visitaaponce.com

Ini Penyebab Ibu Bekerja Berhenti Menyusui

Ini Penyebab Ibu Bekerja Berhenti Menyusui
Ilustrasi(Freepik)

KETUA Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Naomi Esthernita mengatakan tidak adanya dukungan menyusui di tempat kerja menjadi salah satu penyebab berhentinya atau tidak menyusui lagi perempuan pekerja.

"Dengan keterbatasan dukungan menyusui di tempat kerja itu menyebabkan berhentinya atau tidak menyusui lagi. Ibu-ibu yang harusnya menyusui lebih lama tapi jadinya berhenti lebih awal karena harus masuk kerja," ucap Naomi, dikutip Sabtu (19/8).

Naomi mengatakan, dari data yang didapat, sebanyak 45% perempuan pekerja di Indonesia berhenti menyusui karena kembali bekerja.

Baca juga : Fakta ASI Eksklusif, Satu-Satunya Sumber Nutrisi Selama 6 Bulan Pertama Kehidupan

Padahal, menyusui akan mencegah 20.000 kematian ibu dan kasus kanker payudara setiap tahunnya serta mencegah 823.000 kematian bayi setiap tahunnya.

Dukungan menyusui di tempat kerja, dikatakan Naomi, penting terlepas dari apapun tempat pekerjaannya, tipe kerjaannya dan pekerjaan apa yang dilakukannya.

Ia juga menambahkan, saat ini, lebih dari setengah miliar perempuan bekerja memiliki akses yang kurang terhadap peraturan maternitas dan sering kali tidak ada dukungan untuk mereka kembali bekerja setelah melahirkan.

Baca juga : Seberapa Petingnya Sih ASI untuk Bayi? Simak Artikel Berikut Ini!

"Sebenarnya perempuan itu punya hak untuk satu atau lebih jeda harian untuk breastfeeding break atau pengurangan waktu kerja untuk menyusui atau memerah, durasi atau prosedur jam tersebut ditentukan oleh undang-undang kebijakan nasional jam menyusui dihitung sebagai waktu kerja dan dibayar," ucap dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Kepala departemen pediatri Universitas Tarumanegara itu membeberkan beberapa manfaat dukungan menyusui di tempat kerja yaitu perusahaan akan mendapat image yang sangat baik karena mendukung perempuan-perempuan pekerja, selain itu juga menurunkan jumlah permintaan cuti, juga menurunkan ketidakhadiran yang berkaitan dengan maternitas, meningkatkan jumlah pekerja perempuan dan menurunkan angka turnover atau pengunduran diri karyawan.

Bentuk dukungan yang bisa diberikan perusahaan untuk perempuan pekerja yang menyusui adalah dengan menyediakan ruang laktasi yang layak untuk menyusui, memerah, dan menyimpan ASI di area yang layak serta bersih, sehingga tidak harus memerah di toilet yang tidak higienis.

Baca juga : Mom Uung Gelar Roadshow Bahas Menyusui Bayi, Stunting, dan Support System 

"Ruang laktasi ini harus bersih, nyaman, aman dan privat untuk ibu, harus cukup space-nya untuk bisa digunakan si Ibu dan mudah dijangkau, ada furniturenya, ada air bersih, ada penerangan cukup, ventilasi cukup dan jangan lupa kebersihan," jelas Naomi.

UNICEF telah mencontohkan ruang laktasi yang dianjurkan yaitu terdiri dari kursi yang nyaman, stop kontak untuk alat pompa ASI, meja, lampu dengan penerangan baik, kulkas menyimpan ASI, tempat sampah, tisu, wastafel untuk cuci tangan, sabun dan pintunya yang dapat dikunci. (Ant/Z-1)

Baca juga : Bunda Harus Tahu! Tips Menyusui Bayi Kembar

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat