visitaaponce.com

Harganas Ke-30,Tanoto Foundation Raih Penghargaan BKKBN

TANOTO Foundation sebagai salah satu organisasi filantropi yang bergerak di bidang pendidikan berhasil meraih penghargaan di Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30.

Anugerah yang diberikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan bentuk apresiasi atas dukungan dan kontribusi Tanoto Foundation dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Tanoto meraih anugerah itu atas kerja sama dalam Pengembangan Buku Penyuluhan dan LearningManagement System (LMS) Belajar Mandiri Kelas BKB Eliminasi Masalah Anak Stunting (BKB EMAS).

Baca juga: Peringati Hari Keluarga Nasional 2023, BKKBN: Banyak Keluarga yang Belum Paham Stunting

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Kepala BKKBN Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) kepada Eddy Henry, Head of Early Childhood Education and Development, Tanoto Foundation dalam acara Penganugerahan Piagam Penghargaan Bidang Apresiasi Lomba Bangga Kencana dan PPS, Selasa (4/7).

Dalam sambutannya,  Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN I Made Yudhistira Dwipayama selaku panitia perlombaan mengapresiasi semua pihak yang sudah mendukung program pemerintah. Mulai dari pemerintah daerah hingga mitra terkait turut serta dalam kegiatan penghargaan tersebut.

Total Ada 31 Jenis Lomba

"Total ada 31 jenis lomba yang sudah terselenggara dan hari ini kita masuk ke acara puncak pemberian penghargaan dan apresiasi kepada seluruh para pemenang yang telah berpartisipasi," ujarnya.

Lomba dan penghargaan tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua pihak untuk terus mendukung program pemerintah dalam upaya mempercepat penurunan stunting.

Baca juga: Peringati Hari Keluarga Internasional, BKKBN Imbau Tingkatkan Kualitas Kesehatan Mental Keluarga

Penghargaan tersebut diberikan kepada pemerintah daerah, individu hingga mitra kerja yang sudah berkontribusi selama ini.

Adapun, modul Kelas Pengasuhan BKB EMAS (Bina Keluarga Eliminasi Masalah Stunting) diintegrasikan ke dalam Learning Management System (LMS) yang sudah ada di dalam sistem Bina Mandiri (SiBIMA). Pengintegrasian itu sangat membantu para fasilitator dan kader BKB di daerah.

“Integrasi LMS paling tidak bisa memberikan dua hal yang sangat berguna. Pertama, membantu teman-teman fasilitator dan kader BKB di tingkat provinsi, kabupaten/kota dalam memandu kelas pengasuhan di daerah masing-masing," ujar CEO Global Tanoto Foundation, SatrijoTanudjojo dalam peluncuran beberapa waktu lalu.

"Kedua, tentu saja dengan keterbukaan akses LMS ini dapat memudahkan setiap orang untuk belajar secara mandiri terkait pengasuhan di 1000 HPK (hari pertama kehidupan),” jelas Sartijo.

Baca juga: Buku Stunting-Pedia Beri Referensi Penanganan Stunting Bagi Pemda 

Disampaikannya, salah satu isu tumbuh kembang anak usia dini yang menjadi prioritas pemerintah saat ini adalah stunting.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting adalah 21,6% atau turun 2,8% dari 24,4% di 2021.

Target Pemerintah Turunkan Angka 14% pada Tahun 2024

"Pendekatan pendampingan keluarga berisiko stunting akan menjadi faktor utama untuk mencapai target pemerintah di angka 14% di tahun 2024. Jadi kita masih punya waktu 1,5 tahun untuk mencapai 14% tersebut,” imbuhnya.

Untuk mencapai target tersebut, lanjut Satrijo, berbagai terobosan dalam intervensi spesifik dan sensitif sangat diperlukan. Integrasi LMS dalam SiBIMA BKB EMAS adalah salah satu terobosan yang bisa mendukung upaya percepatan penurunan stunting.

Baca juga: Tanoto Foundation Bersama Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi Peduli Pendidikan Dasar dan Masalah Stunting

“Menurut kami pengbangan pengasuhan BKB EMAS dan pengintegrasian ke dalam LMS adalah salah satu bentuk terobosan yang tepat di era digital ini,” tambahnya.

Tanoto Foundation yang memiliki misi untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia, dengan semangat itu, sejak 5 tahun lalu,

Tanoto Foundation telah ikut berkontribusi dalam upaya percepatan penurunan stunting dan sejak 3 tahun terakhir telah mendukung BKKBN dalam usaha percepatan penurunan stunting berbasis keluarga.

“Saya percaya upaya dan kerja keras kita bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi penurunan prevalensi stunting, bahkan kita optimis untuk bisa menurunkan Stunting bagi Balita angka nol. Sehingga anak-anak kita bisa tumbuh menjadi generasi masa depan yang unggul dan kita bisa mencapai generasi emas di 2045,” kata Satrijo. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat