visitaaponce.com

Semua Tentang Penyakit Seksual Sifilis, Penyebab, Gejala, Jenis, dan Komplikasinya

Semua Tentang Penyakit Seksual Sifilis, Penyebab, Gejala, Jenis, dan Komplikasinya
Ilustrasi gejala sifilis.(iCliniq)

SIFILIS atau yang juga dikenal dengan penyakit raja singa tengah mengalami peningkatan di Indonesia. Penyakit menular seksual tersebut merupakan salah satu yang paling banyak terjadi di dunia. Meski bisa diobati dan sembuh total, sifilis juga bisa menimbulkan komplikasi fatal.

Dilansir dari lama resmi RS Johns Hopkins AS, sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri penyebab sifilis adalah Treponema pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi manusia melalui kontak luka di alat kelamin, bibir, anus, juga mulut. Sifilis paling banyak menular lewat aktivitas seperti penetrasi, seks anal, dan seks oral, dan berbagai kegiatan seksual beresiko lainnya.

Apa Saja Gejalanya?

Pada tahap awal, sifilis hanya akan menimbulkan gejala ringan seperti luka di sekitar alat kelamin, mulut, atau dubur. Luka awalnya akan terjadi di area yang pertama terjadi kontak dengan bakteri. Luka tersebut bisa tidak terasa sakit tetapi juga sering disertai rasa nyeri dan perih.

Baca juga: Penyakit Menular Seksual Bahayakan Janin

Gejala awal sifilis juga bisa berupa pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar alat kelamin. Jika mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya daya tahan tubuh penderitanya juga akan ikut menurun.

Setelah terinfeksi bakteri sifilis, seseorang akan berpotensi mengalami tingkat keparahan yang berbeda-beda. Mulai dari yang paling ringan hingga yang sangat parah dan bisa menyebabkan komplikasi berbahaya.

Jenis atau Tingkat Keparahan Penyakit Sifilis

1. Sifilis Primer

Ini adalah tahap paling awal dari infeksi sifilis. Biasanya sifilis primer terjadi pada infeksi yang terjadi di sekitar 10 hingga 90 hari setelah bakteri menginfeksi tubuh. Jika diketahui dan segera diobati di tahap ini, proses penyembuhannya akan bisa lebih cepat.

Pemulihan sifilis promer biasanya memakan waktu dua hingga enam minggu. Meski tetap terbilang lama, pengobatan di tahap ini akan lebih meksimal hasilnya.

Baca juga: Anak dengan HIV Mudah Sakit Berat

2. Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder adalah kondisi infeksi bakteri penyebab sifilis yang telah terjadi lebih dari 10 minggu. Gejalanya sudah lebih parah dibandingkan dengan tahap primer. Jika di tahap primer luka terbuka menyerupai penyakit cacar hanya muncul dalam ukuran kecil di sekitar alat kelamin, di tahap sekunder luka sudah bisa menyebar di beberapa bagian tubuh lainnya seperti tangan dan kaki.

Penderitanya juga akan mengalami beberapa gejala lainnya seperti demam, nyeri kepala, flu, gatal-gatal, nyeri sendi, kerontokan rambuh, hingga penurunan berat badan. Gejala ini bisa datang dan pergi selama beberapa tahun.

3. Sifilis Laten

Siflis laten kerap juga disebut sebagai sifilis tersembunyi. Itu karena penderita sifilis laten umumnya sudah tidak merasakan gejala apapun. Ini terjadi umumnya setelah penderita mengalami infeksi sifilis selama lebih dari dua tahun dan tidak mendapatkan penanganan serius alias gejala akhirnya hilang dengan sendirinya.

Padahal, meski sudah tidak bergejala sebenarnya bakteri sifilis masih hidup mengendap dalam tubuh orang tersebut. Di momen tertentu seperti ketika daya tahan tubuh menurun, bakteri sifilis yang mengendap tersebut bisa kembali menyerang dan serangannya bisa menjadi sangat berbahaya atau sudah masuk di tahap sifilis tersier.

4. Sifilis Tersier

Ini adalah jenis atau tahapan penyakit sifilis yang paling parah. Jika baru diketahui di tahap ini, berarti pengobatan sudah masuk di tahap terlambat. Pada tahap ini berbagai komplikasi sifilis fatal yang berbahaya bagi tubuh sudah bisa terjadi.

Sifilis tersier biasanya muncul dalam waktu sekitar 10–30 tahun sejak bakteri sifilis menginfeksi tubuh manusia. Sekitar 15%--30% orang yang terinfeksi sifilis berakhir dengan mengalami sifilis tersier.

Komplikasi Sifilis

Pada tahap sifilis tersier beberapa komplikasi berpotensi dialami penderitanya. Komplikasinya bisa menyebabkan kelumpuhan permanen hingga kematian. Berikut ini di antaranya.

1. Kerusakan otak

2. Kerusakan saraf

3. Kerusakan jantung

4. Kerusakan pembuluh darah

5. Masalah tulang dan sendi

6. Demensia

Pengobatan Sifilis

Pengobatan sifilis akan berbeda tergantung pada tingkat keparahannya. Semakin dini intervensi dilakukan tentu akan lebih sederhana pula cara pengobatan yang dilakukan.

Pada penderita sifilis primer dan sekunder, biasanya dokter akan melakukan terapi antibiotik yang dilakukan dengan penyuntikkan ke otot. Pada sifilis tersier biasanya antibiotik diberikan melalui selang infus. Pengobatan juga akan disesuaikan dengan komplikasi yang sudah terlanjur muncul.

Setelah melakukan terapi antibiotik, penderita sifilis akan diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan darah berkala untuk memastikan bakteri sifilis sudah sepenuhnya hilang dari tubuh.

Sifilis pada Bayi

Sifilis pada bayi disebut juga dengan sifilis kongenital. Ini adalah sifilis yang diderita pada bayi akibat penularan dari ibu penderita sifilis. Kondisi ini bisa dicegah dengan segera melakukan pengobatan bagi ibu penderita sifilis yang hamil. Namun, pencegahan penularan hanya bisa dilakukan jika pengobatan pada ibu dilakukan sebelum usia kehamilan 4 bulan.

Jika sudah terlanjur tertular, bayi akan mendapatkan beberapa terapi dari dokter segera setelah ia lahir untuk mencegah sifilis menjadi semakin parah dan menyebabkan komplikasi.

Itulah hal-hal tentang penyakit menular seksual sifilis yang tingkat penularannya sangat tinggi. Meski dapat diobati, ingatlah untuk selalu menghindari aktivitas seksual beresiko agar penyakit sifilis dan penyakit menular seksual lainnya bisa dihindari.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat