visitaaponce.com

Enam Universitas di Indonesia Jadi Pusat Pembelajaran Bahasa dan Inovasi Tiongkok

Enam Universitas di Indonesia Jadi Pusat Pembelajaran Bahasa dan Inovasi Tiongkok
Penandatanganan kerja sama antara enam universitas di Indonesia dengan Pusat Bahasa Tiongkok secara daring, Sabtu (9/9).(Ist)

PADA Minggu (9/9), Chinese Testing International Co Ltd (CTI), di bawah kewenangan Chinese Language Education Center (CLEC), bersama dengan enam universitas terkemuka di Indonesia yaitu Universitas Pancasila, LSPR Institute of Communication and Business, Universitas Gadjah Mada, Universitas Ciputra Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Padjadjaran, menandatangani perjanjian kerja sama strategis untuk meluncurkan Program Chinese Language and Innovation Center secara daring. 

Kesepakatan ini bertujuan untuk memperluas akses pendidikan bahasa Mandarin dan uji kemampuan bahasa Mandarin di Indonesia. Acara ini dibuka dengan pemutaran video hasil pemenang lomba Embrace the World Through Chinese 2023 HSK Short Videos Competition, yang dimenangi  Sandy Riayi sebagai juara 1 dan Dewi sebagai peringkat 3. Mereka ialah mahasiswa asal Indonesia yang sedang berkuliah di Beijing Languange Culture University. 

Program Chinese Language and Innovation Center merupakan inisiatif internasional yang dirancang untuk memberikan layanan pembelajaran dan pengujian bahasa Mandarin kepada para pelajar bahasa Mandarin, memperkenalkan budaya Tiongkok, dan menjalankan kursus serta penelitian terkait pendidikan bahasa Mandarin.

Kerja sama ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia dan mempromosikan pasar pembelajaran dan pengujian bahasa Mandarin. Program ini akan memberikan berbagai layanan kepada masyarakat, termasuk layanan pembelajaran dan pengujian bahasa Mandarin internasional, pengajaran, dan pengujian bahasa Mandarin secara luring dan daring, konsultasi untuk mahasiswa asing yang belajar di Tiongkok, kursus dan penelitian terkait budaya Tiongkok, pengembanganan program pendidikan bahasa Mandarin dan vokasional, dan layanan lain yang mendukung pendidikan bahasa Mandarin Internasional. 

Sementara universitas-universitas Indonesia akan mengoperasikan Program Chinese Language and Innovation Center serta mengembangkan pengajaran bahasa Mandarin lokal.

Direktur Jenderal CLEC Ma Jianfei dalam sambutannya mengatakan bahwa Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang menunjukkan dalam pertemuan dengan Presiden Joko di Jakarta bahwa kedua belah pihak harus terus memperdalam rasa saling percaya strategis, terus memperluas kerja sama pragmatis, dan kerja sama yang erat di bidang multilateral. 

"Enam pusat pembelajaran dan inovasi Tiongkok yang dibangun bersama kali ini adalah langkah-langkah penting untuk secara aktif menerapkan semangat pidato para pemimpin kedua negara dan Kemitraan Strategis Komprehensif antara Tiongkok dan Indonesia. Pengembangan mendalam pertukaran bahasa akan meletakkan dasar yang kuat untuk lebih mempromosikan komunikasi kebijakan, konektivitas fasilitas, kelancaran perdagangan, konektivitas keuangan, dan hubungan orang-ke-orang antara kedua negara," ujar Jianfei.


Baca juga: Sekolah Ilmu Lingkungan UI Buka Kelas Lansia Waspada Penyakit Degeneratif


Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Tiongkok dan merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, di bawah bimbingan strategis kedua kepala negara, kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia telah membuat banyak kemajuan substansial. 

"Keberhasilan penandatanganan enam pusat pembelajaran dan inovasi Tiongkok saat ini menandai kemajuan besar pendidikan Tiongkok di Indonesia. Ini memainkan peran penting dalam mengimplementasikan konsensus kedua kepala negara dan memperdalam kerja sama strategis antara Tiongkok dan Indonesia, terutama dalam mempromosikan kerja sama di bidang bahasa, budaya, dan inovasi. Ini juga memainkan peran penting dalam bidang pendidikan dan bisnis antara Tiongkok dan Indonesia," kata Djauhari dalam keterangan yang diterima, Senin (11/9). 

Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno mengatakan bahwa Tiongkok sekarang menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, dan Indonesia adalah tujuan investasi terbesar Tiongkok di Asia Tenggara. Tiongkok dan Indonesia juga telah bekerja sama di bidang lain seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan dan pariwisata. 

"Permintaan pembelajaran bahasa Mandarin semakin kuat di Indonesia, dengan potensi pembangunan yang besar. Dia berharap kerja sama ini dapat memainkan peran utama dalam mempromosikan pembangunan ekonomi, budaya dan pendidikan kedua negara," ujar Edie.

Sementara itu, Rektor Unpad Rina Indiastuti mengusulkan bahwa pendirian enam pusat inovasi pembelajaran bahasa Mandarin universitas memiliki makna strategis dalam mempromosikan pengembangan dan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia di berbagai bidang budaya, pendidikan, dan inovasi. 

"Melalui proyek ini, siswa Indonesia akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar dan bertumbuh. Proyek ini juga membawa harapan bagi siswa dari dua negara untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dan inovasi lintas budaya, dan berkontribusi pada pengembangan dan kemakmuran Tiongkok dan Indonesia," katanya.

Penandatanganan perjanjian kerja sama ini merupakan langkah besar dalam memperluas pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia. Hal ini juga memperkuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok dalam bidang bahasa, budaya, dan inovasi. Kerja sama ini membuka peluang kemitraan dengan dunia pendidikan, dunia usaha, dan dunia industri, sejalan dengan konsep 'Merdeka Belajar' yang dicanangkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat