visitaaponce.com

Bukan Solusi, Marketplace Guru Dinilai Malah Jadi Kontroversi Baru

Bukan Solusi, Marketplace Guru Dinilai Malah Jadi Kontroversi Baru
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim.(Dok. MI)

PENGAMAT Pendidikan Cecep Darmawan menilai program marketplace untuk rekrutmen guru yang digagas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek), Nadiem Makarim, tidak solutif. Cecep menganggap marketplace guru itu malah menambah kontroversi baru.

Kontroversi muncul dari banyak aspek. Mulai dari istilah nama yang digunakan yang mencerminkan guru sebagai komoditi belaka, hingga prosedur perekrutan guru yang tidak jelas seperti apa implementasinya.

“Namanya kok marketplace, itu kan istilah di dunia bisnis, seakan-akan guru komoditi dan barang dagangan. Mungkin bisa dicari istilah lain yang lebih terhormat untuk guru,” ujar Cecep kepada Media Indonesia, Minggu (4/6).

Baca juga: DPR: Marketplace Guru Tak Selesaikan Akar Masalah Tenaga Pendidik Indonesia

Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia itu juga meminta Nadiem untuk fokus pada penyelesaian program rekrutmen 1 juta guru yang sampai hari ini masih terbengkalai. Ia turut mengkritisi pembenahan rekrutmen guru dengan sistem marketplace itu bukan solusi yang tepat.

“Selesaikan dulu masalah-masalah lama ini, jangan buat-buat yang baru yang malah bikin kontroversi. Jadi makin tidak ada peta jalan pembenahan guru. Tidak ada peta jalan kebijakan menyangkut grand design guru ke depan. Kalau dilihat kan reaktif saja kebijakannya. Permasalahan guru honorer ini mau diapakan? Sudah hampir dua tahun,” kata dia.

Baca juga: Mendikbud-Ristek Rancang Marketplace untuk Perekrutan PPPK Guru

“Jadi Pak Nadiem, menurut saya itu kerancuan dalam kebijakan. Niatnya bagus, tetapi cara dia mengatasi problem-nya tidak tepat. Kalau untuk swasta tidak masalah, silakan saja. Tetap rekrutmen guru ASN tidak bisa begitu. Nyanyiannya mau diangkat 1 juta guru itu, nyatanya masih jauh. Saya kira masalahnya bukan di situ saja sebenarnya. Banyak daerah yang enggan mengirimkan guru itu karena mereka merasa dibebani dengan APBD mereka. Harusnya pemerintah menjamin ketika mengangkat 1 juta guru, pembayarannya dari pusat,” tambahnya.

Sebelumnya hal senada juga dituturkan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda. Dia menilai gagasan Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim tentang marketplace guru tidak menyelesaikan akar permasalahan tenaga pendidikan di Indonesia.

Marketplace guru dinilai hanya menjawab isu distribusi guru saja. “Marketplace guru ini hanya akan memudahkan sekolah yang membutuhkan tenaga pendidik sesuai formasi yang dibutuhkan. Marketplace ini tidak menjawab bagaimana tenaga guru honorer bisa secepatnya diangkat menjadi ASN sehingga mereka mendapatkan kelayakan penghidupan,” ujar Huda.

Diketahui, gagasan marketplace guru ini diklaim oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dapat menyelesaikan masalah tenaga guru honorer yang terjadi menahun. Marketplace guru merupakan database yang dapat membantu pihak sekolah untuk menemukan calon tenaga pendidik yang dibutuhkan guna mengisi kekurangan pengajar di sekolah.

Sementara itu, hingga saat berita ini dibuat pihak Kemendikbud-Ristek belum memberi tanggapan apapun terkait kritikan program marketplace yang ditujukan kepada institusi itu.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat