visitaaponce.com

Penjiplakan Lagu Halo-Halo Bandung Merupakan Masalah Moral

Penjiplakan Lagu Halo-Halo Bandung Merupakan Masalah Moral
Tangkap layar video clip Halo-halo Bandung(Youtube )

PENJIPLAKAN lagu nasional Halo-Halo Bandung yang diubah menjadi Hello Kuala Lumpur merupakan masalah moral yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam menciptakan sebuah karya. Apalagi yang dijiplak merupakan lagu nasional.

"Secara umum penjiplakan merupakan suatu tindakan yang tidak etis bahkan dikatakan tidak bermoral dalam karya. Lagu nasional Malaysia berjudul Negaraku iramanya juga mirip lagu Terang Bulan. Malaysia memang agak terkenal soal plagiasi. Sehingga kalau menurut saya menuntut ya wajar-wajar saja," kata mantan dosen filsafat UGM sekaligus pengamat budaya Achmad Charris Zubair saat dihubungi, Kamis (14/9).

Baca juga: Kasus Plagiarisme Malaysia yang Berulang Disebabkan Banyak Faktor

Achmad menjelaskan Halo-Halo Bandung itu diciptakan dalam rangka mengenang tragedi Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946 sehingga warga Bandung banyak yang mengungsi, para pejuang membakar gedung dan rumah supaya tidak dikuasai oleh penjajah. Itu merupakan satu lagu mewakili situasi di jaman itu. Apalagi ibu dari Achmad merupakan salah satu pengungsi dari Bandung ke Yogyakarta pada tragedi tersebut.

Kasus plagiasi yang dilakukan bukan lah yang pertama sudah banyak kasus yang diklaim sepihak oleh Negeri Jiran tersebut. Ini juga pelajaran bagi anak muda agar lebih memaknai sejarah dan budaya yang dimiliki.

Baca juga: Viral Lagu Hello Kuala Lumpur Mirip Halo-Halo Bandung, Kemendikbud Tempuh Jalur Hukum

"Masyarakat kita juga kurang memaknai nilai-nilai sejarah dan seringkali hanya dinyanyikan tanpa ada kesadaran tanpa mengerti cerita dibaliknya. Sehingga ini perlu ada literasi sejarah tetapi juga melindungi hak cipta itu juga sangat penting. Saat ini orang sudah ada kesadaran," pungkasnya. (Iam/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat