visitaaponce.com

Tujuh Aturan dalam Fikih Salat Berjemaah

Tujuh Aturan dalam Fikih Salat Berjemaah
Ilustrasi.(MI/Andri Widiyanto.)

BANYAK aturan terkait salat berjemaah yang mesti dipahami umat Islam. Aturan dalam salat berjemaah banyak dibahas para ulama, salah satunya Imam Nawawi. 

Kali ini kita membahas tujuh aturan dalam salat berjemaah, termasuk azan, yang dinukil dari Kitab Nihayatuz Zain karya Syaikh Nawawi Al-Bantaniy dan Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab karya Imam Nawawi. Berikut paparan tujuh aturan salat berjemaah dan hal yang terkait.

1. Satu rakaat untuk makmum masbuk.

بسم الله الرحمن الرحيم 

:قال المصنف رحمه الله تعالی

(ﻭ) ﺗﺪﺭﻙ (ﺭﻛﻌﺔ) ﻟﻤﺴﺒﻮﻕ ﺃﺩﺭﻙ اﻹﻣﺎﻡ ﺭاﻛﻌﺎ ﺃﻭ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﻣﺤﻞ ﻗﺮاءﺗﻪ ﺑﺄﻣﺮﻳﻦ (ﺑﺘﻜﺒﻴﺮﺓ اﻹﺣﺮاﻡ) ﻓﻴﻜﺒﺮ اﻟﻤﺴﺒﻮﻕ ﻟﻹﺣﺮاﻡ ﻭﺟﻮﺑﺎ ﺛﻢ ﻟﻠﺮﻛﻮﻉ ﻧﺪﺑﺎ 

Dan dapat satu rakaat bagi makmum masbuk jika ia mengejar imam dalam keadaan rukuk atau pada akhir letak bacaannya dengan dua syarat.

Baca juga: Lima Bahasan Seputar Salat Berjemaah dalam Mazhab Syafii

a. Makmum takbiratul ihram. 

Makmum masbuk wajib bertakbir untuk takbiratul ihram. Ia kemudian disunahkan takbir untuk rukuk (takbir intiqal).

ﻓﺈﻥ ﻧﻮاﻫﻤﺎ ﺑﺘﻜﺒﻴﺮﺓ ﻭاﺣﺪﺓ ﻣﻘﺘﺼﺮا ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻟﻢ ﺗﻨﻌﻘﺪ ﺻﻼﺗﻪ ﻟﺘﺸﺮﻳﻜﻪ ﺑﻴﻦ ﻓﺮﺽ ﻭﺳﻨﺔ ﻣﻘﺼﻮﺩﺓ ﻓﺄﺷﺒﻪ ﻧﻴﺔ اﻟﻈﻬﺮ ﻭﺳﻨﺘﻪ

Jika ia meniatkan keduanya dengan sekali takbir karena tujuan meringkas, tidak sah shalatnya. Ini karena bersekutunya antara takbir wajib dan takbir sunah yang diniatkan menyerupai niat salat fardu zuhur dan salat sunahnya.

(ﻭ) ﺑﺈﺩﺭاﻙ (ﺭﻛﻮﻉ ﻣﺤﺴﻮﺏ) ﻟﻹﻣﺎﻡ ﺑﺄﻥ ﻳﻜﻮﻥ اﻹﻣﺎﻡ ﻣﺘﻄﻬﺮا ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺭﻛﻌﺔ ﺯاﺋﺪﺓ ﺳﻬﺎ ﺑﻬﺎ (ﺗﺎﻡ) ﺑﺄﻥ ﻳﻄﻤﺌﻦ ﻓﻲ ﺭﻛﻮﻋﻪ ﻗﺒﻞ اﺭﺗﻔﺎﻉ ﺇﻣﺎﻣﻪ ﻋﻦ ﺃﻗﻞ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭﻫﻮ ﺑﻠﻮﻍ ﺭاﺣﺘﻴﻪ ﺭﻛﺒﺘﻴﻪ (ﻳﻘﻴﻨﺎ) 

b. Mengejar (rukuk yang dihitung) bagi imam.

Baca juga: 11 Perkara dalam Salat Berjemaah

Imam dalam keadaan suci pada selain rakaat yang berlebih karena ia lupa (lagi rukuk yang sempurna). Tumakninah dalam rukuk sebelum bangkit imam dari paling sedikit rukuk yang sah. Ini berarti kedua telapak tangannya sampai pada kedua lututnya (secara yakin).

ﻭﻳﺤﺼﻞ اﻟﻴﻘﻴﻦ ﺑﺮﺅﻳﺔ اﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ اﻟﺒﺼﻴﺮ ﻣﻊ اﻟﻀﻮء ﺃﻭ ﺑﻮﺿﻊ ﻳﺪﻩ ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮﻩ ﻓﻲ اﻷﻋﻤﻰ ﻭﻣﻦ ﻓﻲ ﻇﻠﻤﺔ ﺃﻭ ﺳﻤﺎﻋﻪ ﺗﺴﺒﻴﺢ اﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ اﻟﺮﻛﻮﻉ 

Dan tercapai keyakinan dengan melihat imam dengan mata pada kondisi terang benderang atau dengan meletakkan tangannya di atas punggung imam bagi makmum yang buta dan orang dalam kondisi gelap gulita atau dengan pendengarannya mendengar tasbih imam.

ﻭﻻ ﻳﻜﻔﻲ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ اﻟﻈﻦ ﻭﻻ ﺳﻤﺎﻉ ﺻﻮﺕ اﻟﻤﺒﻠﻎ 

Baca juga: 10 Persoalan dalam Fikih Kurban

Dan tidak mencukupi di dalam hal yang demikian itu hanya dengan dugaan tanpa mendengar suara mubalig.

ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻄﻤﺌﻦ ﺃﻭ اﻃﻤﺄﻥ ﺑﻌﺪ اﺭﺗﻔﺎﻉ اﻹﻣﺎﻡ ﻋﻦ ﺃﻗﻞ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﺃﻭ ﺷﻚ ﻫﻞ اﻃﻤﺄﻥ ﻗﺒﻞ ﺫﻟﻚ اﻻﺭﺗﻔﺎﻉ ﻷﻥ ﺇﺩﺭاﻙ ﻣﺎ ﻗﺒﻞ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﺑﺎﻟﺮﻛﻮﻉ ﺭﺧﺼﺔ ﻓﻼ ﻳﺼﺎﺭ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺇﻻ ﺑﻴﻘﻴﻦ

Lain hal jika makmum tidak tumakninah atau makmum tumakninah sesudah bangkitnya imam dari paling sedikit rukuknya yang sah atau makmum ragu ia tumakninah sebelum imam bangkit. Ini karena mengejar rakaat sebelum rukuk dengan rukuk merupakan keringanan. Karenanya, tidak dijadikan hal itu kecuali dengan yakin (tidak sah kecuali dengan yakin, bukan hanya dugaan).

Baca juga: 15 Masalah Kurban Dijawab Imam Nawawi Mazhab Syafii

 ﻓﻼ ﻳﻜﺘﻔﻲ ﺑﻐﻠﺒﺔ اﻟﻈﻦ ﺧﻼﻓﺎ ﻟﺰﺭﻛﺸﻲ ﻭﻳﺴﺠﺪ اﻟﺸﺎﻙ ﻟﻠﺴﻬﻮ ﻷﻧﻪ ﺷﺎﻙ ﺑﻌﺪ ﺳﻼﻡ اﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﻋﺪﺩ ﺭﻛﻌﺎﺗﻪ ﻓﻠﻢ ﻳﺘﺤﻤﻠﻪ ﻋﻨﻪ  

Karena itu, tidak menjadikan cukup (tidak sah) hanya dengan dugaan kuat. Ini berbeda pendapat dengan Syaikh Az-Zarkasyi. Sujud sahwi karena ragu saat keraguannya sesudah salam imam terkait jumlah rakaatnya dan imam tidak menanggungnya untuk si makmum.

ﻭﺇﺫا ﻭﺟﺪ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻫﺬﻩ اﻟﺸﺮﻭﻁ ﺃﺩﺭﻙ اﻟﺮﻛﻌﺔ ﻭﻟﻮ ﻗﺼﺮ ﺑﺘﺄﺧﻴﺮ ﺗﺤﺮﻣﻪ ﺇﻟﻰ ﺭﻛﻮﻉ اﻹﻣﺎﻡ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﻋﺬﺭ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺃﺩﺭﻙ ﺭﻛﻌﺔ ﻣﻦ اﻟﺼﻼﺓ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻴﻢ اﻹﻣﺎﻡ ﺻﻠﺒﻪ ﻓﻘﺪ ﺃﺩﺭﻛﻬﺎ

Baca juga: Rukun Salat, Sunah Salat, Syarat Sah, dan Syarat Wajibnya

Apabila ditemukan syarat-syarat ini pada imam, makmum masbuk mendapat satu rakaat sekali pun makmum meringkas dengan mengakhirkan takbiratul ihramnya sampai rukuknya imam tanpa uzur. Ini karena sabda Nabi SAW, "Barangsiapa mengejar satu rakaat dari salat sebelum imam menegakkan punggungnya, ia telah memperolehnya (mendapat satu rakaat)."

Kitab Nihayatuz Zain.

2. Makruh salat bermakmum kepada imam yang fasik dan ahli bidah.

بسم الله الرحمن الرحيم 

:قال المصنف رحمه الله تعالی

ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ اﻟﺼﻼﺓ ﻭﺭاء اﻟﻔﺎﺳﻖ ﺻﺤﻴﺤﺔ ﻟﻴﺴﺖ ﻣﺤﺮﻣﺔ ﻟﻜﻨﻬﺎ ﻣﻜﺮﻭﻫﺔ ﻭﻛﺬا ﺗﻜﺮﻩ ﻭﺭاءﻩ اﻟﻤﺒﺘﺪﻉ اﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻜﻔﺮ ﺑﺒﺪﻋﺘﻪ ﻭﺗﺼﺢ

Para sahabat kami telah berkata, "Salat di belakang orang fasik tergolong sah, bukan yang diharamkan, akan tetapi yang dimakruhkan. Makruh juga salat di belakang ahli bidah yang tidak kafir dengan sebab kebidahannya."

Baca juga: 14 Doa Iftitah sesuai Sunah Rasulullah

 ﻓﺈﻥ ﻛﻔﺮ ﺑﺒﺪﻋﺘﻪ ﻓﻘﺪ ﻗﺪﻣﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺗﺼﺢ اﻟﺼﻼﺓ ﻭﺭاءﻩ ﻛﺴﺎﺋﺮ اﻟﻜﻔﺎﺭ 

Jika kafir dengan sebab kebidahannya, kami sudah menuturkan, bahwa tidak sah shalat di belakangnya, dihukumi sama seperti orang-orang kafir lain.

ﻭﻧﺺ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻓﻲ اﻟﻤﺨﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﻛﺮاﻫﺔ اﻟﺼﻼﺓ ﺧﻠﻒ اﻟﻔﺎﺳﻖ ﻭاﻟﻤﺒﺘﺪﻉ ﻓﺈﻥ ﻓﻌﻠﻬﺎ ﺻﺤﺖ 

Dan nash Imam Syafii dalam kitab Al-Mukhtashor menyatakan makruh salat di belakang orang yang fasik dan ahli bidah. Jika seseorang melakukannya tetap sah salatnya.

Baca juga: Doa-Doa Mohon Rezeki dan Kaya yang Dipanjatkan Rasulullah

ﻭﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻻ ﺗﺼﺢ ﻭﺭاء ﻓﺎﺳﻖ ﺑﻐﻴﺮ ﺗﺄﻭﻳﻞ ﻛﺸﺎﺭﺏ اﻟﺨﻤﺮ ﻭاﻟﺰاﻧﻲ ﻭﺫﻫﺐ ﺟﻤﻬﻮﺭ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﺇﻟﻰ ﺻﺤﺘﻬﺎ

Dan Imam Malik berkata, "Tidak sah salat di belakang orang yang fasik tanpa takwil, seperti peminum khamr dan pelaku zina." Sedangkan jumhur ulama berpendapat sah.

Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab

"Contoh perbuatan fasik terang-terangan zaman sekarang ialah pacaran. Makruh hukumnya bermakmum kepada orang yang kita melihatnya melakukan kefasikan itu," tutur Abdurrachman Asy-Syafii.

Adapun contoh bidah zaman sekarang, lanjutnya, ialah akidah wahabi. Jika berpendapat wahabi tidak kafir, hukumnya makruh salat di belakang pengikut paham itu. Ini sama saja seandainya wahabi menjadi imam Masjidil Haram. Karenanya, lebih utama membuat jamaah sendiri sekalipun hanya satu makmum. Ini karen meskipun jemaah banyak jika imam ahli bidah, hukumnya tetap makruh. 

3. Qari bermakmum kepada ummi.

بسم الله الرحمن الرحيم 

:قال المصنف رحمه الله تعالی

ﺇِﺫَا ﺻَﻠَّﻰ اﻟْﻘَﺎﺭِﺉُ ﺧَﻠَﻒَ ﺃُﻣِّﻲٍّ ﺑَﻄَﻠَﺖْ صَلَاﺓُ اﻟْﻤَﺄْﻣُﻮْﻡِ ﻭَﺻَﺤَّﺖْ صَلَاﺓُ الْإِﻣَﺎﻡِ ﻭَﻛَﺬَا اﻟْﻤَﺄْﻣُﻮْﻣُﻮْﻥَ الْأُﻣِّﻴُّﻮْﻥَ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺪَّﻣْﻨَﺎﻩُ: ﻫَﺬَا ﻣَﺬًﻫَﺒُﻨَﺎ ﻭَﻣَﺬْﻫَﺐُ ﺃَﺣْﻤَﺪَ

Bila seorang qari (ahli membaca Al-Qur'an) salat di belakang imam ummi (kurang paham membaca Al-Qur'an), batal salat makmum dan sah salat imam. Sah juga salat makmum-makmum yang ummi sebagaimana penjelasan yang sudah kami dahulukan. Ini mazhab kami dan mazhab Imam Ahmad.

Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab

Abdurrachman Asy-Syafii menjelaskan qari ialah orang yang fasih dalam bacaan Al-Fatihah. Ummi ialah orang yang tidak fasih dan terdapat kesalahan dalam bacaan Al-Fatihah.

4. Urutan saf. 

بسم الله الرحمن الرحيم 

:قال المصنف رحمه الله تعالی 

(ﻭ) ﻧﺪﺏ ﻭﻗﻮﻑ (ﺭﺟﻠﻴﻦ) ﺃﻭ ﺻﺒﻴﻴﻦ ﺃﻭ ﺻﺒﻲ ﻭﺑﺎﻟﻎ (ﺃﻭ ﺭﺟﺎﻝ) ﺣﻀﺮﻭا اﺑﺘﺪاء (ﺧﻠﻔﻪ) 

Dan disunahkan posisi dua laki-laki dewasa atau dua anak kecil laki-laki atau anak kecil dan yang baligh (yang datang bersamaan) atau beberapa lelaki dewasa yang mereka hadir di awal berada di belakang imam. 

ﻭﻳﺴﻦ ﺃﻥ ﻳﻘﻒ ﺧﻠﻔﻪ ﺭﺟﺎﻝ ﻟﻔﻀﻠﻬﻢ ﻓﺼﺒﻴﺎﻥ ﺇﻥ اﺳﺘﻮﻋﺐ اﻟﺮﺟﺎﻝ اﻟﺼﻒ ﻭﺇﻻ ﻛﻤﻞ ﺑﻬﻢ ﺃﻭ ﺑﺒﻌﻀﻬﻢ ﻓﺨﻨﺎﺛﻰ ﻻﺣﺘﻤﺎﻝ ﺫﻛﻮﺭﺗﻬﻢ ﻓﻨﺴﺎء ﻟﻻﺗﺒﺎﻉ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﻻ ﻳﻜﻤﻞ ﺑﺎﻟﺨﻨﺎﺛﻰ ﻭﻻ ﺑﺎﻟﻨﺴﺎء ﺻﻒ ﻏﻴﺮﻫﻢ 

Dan disunahkan lelaki dewasa berada di belakang imam karena keutamaan mereka, lalu diikuti anak kecil jika lelaki dewasa sudah menghabiskan saf. Jika tidak, saf sempurna dengan para lelaki dewasa yang ada atau dengan sebagian dari mereka, lalu diikuti orang yang punya dua alat kelamin, karena tidak jelas kejantanan mereka, lalu perempuan. Ini dilakukan karena ittiba'. Tidak sempurna saf diisi orang yang memiliki dua alat kelamin atau perempuan tanpa lelaki dewasa.

ﻭﺃﻥ ﺗﻘﻒ ﺇﻣﺎﻣﺘﻬﻦ ﻓﻲ ﻭﺳﻄﻬﻦ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺗﻘﺪﻡ ﻓﻠﻮ ﺃﻣﻬﻦ ﻏﻴﺮ اﻣﺮﺃﺓ ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻴﻬﻦ 

Imam perempuan berdiri di tengah-tengah makmum perempuan tanpa maju ke depan (sejajar). Jika yang menjadi imam bukan perempuan, ia maju di depan para makmum perempuan. 

Kitab Nihayatuz Zain.

5. Salat di sebelahnya ada perempuan tanpa pembatas.

بسم الله الرحمن الرحيم 

:قال المصنف رحمه الله تعالی

ﺇﺫا ﺻﻠﻰ اﻟﺮﺟﻞ ﻭﺑﺠﻨﺒﻪ اﻣﺮﺃﺓ ﻟﻢ ﺗﺒﻄﻞ ﻃﻼﺗﻪ ﻭﻻ ﺻﻼﺗﻬﺎ ﺳﻮاء ﻛﺎﻥ ﺇﻣﺎﻣﺎ ﺃﻭ ﻣﺄﻣﻮﻣﺎ ﻫﺬا ﻣﺬﻫﺒﺎ ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻭاﻷﻛﺜﺮﻭﻥ

Bila seorang lelaki salat dan di sisinya ada seorang perempuan, tidak batal salat si lelaki dan tidak batal juga salat si perempuan. Ini sama saja si lelaki seorang imam atau makmum. Ini mazhab kami. Imam Malik dan mayoritas ulama pun berpendapat demikian.

Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab.

6. Menunggu jemaah perempuan pulang.

بسم الله الرحمن الرحيم 

:قال المصنف رحمه الله تعالی

ﻭﺇﺫا ﺃﺭاﺩ ﺃﻥ ﻳﻨﺼﺮﻑ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﺧﻠﻔﻪ ﻧﺴﺎء اﺳﺘﺤﺐ ﻟﻪ ﺃﻥ ﻳﻠﺒﺚ ﺣﺘﻰ ﺗﻨﺼﺮﻑ اﻟﻨﺴﺎء ﻟﺌﻼ ﻳﺨﺘﻠﻄﻦ ﺑﺎﻟﺮﺟﺎﻝ

Bila seseorang hendak pulang, jika di belakangnya ada jemaah perempuan, disunahkan baginya tetap diam sampai jemaah perempuan pulang. Ini agar jemaah perempuan tidak bercampur baur dengan para lelaki.

 ﻟﻤﺎ ﺭﻭﺕ ﺃﻡ ﺳﻠﻤﺔ ﺭﺿﻰ اﻟﻠﻪ تعالى ﻋﻨﻬﺎ 

Ini karena hadis riwayat Ummu Salamah radhiyallahu ta'ala 'anha:

ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﺳﻠﻢ ﻗﺎم اﻟﻨﺴﺎء ﺣﻴﻦ ﻳﻘﻀﻲ ﺳﻼﻣﻪ ﻓﻴﻤﻜﺚ ﻳﺴﻴﺮا ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻡ

Sesungguhnya Nabi ﷺ apabila sudah salam, para perempuan berdiri ketika selesai salamnya, lalu Nabi ﷺ diam sejenak sebelum berdiri.

Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab.

7. Imam mengeraskan bacaan qunut.

بسم الله الرحمن الرحيم 

:قال المصنف رحمه الله تعالی 

ﺇﺫا ﻗﻨﺖ اﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ اﻟﺼﺒﺢ ﻫﻞ ﻳﺠﻬﺮ ﺑﺎﻟﻘﻨﻮﺕ ﻓﻴﻪ ﻭﺟﻬﺎﻥ ﻣﺸﻬﻮﺭاﻥ ﻋﻨﺪ اﻟﺨﺮاﺳﺎﻧﻴﻴﻦ ﻭﺣﻜﺎﻫﻤﺎ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ اﻟﻌﺮاﻗﻴﻴﻦ ﻭﻣﻨﻬﻢ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﺤﺎﻭﻱ

Bila imam membaca qunut dalam salat subuh, apakah ia mengeraskan bacaan qunut? Ada dua pendapat yang masyhur yaitu para ulama Khurasan dan para ulama Irak. Salah satu dari mereka ialah pengarang kitab Al-Hawiy.

(ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ) ﻻ ﻳﺠﻬﺮ ﻛﺎﻟﺘﺸﻬﺪ ﻭﻛﺴﺎﺋﺮ اﻟﺪﻋﻮاﺕ (ﻭﺃﺻﺤﻬﻤﺎ) ﻳﺴﺘﺤﺐ اﻟﺠﻬﺮ ﻭﺑﻪ ﻗﻄﻊ ﺃﻛﺜﺮ اﻟﻌﺮاﻗﻴﻴﻦ 

Salah satunya berpendapat tidak mengeraskan, seperti tasyahud dan doa-doa yang lain. Sedangkan pendapat yang paling sahih ialah disunahkan mengeraskan bacaan qunut. Mayoritas ulama Irak memutuskan dengan pendapat demikian.

ﻭﻳﺤﺘﺞ ﻟﻪ ﺑﺎﻟﺤﺪﻳﺚ اﻟﺬﻱ ﺳﻨﺬﻛﺮﻩ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻋﻦ ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻓﻲ ﻗﻨﻮﺕ اﻟﻨﺎﺯﻟﺔ ﻭﺑﺎﻟﻘﻴﺎﺱ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻟﻮ ﺳﺄﻝ اﻟﺮﺣﻤﺔ ﺃﻭ اﺳﺘﻌﺎﺫ ﻣﻦ اﻟﻌﺬاﺏ ﻓﻲ ﺃﺛﻨﺎء اﻟﻘﺮاءﺓ 

Dan berhujah bagi pendapat demikian dengan hadis yang segera akan kami tuturkan dalam waktu dekat dari Sahih Bukhari terkait qunut nazilah dan dengan qiyas pada seseorang memohon rahmat atau memohon perlindungan dari azab saat pertengahan bacaan Al-Qur'an.

ﻓﺈﻥ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻳﻮاﻓﻘﻪ ﻓﻲ اﻟﺴﺆاﻝ ﻭﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﻭﺑﻬﺬا اﺳﺘﺪﻝ اﻟﻤﺘﻮﻟﻲ 

Lalu makmum mengikuti imam di dalam permohonan itu dan mengaminkan. Al-Mutawalliy telah berdalil dengan pendapat ini.

ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻤﻨﻔﺮﺩ ﻓﻴﺴﺮ ﺑﻪ ﺑﻼ ﺧﻼﻑ ﺻﺮﺡ ﺑﻪ اﻟﻤﺎﻭﺭﺩﻱ ﻭاﻟﺒﻐﻮﻱ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ 

Sedangkan munfarid memelankan bacaan qunut. Al-Mawardiy, Al-Baghawiy, dan selain dari keduanya telah menjelaskan dengan pendapat demikian.

ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻤﺄﻣﻮﻡ ﻓﺈﻥ ﻗﻠﻨﺎ ﻻ ﻳﺠﻬﺮ اﻹﻣﺎﻡ ﻗﻨﺖ ﻭﺃﺳﺮ 

Dan adapun makmum, jika kami berkata imam tidak mengeraskan bacaan qunut, makmum membaca qunut dan memelankan bacaannya.

ﻭﺇﻥ ﻗﻠﻨﺎ ﻳﺠﻬﺮ اﻹﻣﺎﻡ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﻤﻊ اﻻﻣﺎﻡ ﻓﻮﺟﻬﺎﻥ ﻣﺸﻬﻮﺭاﻥ ﻟﻠﺨﺮاﺳﺎﻧﻴﻦ (ﺃﺻﺤﻬﻤﺎ) ﻳﺆﻣﻦ ﻋﻠﻰ ﺩﻋﺎء اﻹﻣﺎﻡ ﻭﻻ ﻳﻘﻨﺖ ﻭﺑﻬﺬا ﻗﻄﻊ اﻟﻤﺼﻨﻒ ﻭاﻷﻛﺜﺮﻭﻥ

Dan jika kami berkata imam mengeraskan bacaan qunut dan makmum mendengar imam, ada dua pendapat yang masyhur bagi para ulama Khurasan. Yang paling sahih dari keduanya ialah makmum mengaminkan doa imam dan tidak membaca qunut. Mushanif dan mayoritas ashab Syafii telah memutuskan dengan pendapat ini.

(ﻭاﻟﺜﺎﻧﻲ) ﻳﺘﺨﻴﺮ ﺑﻴﻦ اﻟﺘﺄﻣﻴﻦ ﻭاﻟﻘﻨﻮﺕ 

Dan pendapat kedua, boleh memilih antara mengaminkan dan membaca qunut.

ﻓﺎﻥ ﻗﻠﻨﺎ ﻳﺆﻣﻦ ﻓﻮﺟﻬﺎﻥ (ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ) ﻳﺆﻣﻦ ﻓﻲ اﻟﺠﻤﻴﻊ (ﻭﺃﺻﺤﻬﻤﺎ) ﻭﺑﻪ ﻗﻄﻊ اﻷﻛﺜﺮﻭﻥ ﻳﺆﻣﻦ ﻓﻲ اﻟﻜﻠﻤﺎﺕ اﻟﺨﻤﺲ اﻟﺘﻲ ﻫﻲ ﺩﻋﺎء ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺜﻨﺎء ﻭﻫﻮ ﻗﻮﻟﻪ ﻓﺈﻧﻚ ﺗﻘﻀﻲ ﻭﻻ ﻳﻘﻀﻰ ﻋﻠﻴﻚ ﺇﻟﻰ ﺁﺧﺮﻩ ﻓﻴﺸﺎﺭﻛﻪ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻪ ﺃﻭ ﻳﺴﻜﺖ ﻭاﻟﻤﺸﺎﺭﻛﺔ ﺃﻭﻟﻰ ﻷﻧﻪ ﺛﻨﺎء ﻭﺫﻛﺮ ﻻ ﻳﻠﻴﻖ ﻓﻴﻪ اﻟﺘﺄﻣﻴﻦ

Dan jika kami berkata mengaminkan, ada dua pendapat. Salah satunya berpendapat, mengaminkan seluruhnya. Sedangkan yang paling sahih dari keduanya ialah mengaminkan dalam lima kalimat yang merupakan doa. Adapun pujian, yaitu fa innaka taqdhi wa laa yuqdha 'alaik sampai akhirnya, makmum menyamai imam dalam bacaannya atau diam. Bersama-sama membaca itu lebih utama, karena yang demikian ialah pujian. Zikir pujian tidak layak diaminkan.

Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab

Itulah tujug aturan dalam salat berjemaah. Semoga dapat dipahami dan bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat