktor risiko penyebab keluhan gangguan pembuluh darah dan luka yang sulit sembuh.

Mengapa demikian? Karena tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes membuat pembuluh darah arteri lama-lama akan mengeras dan menyempit.

Baca juga: Gangguan Mata yang Dialami Pengidap Diabetes Bisa Berujung Kebutaan

Pimpinan Heartology Cardiovascular Center dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K) menjelasna hal ini menyebabkan aliran darah dari jantung menuju seluruh tubuh jadi terhambat, penyempitan arteri akhirnya menghambat suplai darah yang kaya oksigen dan nutrisi.

Terjadi Penyumbatan pada Arteri Perifer

"Hal inilah yang menimbulkan penyakit arteri perifer (PAP) atau Peripheral Artery Disease (PAD) yaitu terjadinya penyumbatan pada arteri perifer, selain itu membuat penderita luka diabetes kesulitan memperbaiki kerusakannya dengan cepat," jelas dr.Adi, sapaan dr,  Suko Adiarto, Sp.JP(K), dalam keterangan pers, Kamis (4/5).

"PAD terkadang tidak menimbulkan gejala, karena penyakit ini cenderung berkembang secara perlahan. Jika anda sering mengalami kram, kebas, nyeri, atau luka yang sulit sembuh, Anda mungkin menderita PAD," jelasnya.

Baca juga: Tiga Pola Makan ini jadi Penyebab Utama Naiknya Kasus Diabetes Tipe 2 Secara Global

Apabila PAD yang tidak ditangani dengan seksama, ditegaskan dr.Adi, maka dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan, kematian jaringan, sampai pada ancaman amputasi.

Dokter Adi menjelaskan ada prosedur Peripheral Angioplasty (angioplasti perifer) yang merupakan tindakan pilihan untuk mengatasi PAD.

"Prosedur non-bedah ini menggunakan kateter, yang bertujuan menghilangkan sumbatan dengan pemakaian balon dan stent," ucapnya.

“Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan di bidang perawatan luka telah berhasil menekan angka amputasi. Penggunaan berbagai dressing modern untuk mengatasi infeksi dan menjaga agar suasana luka tetap lembap juga sangat diperlukan," terang dr.Suko.

Baca juga: Gula Darah yang tidak Terkendali Bisa Sebabkan Kerusakan Organ

'Karena dalam suasana lembap, pertumbuhan jaringan baru menjadi lebih optimal dan proses penutupan luka oleh sel kulit baru bisa terjadi dengan lebih cepat,” papar dr.Adi.

Tak Dianjurkan Penggunaan Kassa sebagai Penutup Luka

Dokter Adi juga tidak menganjurkan penggunaan kassa sebagai penutup luka, karena kassa tidak dapat menjaga kelembapan daerah luka dan dapat meningkatkan risiko infeksi.

Baca juga: 30 Persen Pengidap Diabetes Berisiko Alami Gangguan Mata

Saat ini perawatan luka selalu mengedepankan pentingnya kerja sama multidisiplin. Pada kasus luka diabetik kaki, perawatan luka dapat ditangani oleh dokter spesialis luka. 

"Namun, bilamana terjadi penyumbatan pembuluh darah di kaki, maka diperlukan keterlibatan spesialis vaskular untuk tindakan revaskularisasi atau perbaikan aliran darah ke tungkai guna menunjang proses penyembuhan luka yang optimal," papar dr.Adi (Nik/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat