Mikroplastik Ganggu Kehidupan Biota Dasar Laut
![Mikroplastik Ganggu Kehidupan Biota Dasar Laut](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/554bdf758ca2a81bdf319e7beaa5bb3c.jpg)
GURU Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Etty Riani mengungkapkan, mikroplastik yang ada dalam lingkungan akan berpengaruh pada kehidupan biota dasar laut. Ia mengungkapkan bahwa mikroplastik akan tercampur oleh sedimen yang merupakan tempat biota dasar laut dan makin lama akan makin banyak.
“Selain hal tersebut, biota dasar banyak yang makan mengambil makanan berupa seresah, sehingga sedimennya itu sendiri akan termakan, sehingga jika pada sedimen tersebut terkontaminasi oleh mikroplastik, maka mikroplastik secara tidak sengaja akan dimakan,” kata Etty saat dihubungi, Minggu (3/9).
Ia membeberkan, padahal mikroplastik ini bisa sebagai inang antara B3, sehingga jika sedimen terkontaminasi B3, maka B3 tersebut akan masuk ke dalam mikroplastik. Ketika mikroplastik dalam sedimen termakan, maka B3 tersebut akan masuk ke dalam tubuh melalui proses makan.
Baca juga: Menko PMK: Sampah Plastik Menyusup sampai ke Darah Kita
Selain hal tersebut, bahan mikroplastik tersebut mirip dengan bahan bakar migas yang banyak mengandung B3. Ketika mikroplastik termakan maka tubuh biota tersebut akan terkontaminasi B3 dari bahan B3 yang terdapat pada mikropkastik itu sendiri. Ditambah B3 yang berasal dari sedimen namun masuk ke dalam mikroplastik, mengakibatkan B3 yang masuk menjadi ganda. Sehingga tentu akan membahayakan.
Namun, mikropalstik sendiri tidak akan masuk ke dalam darah karena ukurannya yang besar. Namun mikroplastik akan diKeluarkan dari saluran pencernaan, tetapi B3 yang terdapat di dalamnya bisa keluar dari MP dan masuk ke dalam darah untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Sehingga jika jumlah yg masuk banyak akan membahayakan kehidupan.
Baca juga: Memprihatinkan, Sungai Krembangan Penuh Eceng Gondok dan Sampah
Menurut dia, di Sungai Citarum dan Ciliwung, ditemukan mikroplastik, meski sangat sedikit. Namun, di lokasi yang padat penduduk mikroplastik makin banyak, khususnya di tempat kegiatan industri, terutama industri tekstil.
“Tantangannya penggunaan plastik tidak pernah berkurang, dan kesadaran masyarakat ut melakukan reuse, misalnya belum merata ke semua masyarakat. Belum lagi makin ke sini makin banyak produk yang menggunakan plastik multi layer sehingga penanganannya makin sulit,” beber Etty.
“Untuk itu perlu menyadarkan seluruh lapisan masyarakat untuk selalu berperilaku ramah lingkungan,” pungkasnya. (Z-10)
Terkini Lainnya
3 Juli Hari Apa? Yuk Kita Peringati dan Terapkan Sehari-hari
Penelitian Dampak Mikroplastik di Udara terhadap Kesehatan Perlu Digencarkan
PBB Ingatkan Daur Ulang Plastik tidak Cukup Tekan Pencemaran
40% Masyarakat Indonesia Belum Miliki Akses Pelayanan Pengumpulan Sampah
Jumlah Timbulan Sampah Plastik RI Naik Signifikan
Inisiatif Blibli Cinta Bumi Jadikan Java Jazz Festival 2023 Jadi Event Ramah Lingkungan
Gerakan Sekolah Sehat Tingkatkan Edukasi Sampah Plastik
KLHK Tegaskan Komitmen Akhiri Polusi Plastik lewat Kampanye Resik
Kurangi Sampah Plastik, Daging Kurban di Brebes Gunakan Daun Jati
KLHK Perkirakan Ada 608 Ton Sampah pada Idul Adha Tahun Ini
Showcase Jalan Aspal Plastik Jadi Sarana Belajar Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Infrastruktur
Pemkot Jakarta Utara Bersama Komunitas Gelar Kampanye Bebas Sampah Plastik
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap