visitaaponce.com

Amman Mineral Ambil Peran untuk Turunkan Stunting di Sumbawa Barat

Amman Mineral Ambil Peran untuk Turunkan Stunting di Sumbawa Barat
Community Development Manager PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Dimas Purnama berbincang dengan peserta saat hadir dalam Executive Forum(MI/Susanto)

SEMUA pihak perlu bersama-sama melakukan upaya pengentasan stunting untuk menuju target 14% pada 2024. Salah satu yang penting ialah peran sektor swasta. Dalam hal ini, Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mengambil peran mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Sumbawa Barat.

"Amman mineral mengambil penelitian mengintervensi isu yang paling sistemik di masyarakat, yakni stunting, untuk memberikan warisan terbaik bagi negara," kata Community Development Manager PT Amman Mineral Nusa Tenggara Dimas Purnama dalam acara Executive Forum Media Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (20/7).

Di Sumbawa Barat, Amman Mineral berkolaborasi dengan Care Peduli Sumbawa Barat untuk penanganan stunting. Program itu berjalan dari Oktober 2022 hingga Oktober 2025. Ada beberapa intervensi utama yang dilakukan Amman Mineral yakni perbaikan gizi dan kesehatan ibu hamil dan menyusui, serta peningkatan akses pangan bergizi.

Baca juga: Angka Stunting Pengaruhi Skor PISA Negara

Aksi nyata yang dilakukan di antaranya ialah memberikan makanan tambahan yang sesuai dengan pedoman pemerintah. Dimas menyatakan, pada keluarga yang memiliki anak terindikasi stunting, pihaknya akan memberikan bantuan berupa bahan makanan seperti beras dan sembako. Kemudian mereka memberikan edukasi mengenai pengolahan makanan yang baik. Selain itu, mereka juga menyediakan makanan jadi untuk dibagikan kepada masyarakat.

Di lapangan, ia menemukan sejumlah masalah dalam penurunan angka stunting. Salah satu yang paling mencuat adalah relasi gender dalam keluarga. Dimas menyatakan, di Sumbawa Barat, sosok ibu tidak memiliki hak menentukan keputusan rumah tangga, termasuk keuangan. Hingga akhirnya banyak pengeluaran rumah tangga yang dihabiskan oleh pihak bapak.

Baca juga: Kolaborasi Penurunan Stunting Perlu Diperbaiki

"Misalnya ialah rokok. Ini spendingnya cukup besar. Misalnya satu bungkus Rp30 ribu sampai Rp40 ribu, dan itu hanya dihabiskan sendiri. Tapi ibu-ibu tidak bisa protes," ucap dia.

Karenanya, ia bersama dengan pendamping keluarga berupaya memberikan edukasi kepada keluarga agar memprioritaskan gizi yang baik untuk ibu hamil dan anak.

Meskipun belum 100% keluarga yang ditangani, namun ada indikasi penurunan stunting di daerah tersebut selama beberapa bulan program berjalan.

"Ada tren sebesar 36% anak keluar dari stunting. Dan mayoritas anak mengalami peningkatan berat badan rata-rata 200 gram setiap bulan. Jadi kami merasa bahwa program ini ada di jalur yang benar. Tapi memang angka penambahan stunting masih cukup tinggi. Karenanya butuh upaya lebih kuat lagi," ucap dia.

Selain Sumbawa Barat, pihaknya juga melakukan upaya penurunan stunting di provinsi lainnya, yakni Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Jawa Barat dan Kalimantan Barat.

"Program ini kami lakukan dan evaluasi terus. Memang program ini masih belum sempurna karena baru berjalan satu tahun. Tapi kalau kami lihat dari pengukuran berat badan dan fakta lapangan, jika program ini dimonitor dengan baik dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak kompeten, ini akan menuju ke arah yang tepat dan baik," pungkas Dimas. (Ata/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat